Berita Golkar – Di tengah langit biru musim kering Nusa Tenggara Timur, anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Dr. Umbu Rudi Kabunang, mengangkat suara untuk sebuah lembaga yang selalu berdiri di tengah pusaran: Kepolisian Republik Indonesia.
Peringatan Hari Bhayangkara ke-79, Selasa pagi, tak sekadar seremoni. Bagi Umbu Rudi, ini adalah waktu yang tepat untuk memberi apresiasi, sekaligus menitipkan harapan bagi Polri agar tak sekadar menjadi penegak hukum, tapi benar-benar pelindung masyarakat. Terutama masyarakat miskin yang kerap gagap menghadapi hukum.
“Saya mengucapkan selamat Hari Bhayangkara ke-79 kepada institusi Polri. Semoga semakin profesional, humanis, dan menjaga kehormatan seragam cokelatnya,” ucapnya, Selasa (1/7/2025), dikutip dari SelatanIndonesia.
Ucapan itu bukan sekadar basa-basi politisi Senayan. Umbu Rudi menyisipkan pujian atas capaian Polri sepanjang 2024, terutama keberhasilan Satgas TPPO menyelamatkan 1.794 korban perdagangan orang. Angka ini bukan kecil, apalagi jika dibandingkan tahun sebelumnya, yang mencapai lebih dari 3.000 korban.
Dalam catatan Mabes Polri, sepanjang 2024 terdapat 621 perkara TPPO yang diselesaikan melonjak lebih dari 100 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Di antara kasus besar yang diungkap, ada jaringan perdagangan orang lintas negara yang menjual korban ke Jerman dan Australia.
“Ini kerja luar biasa yang layak diapresiasi. Tapi NTT masih menjadi daerah dengan angka TPPO yang tinggi. Semoga tahun 2025, kita bisa tekan bersama,” kata Umbu Rudi.
Tak hanya itu. Ia juga menyoroti penurunan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, yang masih tinggi namun mulai terkendali. Tercatat ada 23.699 perkara, dengan lebih dari 11 ribu kasus KDRT. Polri berhasil menyelesaikan 52,2 persen perkara—capaian yang disebut Umbu Rudi patut dipertahankan dan ditingkatkan.
Di tengah gempuran tugas dan sorotan publik, Umbu Rudi berharap Polri tetap tegak berdiri sebagai pengayom, pelindung, dan penegak hukum yang melayani seluruh lapisan masyarakat. Tak terkecuali mereka yang tertinggal secara ekonomi dan pendidikan hukum.
“Saya percaya Polri bisa terus menjadi institusi yang dicintai rakyat. Bukan dengan kekuatan senjata, tapi dengan keadilan dan kemanusiaan,” katanya.
Dalam sunyi yang menyelimuti pegunungan di Pulau Sumba, tempat Umbu Rudi berasal, suara harapan itu menggema: Polri untuk masyarakat . Tak sekadar slogan, tapi arah jalan panjang lembaga penegak hukum menuju wajah yang lebih berkeadilan , humanis dan membumi. {}