Tanggapi Tarif Resiprokal AS, Muhidin M. Said Tekankan Pentingnya Diversifikasi dan Perluasan Pasar ke Eropa-Timur Tengah

Berita GolkarWakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Muhidin M. Said, menyoroti dampak penerapan tarif resiprokal oleh Amerika Serikat terhadap produk-produk ekspor Indonesia. Dalam pandangannya, kondisi ini menjadi momentum penting bagi pemerintah untuk mempercepat diversifikasi pasar ekspor, khususnya ke kawasan Eropa dan Timur Tengah.

Muhidin menyatakan bahwa produk lokal Indonesia, termasuk hasil industri kecil dan menengah, telah memenuhi standar mutu dan regulasi yang baik, sehingga sangat berpeluang untuk bersaing di pasar global. 

Ia menekankan pentingnya langkah strategis untuk memperluas jangkauan pasar ekspor sebagai upaya menjaga stabilitas perdagangan nasional di tengah dinamika kebijakan proteksionis negara mitra dagang seperti Amerika Serikat.

“Kita lihat kemarin bahwa Pak Prabowo, presiden kita sudah membuka pasar di negara-negara Eropa. Beliau melakukan suatu kunjungan yang sangat baik sekali. penyambutan negara-negara Eropa juga bagus. Dan Pak Prabowo sudah menyatakan bahwa baik di Perancis maupun di Belgia yang merupakan pusatnya Uni Eropa,” kata Muhidin.

Lebih lanjut, Muhidin menekankan pentingnya revitalisasi kerja sama perdagangan yang sempat tertunda. Ia menyebutkan adanya keseriusan pemerintah untuk mengaktifkan kembali nota kesepahaman (MoU) perdagangan yang sudah disepakati sejak satu dekade lalu dengan negara-negara Eropa sebagai bagian dari strategi ekspansi pasar.

“Di situ beliau menerangkan bahwa akan menghidupkan kembali MOU yang pernah kita sepakati 10 tahun yang lalu untuk memperluas pasar Indonesia. Jadi Indonesia sekarang tidak mengharapkan terlalu banyak terhadap negara-negara besar. Negara kita akan berupaya memperluas pasar, bukan hanya di Amerika, di China tapi juga seluruh Uni Eropa yang punya potensi cukup besar, di samping itu juga negara-negara Timur Tengah,” lanjut politisi Partai Golkar ini.

Muhidin juga menegaskan pentingnya peran negara dalam memperkuat posisi pelaku UMKM di pasar global. Ia mendorong pemerintah untuk memperluas promosi, meningkatkan perlindungan, serta menciptakan ekosistem perdagangan yang mampu meningkatkan daya saing produk nasional. Ia berharap, keanggotaan Indonesia dalam forum BRICS dapat dimanfaatkan sebagai sarana negosiasi dagang baru yang lebih menguntungkan baik secara regional maupun bilateral.

Sebagai informasi, Amerika Serikat masih menjadi salah satu mitra dagang utama Indonesia. Sepanjang tahun 2024, AS tercatat memberikan kontribusi surplus terbesar dalam perdagangan nonmigas Indonesia, yaitu sebesar 16,08 miliar dolar AS dari total ekspor nonmigas senilai 31,04 miliar dolar AS. Komoditas ekspor utama ke AS meliputi garmen, peralatan listrik, alas kaki, dan minyak nabati.

Muhidin menilai bahwa ketergantungan yang terlalu tinggi terhadap pasar Amerika harus segera diimbangi dengan strategi penetrasi pasar yang lebih luas dan beragam. Upaya ini, menurutnya, akan semakin memperkuat kemandirian ekonomi Indonesia di tengah dinamika geopolitik global yang terus berubah.

Leave a Reply