Berita Golkar – Agun Gunandjar Sudarsa barangkali merupakan anggota DPR RI dari Fraksi Golkar yang paling lama berkantor di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta. Sudah sejak periode 1997-1999, Agun Gunandjar Sudarsa menduduki kursi empuk para legislator.
Setelah periode tersebut, Agun Gunandjar Sudarsa tidak pernah absen pada setiap periodenya atau berhasil terpilih 6 kali berturut, yakni sejak periode 1997-1999, 1999-2004, 2004-2009, 2009-2014, 2014-2019, dan terakhir pada periode ini, 2019-2024.
Perjalanan hidup Agun Gunandjar Sudarsa mencapai titik ini tidak semudah kelihatannya. Kehidupan masa kecilnya sangat penuh perjuangan. Pria kelahiran Kota Bandung, 13 November 1958 ini sempat menjadi sopir omprengan untuk membantu keluarga dan menyambung kehidupannya.
Agun Gunandjar Sudarsa, yang biasa dipanggil Kang Agun memiliki kehidupan sederhana di masa kecilnya hingga beranjak remaja. Maklum saja, ayahnya hanyalah seorang tentara yang bertugas di Jakarta. Di masa dulu, kehidupan tentara serba sederhana gajinya pun hanya cukup untuk memenuhi kehidupan.
Selain menjadi sopir omprengan, masa belia Agun tidaklah mudah. Karena tuntutan ekonomi, ia harus berjualan es mambo. Agun bekerja sebagai penjual es mambo selama 4 tahun lamanya mulai dari kelas 6 SD hingga tamat SMP.
Agun Gunandjar Sudarsa melewati masa sekolah dasar di SD Negeri Rawa Kemiri Jakarta sedari tahun 1964–1970 dan masa sekolah menengah di SMP Negeri 66 Jakarta sejak tahun 1970–1973.
Lulus dari SMPN 66 Jakarta, Agun Gunandjar Sudarsa memilih melanjutkan pendidikan di STM karena menganggap tidak ingin membebani orang tua dengan berkuliah dan langsung bekerja untuk membantu ekonomi keluarga, hingga ia memilih STM. Ia bersekolah di STM 1 Budi Utomo Jakarta pada tahun 1973–1976. Saat duduk di bangku STM ini lah ia menjadi sopir omprengan.
Lulus STM tahun 1976, ia mencoba masuk teknik sipil di STTN, tapi tidak bertahan lama hanya dari tahun 1977-1979. Meskipun sebentar, di STTN ini, Agun Gunandjar Sudarsa mulai mengenal organisasi, ia menempa diri di HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) sampai menjadi Ketua Umum Komisariat HMI Teknik Sipil, pada tahun, 1978 – 1979.
Agun Gunandjar Sudarsa lantas lanjut masuk kuliah ke bidang lainnya yakni ke Akademi Ilmu Pemasyarakatan (AKIP), Departemen Kehakiman dan lulus pada usia 24 tahun.
Di AKIP pula, Agun Gunandjar Sudarsa melanjutkan penempaan dirinya di organisasi HMI dengan kembali masuk HMI AKIP dan menjadi Ketua Umum Komisariat HMI AKIP pada tahun 1979-1980. Dunia organisasi juga menjadikannya sebagai, Ketua Umum SENAT Mahasiswa AKIP di tahun 1981 – 1982.
Kehidupan organisasi Agun Gunandjar Sudarsa terus berlanjut, ia menjadi Ketua Cabang FKPPI Jakarta Selatan di tahun 1982-1984. FKPPI merupakan organisasi anak-anak TNI Polri. Lalu Agun Gunandjar Sudarsa pun sudah bersentuhan dengan politik di tahun 1982-1987 ketika ia menjabat sebagai Sekretaris BAPEKADA Golkar Jakarta Selatan.
Karir organisasinya di FKPPI berlanjut ketika ia menjabat sebagai Sekretaris Daerah IX FKPPI DKI JAYA pada tahun 1984-1986. Ketika semua kehidupan organisasi itu terus berlanjut, Agun Gunandjar Sudarsa masih berkuliah di AKIP.
Tidak hanya berkuliah ia juga menjalani rutinitas pekerjaan sebagai Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tangerang pada tahun 1982–1984 dan Staf Pengajar AKIP. Pusdiklat Departemen Kehakiman, Tangerang pada tahun 1985-1996.
Tak cukup bagi Agun berbekal AKIP, ia juga kuliah di STIA LAN dan lulus pada tahun 1991. Di STIA LAN ini juga Agun Gunandjar Sudarsa sempat berorganisasi dan menjadi Ketua Umum SENAT Mahasiswa LAN di tahun 1989-1990 dan menjabat Sekjen Persatuan Mahasiswa Administrasi Indonesia di tahun 1989-1991. Sampai medio tahun 1993-1997 Agun Gunandjar Sudarsa sempat menduduki jabatan sebagai Wakil Sekjen FKPPI Pusat.
