Mukhtarudin: Hilirisasi Mesti Didukung Kebijakan Tepat Agar Mampu Genjot Ekonomi

Berita Golkar – Anggota Komisi XII DPR RI Mukhtarudin menegaskan pengembangan hilirisasi di Indonesia memerlukan langkah-langkah strategis untuk memaksimalkan nilai tambah sumber daya alam, meningkatkan daya saing ekonomi, dan memastikan keberlanjutan.

Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPR ini bilang salah satunya pengembangan hilirisasi yakni mendorong penguatan kebijakan dan regulasi yang tepat saat ini.

Artinya, menurut Mukhtarudin, teruskan kebijakan larangan ekspor komoditas mentah seperti nikel, bauksit, tembaga, dan timah untuk mendorong pengolahan dalam negeri, seperti yang telah dilakukan sejak 2020 untuk nikel.

“Ya, saya kira itu contoh sukses yang menunjukkan peningkatan nilai tambah, penciptaan lapangan kerja, dan kontribusi ekonomi,” tutur Mukhtarudin, Kamis (17/4/2025), dikutip dari ProKalteng.

Mukhtarudin menjelaskan sejak larangan ekspor bijih nikel pada 2020, Indonesia mendorong pembangunan smelter untuk mengolah nikel menjadi produk turunan seperti feronikel, nikel pig iron, dan bahan baku baterai kendaraan listrik (EV).

“Ini merupakan keberhasilan indonesia menjadi produsen nikel terbesar dunia, dengan nilai ekspor produk nikel olahan meningkat dari US$3 miliar (2019) menjadi US$30 miliar (2023),” ungkap Mukhtarudin.

Selain itu, lanjut Mukhtarudin, dukungan ekosistem baterai EV, seperti produksi baterai litium di Kawasan Industri Kalimantan Utara (KIPI) juga penting dapat menarik investasi dari Tiongkok dan Korea Selatan.

Dampak positifnya, kata Mukhtarudin, mampu mengurangi ketergantungan ekspor bahan mentah, meningkatkan devisa, dan menjadikan Indonesia pemain kunci dalam rantai pasok global untuk energi hijau.

“Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa hilirisasi, jika didukung kebijakan yang tepat dan eksekusi yang baik, dapat mengubah sumber daya alam dan produk lokal menjadi pendorong ekonomi yang signifikan,” pungkas Mukhtarudin. {}