Berita Golkar – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sekaligus Waketum Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) bercerita tentang hambatan perempuan yang terjun ke dunia politik. Bamsoet turut menyinggung bakal cagub Banten Airin Rachmi Diany yang disebut hampir gagal ikut Pilgub Banten.
Mulanya Bamsoet memaparkan sejumlah hambatan yang dihadapi perempuan mulai dari dukungan keluarga hingga sistem politik hari ini yang ia sebut berbiaya tinggi. Dia lantas menyebut tingginya angka survei Airin tetapi hampir tidak bisa ikut Pilgub Banten.
Hal itu ia sampaikan di hadapan peserta Rakernas Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) di Hotel Mangkuluhur, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (6/8/2024).
“Memang persoalan lebih kepada persoalan rumah tangga masing-masing, lebih kepada persoalan isi tas masing-masing dan sistem politik yang kita pilih hari ini yang terjebak pada sistem demokrasi angka-angka sistem demokrasi transaksional NPWP, nomor piro wani piro,” kata Bamsoet.
“Itu juga tercermin di pemilihan gubernur bupati walikota. Banyak juga, Airin misalnya itu luar biasa dari survei tinggi, tapi belakangan sulit mendapatkan dukungan dari yang lain, tapi alhamdulillah dapat Golkar dan PDIP, hampir saja tidak bisa nyalon,” katanya.
Bamsoet mengatakan berbagai tantangan dan hambatan tersebut membuat perempuan enggan terjun ke dunia politik. Itu tercermin dari angka keterwakilan perempuan di parlemen yang belum mencapai 30 persen meskipun sudah diatur dalam Undang-undang.
Dia mengatakan perempuan perlu lebih banyak ikut di politik supaya bisa menghasilkan kebijakan yang pro kepada perempuan dan kesetaraan gender. Bamsoet juga mengingatkan konstitusi Indonesia tidak mengenal diskriminasi berbasis gender, karenanya ia berharap perempuan dapat terus berjuang di ranah politik.
“Sejak negara ini dididirkan tidak ada perlakuan perbedaan atas gender kita, karena setiap warga negara berhak dipilih dan memilih, artinya tidak ada mempersoalkan wanita atau laki laki,” katanya.
“Tapi tetap semangat bahwa tidak ada yang bisa halangi kita untuk membangun bangsa ini,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua Presidium KPPI Saniatul Lativa berharap ke depan perempuan memiliki kesempatan yang lebih luas di ranah politik. Dia juga berharap keterwakilan perempuan di parlemen bisa meningkat di atas angka 30 persen.
“Beri kesempatan yang sama kepada perempuan-perempuan yang ingin maju dan terjun ke dunia politik ini, itu harapan kami. Jadi tidak hanya 30 persen keterwakilan perempuan tapi kita tingkatkan 50 persen keterwakilan perempuan,” katanya. {sumber}