DPP  

Menakar Potensi Airlangga Hartarto Jadi Cawapres Prabowo

Berita Golkar – Berikut ini rekam jejak dan peluang Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Golkar yang menjadi salah satu kandidat calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto.

Sosok cawapres pendamping bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto hingga saat ini masih belum ditentukan.

Sejumlah nama disebut-sebut berpeluang mendampingi Prabowo yakni Menteri BUMN Erick Thohir, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra.

Meski namanya kini tersaingi oleh kadernya sendiri, Ridwan Kamil, Airlangga Hartarto tetap memiliki peluang untuk menjadi cawapres Prabowo. Terlebih hingga saat ini, Partai Golkar menyatakan masih mendorong Airlangga sebagai cawapres Prabowo.

“Golkar tidak mengubah posisi politik kita, yaitu tetap mencalonkan Prabowo sebagai capres dan mendorong Pak Airlangga selaku cawapres,” kata Ketua DPP Golkar, Dave Laksono, Jumat (15/9/2023).

Rekam jejak Airlangga Hartarto: Segudang pengalaman di eksekutif dan legislatif

Airlangga Hartarto lahir di Surabaya, 1 Oktober 1962 atau saat ini berusia hampir 61 tahun. Ia berasal dari keluarga berada mengingat ayahnya, Hartarto Sastrosoenarto merupakan Menteri Perindustrian di era Orde Baru.

Selain sebagai politisi, Airlangga Hartarto dikenal sebagai seorang pengusaha. Ia tercatat pernah menduduki jabatan di sejumlah perusahaan yakni sebagai Presiden Komisaris PT Fajar Surya Wisesa Tbk, Presiden Komisaris PT Ciptadana Sekuritas, Presiden Direktur PT Bisma Narendra dan Komisaris PT Sorini Corporation Tbk.

Kariernya di pemerintahan dimulai saat ia menjadi anggota DPR pada Pemilu 2004 dan menduduki jabatan Ketua Komisi VII DPR RI pada 2007-2009.

Lulusan Fakultas Teknik UGM ini kemudian terpilih lagi sebagai anggota DPR periode 2009-2014 untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat V dan menjabat sebagai Ketua Komisi VI yang membidangi perindustrian, perdagangan, UKMK, Investasi dan BUMN.

Dari legislatif, Airlangga Hartarto kemudian masuk ke eksekutif. Hal itu terjadi saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan perombakan kabinet pada 27 Juli 2016. Jokowi menunjuk Airlangga Hartarto menjadi Menteri Perindustrian menggantikan Saleh Husin.

Airlangga kemudian kembali dipercaya dalam periode kedua pemerintahan Jokowi. Ia diberi posisi strategis yakni menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Perekonomian.

Menjadi Ketua Umum Partai Golkar

Tak hanya sukses di pemerintahan, Airlangga Hartarto juga sukses di Partai Golkar hingga akhirnya menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Sebelum menahkodai Partai Golkar, Airlangga Hartarto menjabat sebagai Wakil Bendara dan Ketua DPP Partai Golkar.

Proses hukum yang membelit Ketua Umum Golkar Setya Novanto di KPK kemudian membuka jalan bagi Airlangga Hartarto menduduki kursi pimpinan partai.

Dikutip dari Kompas.com, Airlangga ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Setya Novanto dalam Rapat Pleno DPP Partai Golkar pada 13 Desember 2017.

Ia kemudian dikukuhkan sebagai Ketua Umum dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar yang digelar di Jakarta pada 19-20 Desember 2017.

Airlangga kemudian kembali terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar periode 2019-2024 dalam Munas Partai Golkar yang digelar di Hotel Ritz Carlton Jakarta pada 4 Desember 2019. Dalam Munas tersebut, ia terpilih secara aklamasi.

Tantangan di masa Pandemi Covid-19

Saat Pandemi Covid-19 melanda dunia termasuk Indonesia, perekonomian pun terpukul. Presiden Jokowi kemudian menunjuk Airlangga Hartarto sebagai Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN). Tugas itu dinilai berhasil seiring membaiknya pandemi dan pulihnya ekonomi nasional.

Berkat prestasi itu, Airlangga Hartarto kemudian dianugerahi Priyadarshni Academy Global Award for Outstanding Contribution to National Economic Recovery pada pelaksanaan The 37th Anniversary Global Awards Function yang digelar secara virtual pada tahun 2021 lalu.

“Penghargaan ini ditujukan untuk seluruh rakyat Indonesia yang saat ini sedang berjuang untuk memulihkan situasi ekonomi di tengah pandemi Covid-19,” ujar Menko Airlangga secara virtual pada saat seremoni pengumuman resmi penghargaan tersebut tanggal 20 September 2021, dikutip dari laman resmi Kemenko Perekonomian.

Untuk diketahui, penghargaan Priyadarshni Academy Global Award for Outstanding Contribution to National Economic Recovery sendiri merupakan bentuk apresiasi kepada para tokoh inspiratif yang menjadi salah satu suar dalam pemulihan ekonomi di kala pandemi.

Menko Airlangga selaku Ketua Komite PC-PEN mendapatkan penghargaan tersebut karena dinilai sebagai tokoh inspiratif yang mampu mengoordinir upaya kolaboratif untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi selama pandemi Covid-19.

Terganjal elektabilitas

Meski memiliki rekam jejak dan pengalaman cukup mumpuni, Airlangga Hartarto memiliki sandungan dalam soal elektabilitas yang selama ini relatif berada di bawah sejumlah kandidat cawapres lainnya. Harus digarisbawahi pula, elektabilitas tentu saja bukan satu-satunya faktor penentu dalam memilih cawapres.

Terkait elektabilitas itu, Survei Litbang Kompas terbaru pada medio 27 Juli-7 Agustus 2023 lalu misalnya, tak ada nama Airlangga Hartarto dalam tiga besar kandidat cawapres teratas berdasar hasil survei. Tiga besar kandidat cawapres itu justru diisi oleh anak buah Airlangga yakni Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil memiliki elektabilitas tertinggi sebesar 8,4 persen, disusul Sandiaga Uno dengan elektabilitas 8,2 persen dan Erick Thohir dengan elektabilitas 8,0 persen.

Survei Litbang Kompas ini melibatkan1.364 responden di 38 provinsi yang tersebar di 331 desa/kelurahan di Indonesia. Dengan metode wawancara tatap muka, survei ini mencatatkan margin of error sebesar +/- 2,65 persen.

Dalam survei lain yakni survei Lembaga Survei Indonesia (LSI), elektabilitas Airlangga Hartarto juga berada di urutan bawah.

Berdasarkan survei yang dirilis 30 Agustus 2023 itu, dalam simulasi berpasangan dengan Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto berada di bawah nama lainnya dengan elektablitas 5,3 persen.

Angka tersebut berada di bawah nama lainnya seperti Erick Thohir 15,9 persen, AHY 12,1 persen, Mahfud MD 9,9 persen, Khofifah Indar Parawansa 7,2 persen, Muhaimin Iskandar 6,4 persen dan Gibran Rakabuming Raka 6,1 persen. {sumber}