Berita Golkar – Kasus perundungan dan pelecehan seksual yang dialami bocah perempuan berusia 12 tahun asal Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut mendapat perhatian serius dari anggota Komisi VIII DPR RI, Atalia Praratya.
Seperti diketahui, bocah SD berinisial D itu jadi korban perundungan dan pelecehan seksual yang dilakukan oleh teman perempuannya pada tahun 2022. Tetapi, baru viral baru-baru ini setelah orang tua korban menceritakan kejadian itu kepada awak media di Bandung beberapa waktu lalu.
Atalia mengatakan, terkait kasus tersebut pihaknya sudah bertemu dengan ibu korban yang hingga saat ini masih trauma sama seperti anaknya dan dia pun menceritakan bahwa kejadiannya terjadi pada tahun 2022.
“Jadi kejadian ini sejak tahun 2022 lalu, pada saat saya ketemu dengan sang ibu. Ibunya menangis terus karena dia mengalami trauma sama seperti anaknya karena ketika ini diproses, dia justru mendapatkan tekanan dari anggota keluarganya,” ujar Atalia di Bandung, Kamis (9/1/2025), dikutip dari Tribun Jabar.
Bocah tersebut jadi korban pelecehan seksual secara sadis dan tidak manusiawi, sehingga sang ibu saat ini sedangkan menenangkan diri dengan cara pergi dari wilayah Garut.
“Anak usia 12 tahun itu di-bully oleh teman sebayanya yang sama-sama perempuan dengan memasukkan jagung dan terong ke alat vital korban. Kasusnya sedang saya tangani dan sang ibu sedang menenangkan diri,” kata politisi Partai Golkar ini.
Atalia mengatakan, korban dan pelaku itu sebetulnya berteman dekat, tetapi pelaku tega melakukan aksi bullying secara terus menerus hingga yang paling parah terjadi pada tahun 2022, tetapi korban dan orang tuanya tidak melapor.
“Pada waktu itu saya tanya, kenapa ibu tidak melapor, terus saya melapor ke polisi tapi pada waktu itu anaknya mengalami trauma, histeris, nangis sampai akhirnya kemudian pingsan sehingga tidak dilanjutkan,” ucap Atalia.
Saat ini, kata Atalia, ibu dan korban sedang berada di Kota Bandung, sehingga korban harus bersekolah secara virtual. Namun, terkait kasus ini pihak sekolah tidak berbuat langkah apapun.
“Ini sekolahnya tahu sebetulnya, tapi mereka tidak melakukan apa-apa. Ini saya belum sempat saja datang ke wilayah Garut karena saya sedang reses, nanti setelah reses saya akan ke sana,” katanya. {}