Berita Golkar – Kans Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menjadi bakal calon wakil presiden dari Prabowo Subianto disebut mencapai 80 persen.
Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti, yang menyebut saat ini Prabowo memiliki tiga opsi nama bakal cawapres untuk mendampinginya di Pilpres 2024.
“Nama pertama tentu saja ada Airlangga sebagai ketua umum partai politik, dalam hal ini Golkar. Yang menurut saya kansnya sampai 80 persen untuk dapat menjadi calon wakil presidennya Pak Prabowo,” tutur Ray dalam Youtube BeritaSatu, dikutip Sabtu (23/9).
Berbagai latar belakang menjadikan Airlangga ada di urutan pertama, salah satunya menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Kabinet Indonesia Maju Presiden Joko Widodo. Airlangga juga dipercaya menjadi panglima pengendalian pandemi Covid-19 sebagai Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).
Selain Airlangga, nama kedua yang jadi kandidat cawapres Prabowo adalah Menteri BUMN Erick Thohir. Erick diusulkan menjadi bakal cawapres Prabowo oleh Partai Amanat Nasional (PAN). “Yang kedua Erick Thohir, seperti yang diusulkan PAN, saya kira kansnya 20-30 persen dan terakhir putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka,” ujar Ray.
Senada dengan Ray, pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing menilai ada sejumlah keuntungan yang bisa didapatkan Prabowo jika memilih Airlangga sebagai cawapresnya.
“Saya kira keuntungan dari sudut elektabilitas, dari sudut keterpilihan nanti di pilpres, kenapa? Kan kalau kita lihat memang tingkat elektabilitas Airlangga rendah, tapi jangan dilupakan Airlangga punya dua kelebihan utama, dia adalah teknokrat, menyelamatkan ekonomi Indonesia pada masa Covid kan, artinya dia pelaku kebijakan ekonomi sehingga terjaga ekonomi kita,” ujar Emrus.
Kedua, mesin politik Golkar mengakar dari tingkat pusat ke desa. “Kedua bahwa mesin politik Golkar ini hebat. Begitu mereka ingin memenangkan pilpres nanti tentu ada kesatuan yang utuh di antara mereka sehingga mesin politik, ke bawah bisa bergerak. Jadi tidak ada pecah suara Golkar menjadi mendukung kandidat yang lain,” kata Emrus.
Terpisah, Airlangga yang ditemui usai deklarasi dukungan Demokrat untuk Prabowo mengaku, bahasan cawapres Prabowo Subianto menjadi babak akhir dari KIM.
“Dengan partai-partai yang baru kami berharap strategi lanjutannya seperti yang kemarin sudah dibahas ini sekarang akan lebih kencang lagi. (Cawapres) tinggal chapter terakhir. (Pembahasan cawapres) chapter terakhir. Tinggal satu dua langkah lagi,” kata Airlangga. {sumber}