Berita Golkar – Partai Golkar belum memikirkan sosok capres untuk diusung pada Pilpres 2029. Bahkan tidak menjadi prioritas sekarang ini. Implementasi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menghapus ambang batas mengusung presiden (presidential threshold) dianggap lebih penting untuk dibahas sebelum membicarakan capres.
Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar Adies Kadir menilai putusan MK Nomor 62/PUU-XXII/2024 membawa kerumitan sekalipun disambut positif banyak pihak. Pedoman rekayasa konstitusional untuk memastikan jumlah capres tidak membeludak perlu dipikirkan mendalam oleh pemerintah bersama DPR.
“Pemerintah, DPR, partai politik, dan penyelenggara pemilu masih ada waktu kurang dari empat tahun sebelum Pemilu 2029 untuk mengkaji bentuk-bentuk rekayasa konstitusional yang bisa diambil setelah Mahkamah Konstitusi menghapus ambang batas pencalonan presiden-wakil presiden atau presidential threshold,” kata Adies Kadir, ketika ditemui Obsessionnews di kantornya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (9/1/2025).
“Apalagi, perumusan rekayasa konstitusional yang diamanatkan MK juga untuk mencegah agar jumlah pasangan calon tidak terlalu banyak. Salah satu opsi yang bisa dikaji adalah mendorong ketentuan terbentuknya koalisi partai politik pengusung,” lanjut Wakil Ketua DPR itu.
Selain itu, Adies menyebut, Partai Golkar memiliki prioritas utama yakni mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran. Dominasi Partai Golkar dalam Kabinet Merah Putih mengharuskan partai beringin menunjukkan performa untuk kesuksesan pemerintahan.
Partai Golkar mendapatkan delapan kursi dalam kabinet yang terdiri atas menko, menteri dan wakil menteri. Ditambah Gubernur Lemhanas maka total sembilan kader Partai Golkar berada di pemerintahan.
Sekalipun begitu, dalam serangkaian pemilu, Partai Golkar gagal mengusung kader untuk maju pada pilpres. Kali terakhir kader Partai Golkar berkontestasi pada Pilpres 2009 dengan mengusung Jusuf Kalla (JK). Adies Kadir menilai, Partai Golkar bersikap realistis menyikapi pilpres, kalau memang situasi mengharuskan mengusung kader maka kondisi itu bakal dioptimalkan.
“Golkar ini kan punya dokrin kekaryaan, jadi pintar-pintar kita menempatkan diri. Jadi yang penting bagi Golkar, kalau memang masyarakat mengendaki ya silakan tapi kita juga realistis, kita akan lihat dinamika masyarakat seperti apa,” ungkapnya.
Menurutnya, karakter luwes yang membuat Golkar bertahan sebagai partai papan atas. Dalam Pemilu 2024 misalnya, Partai Golkar menjadi partai kedua dengan kursi terbanyak di parlemen. “Karena kita piawai memainkan itu jadi kita enggak terlalu ngotot juga,“ tuturnya.
Kader Genit
Dominasi Partai Golkar dalam pemerintahan, kata Adies, menandakan partai beringin memiliki tanggung jawab yang besar. Khususnya untuk memastikan bahwa kebijakan pemerintah dirasakan atau memuaskan masyarakat.
Adies mengatakan, secara umum partai harus bekerja untuk membuktikan diri dan meraih simpati publik. Apabila tak mendapatkan dukungan dari masyarakat, mustahil parpol bisa mengusung capres. Hal itu turut berlaku bagi Partai Golkar.
Dia menilai seluruh kader memahami program-program prioritas. Maka kader diminta tidak genit bermanuver untuk masuk bursa capres. Kalau ada yang demikian, Partai Golkar tak sungkan menyingkirkannya.
“Jadi tanggalkan dulu ego-ego, kalau ada yang belum apa-apa sudah genit-genit mau maju, kalau ada yang muncul begitu kita singkirkan dulu jauh-jauh,” tuturnya. {}