Berita Golkar – Pemerintah Indonesia ingin menggenjot ekspor ke Uganda agar bisa mengurangi defisit neraca perdagangan dengan negara Afrika tersebut. Total perdagangan Indonesia dengan Uganda memang mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Total perdagangan antara Indonesia dan Uganda mengalami tren peningkatan selama 2020-2024 sebesar 47,5 persen.
Pada 2020, total perdagangan Indonesia dengan Uganda sebesar 8,9 juta dolar Amerika Serikat (AS) dan meningkat menjadi 52,8 juta dolar AS pada Januari-April 2025. Namun, neracara perdagangan Indonesia dan Uganda masih menunjukkan angka defisit bagi RI.
Ekspor Indonesia ke Uganda relatif rendah sebesar 8,4 juta dolar AS. Sementara itu, impor periode Januari-April 2025 sebesar 44,39 juta dolar AS. Hal itu mengakibatkan neraca perdagangan minus 35,97 juta dolar AS pada 2025.
Melihat hal tersebut, Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti mengungkap Pemerintah RI ingin meningkatkan ekspor ke Uganda.
“Memang betul kita mengalami defisit dengan Uganda. Namun, kita juga mempunyai target dalam peningkatan ekspor. Indonesia memiliki banyak sumber daya yang berpotensi untuk dapat kita ekspor,” kata Roro dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (12/7/2025), dari Tribunnews.
“Kami di Kementerian Perdagangan berfokus pada perluasan pasar ekspor, bagaimana UMKM kita dapat lebih berdaya saing dan bisa go global,” jelasnya.
Pada periode Januari-April 2025, komoditas ekspor utama Indonesia ke Uganda paling banyak datang dari baja stainless sebesar 5,9 juta dolar AS. Lalu, komoditas lainnya adalah minyak nabati sebesar 1,88 juta dolar AS dan kaca 271 ribu dolar AS.
Roro mengatakan Indonesia ingin mengekspor berbagai produk kecantikan karena menurutnya ada ketertarikan dari pihak Uganda untuk produk tersebut. “Kita akan mengekspor produk-produk kecantikan, body care, dan lain sebagainya karena saya lihat mereka sangat tertarik dengan hal itu,” ujarnya.
Merujuk data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, pada 2025 tercatat ada 64 juta UKM di Indonesia. Sebesar 97 persen UKM Indonesia menyerap tenaga kerja dan berkontribusi 61 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB).
UKM turut berkontribusi terhadap ekspor nasional sebesar 15,7 persen dengan juga berperan dalam mendukung target pertumbuhan ekspor sebesar 9 persen selama lima tahun ke depan, yaitu 2025-2029.
Menurut Roro, Kementerian Perdagangan berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. “Kami senantiasa berupaya meningkatkan kinerja perdagangan dengan mendorong kebijakan dan program agar tepat sasaran,” ucap Roro.
“Kami turut memfasilitasi pengembangan dan sertifikasi produk khususnya untuk meningkatkan daya saing UKM,” katanya. {}