Berita Golkar – Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) saat ini tengah menghadapi tantangan berat, baik dari luar maupun dari dalam negeri.
Pengaruh pelemahan rupiah terhadap dolar AS, pelemahan daya beli masyarakat, dan regulasi yang tidak probisnis, menjadi penyumbang besar goyahnya industri ini.
Kementerian Perindustrian terus melakukan berbagai upaya proaktif untuk agar bisa menaikkan kinerja sektor tersebut, di antaranya dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta mengatakan hal itu dilakukan mengingat industri TPT merupakan sektor yang mendapat prioritas pengembangan karena memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional.
“Meskipun industri TPT sedang menghadapi tantangan, bukan berarti kita harus pesimis. Kementerian Perindustrian tetap konsisten untuk terus menjalankan kebijakan strategis dalam upaya pengembangan industri TPT nasional yang berdaya saing global,” kata Menperin Agus, dikutip Jumat (5/7).
Pada triwulan I – 2024, industri TPT mampu menyumbang sebesar 5,84 persen terhadap PDB sektor manufaktur serta memberikan andil terhadap ekspor nasional sebesar 11,6 miliar dolar AS dengan surplus mencapai 3,2 miliar dolar AS.
Industri TPT juga sebagai sektor padat karya dengan menyerap tenaga kerja lebih dari 3,98 juta tenaga atau memberikan kontribusi sebesar 19,47 persen terhadap total tenaga kerja di sektor manufaktur pada tahun 2023.
Industri ini akan terus membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah masif, serta memiliki kompetensi yang sesuai kebutuhan.
Oleh karena itu melalui satuan kerja di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Kemenperin menyelenggarakan Diklat 3in1 sebagai strategi proaktif untuk memenuhi kebutuhan industri TPT yang dalam program ini memberikan pelatihan, sertifikasi, serta penempatan kerja.
Kepala BPSDMI Kemenperin Masrokhan menyampaikan salah satu program Diklat 3in1 yang digelar yakni pelatihan operator sewing yang dilakukan bersama dengan PT Globalindo Intimates.
“Diklat ini kami dorong untuk bisa menjalin kerja sama dengan industri. Contohnya adalah Balai Diklat Industri (BDI) Jakarta berkolaborasi dengan PT Globalindo Intimates,” katanya.
PT Globalindo Intimates adalah produsen pakaian dalam wanita yang telah menembus pasar ekspor. Perusahaan yang didirikan sejak tahun 2008 ini memiliki luas pabrik sekitar 32.000 m2 dengan total karyawan mencapai 3.600 orang. {sumber}