Setelah itu, ia kemudian meneruskan ke jenjang S2 ke Universitas Indonesia (UI) program Administrasi Negara dari tahun 1994-1996. Karirnya makin me-nasional, saat dia terpilih menjadi anggota DPR 1997-1999. Sejak itu, ia langganan terpilih menjadi anggota DPR berturut-turut, 1999-2004, 2004-2009, 2009-2014, 2014-2019 dari Dapil Jawa Barat dari Partai Golkar.
Saat menjadi anggota DPR, ia duduk di Komisi II dan III. Dia juga tercatat sebagai Ketua Komisi II. Pasca Pilpres 2014, Agun memilih ikut berseberangan dengan Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakrie. Ia lebih memilih hadir pada Munas Golkar di Ancol, Jakarta,yang digelar Agung Laksono.
Agun Gunandjar didaulat menjadi wakil ketua umum Golkar munas Ancol dan diberi amanat untuk menjadi Ketua Fraksi di MPR. Namun, tugas dari pengurus Golkar Munas Jakarta itu belum sempat dilaksanakan karena Mahkamah Agung (MA) membatalkan Munas Jakarta dan mengesahkan Munas Bali dengan ketua umum Aburizal Bakrie.
Pada periode 2019-2024, Agun Gunandjar Sudarsa terpilih sebagai anggota DPR RI dari Dapil Jabar X. Agun Gunandjar Sudarsa juga pernah mencalonkan diri dari Dapil Jabar IX di periode 2004-2009.
Ketika mencalonkan diri dari Dapil Jabar X yang meliputi Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Kuningan, dan Kota Banjar Agun Gunandjar Sudarsa mendapatkan raihan 59,045 suara.
Selama enam periode duduk di DPR RI, berbagai komisi pernah ia duduki, di antaranya Komisi I, II, dan Komisi III DPR. Pada periode ini, Agun Gunandjar Sudarsa diminta oleh Fraksi Golkar DPR RI di Komisi XI yang membidangi bidang Keuangan dan Perbankan.
Kinerja Agun Gunandjar Sudarsa di DPR RI terbilang cemerlang, baik ketika ia di Komisi II, Komisi III dan Komisi XI DPR. Berbagai aturan perundangan yang dibahas di DPR RI pun pernah disentuh oleh Agun Gunandjar Sudarsa. Seperti Rancangan Undang-Undang Pemilu ketika ia duduk di Komisi II DPR RI.
Ketika duduk di Komisi III DPR RI, Agun Gunandjar Sudarsa juga pernah berkontribusi aktif dalam Rapat Panitia Kerja (Panja) Rancangan Undang Undang (RUU) Kitab Undang undang Hukum Pidana (KUHP). RUU hingga pengesahan UU ITE dan UU Partai Politik.
Selain itu, selama menjadi Anggota DPR-RI Agun aktif dalam berbagai Panitia Khusus dan Panitia Kerja RUU yang banyak dibicarakan antara lain, Tim Kerja Amandemen/Perubahan I s/d IV UUD 1945 pada PAH I BP MPR, tahun 1999-2002, Anggota Pansus dan Juru Bicara FPG dalam Sidang Paripurna DPR RI tanggal 15 November 1999.
Lalu Anggota Pansus Kasus Trisakti dan Kasus Semanggi I/II tahun 2000 dan Anggota Pansus RUU Bidang Hak Kekayaan Intelektual dan Juru Bacara FPG pada Sidang Paripurna DPR RI tanggal 4 Desember 2000 untuk Pengambilan Keputusan Atas RUU Disain Industri, RUU Tata Letak Sirkuit Terpadu dan RUU Rahasia Dagang.
Anggota Pansus RUU Kepolisian Republik Indonesia tahun 2001, Anggota Pansus RUU Profesi Advokat tahun 2002, Anggota Pansus RUU Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dan Juru Bicara FPG dalam Rapat Paripurna DPR RI pada tanggal 25 Maret 2002 untuk Pengambilan Keputusan RUU TPPU.
Kemudian Anggota Pansus dan Juru Bicara FPG dalam Sidang Paripurna DPR RI tanggal 12 November 2002 untuk Pengambilan Keputusan atas RUU Pembentukan 14 Kabupaten di Provinsi Papua dan Pembentukan Kota Banjar di Jawa Barat.
Anggota Tim Penyusun Buku Risalah Perubahan UUD NRI Tahun 1945, Anggota Badan Legislasi DPR RI, Tahun 2004-2009, Anggota Tim Kerja Sosialisasi Putusan MPR RI 2004 – 2009, Anggota Forum Konstitusi, Tahun 2005-sekarang, Ketua Tim Kerja Sosialisasi MPR-RI, (4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara) 2009- sekarang, dan masih banyak lagi.
Agun Gunandjar Sudarsa bisa menjadi contoh bagaimana loyalitas yang terbangun dalam tubuh Partai Politik. Sejak muda, ia sudah memilih Partai Golkar sebagai jalan politiknya, dan bertahan hingga kini. Hal itulah yang patut dicontoh dari diri Agun Gunandjar Sudarsa, di samping tentang bagaimana totalitas seorang Agun Gunandjar Sudarsa mengerjakan semua hal yang menjadi tanggung jawabnya. Maju terus Kang Agun! {redaksi}