Berita Golkar – Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan komitmen Pemerintah menjaga ekosistem industri otomotif nasional di tengah dinamika global yang penuh tantangan.
Hal ini disampaikan Agus saat membuka pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Kamis (24/7/2025).
“Pemerintah merasa terhormat dan bangga dengan terselenggaranya GIIAS. Pameran ini diharapkan menjadi pemicu untuk membangkitkan kembali minat belanja masyarakat, khususnya dalam pembelian kendaraan,” ujar Agus, dikutip dari RakyatMerdeka.
Menurut Agus, industri otomotif merupakan salah satu sektor andalan yang memberikan kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Dia menyoroti ketahanan dan daya saing sektor ini, yang terus tumbuh melalui peningkatan investasi, inovasi produk, serta perluasan pasar ekspor.
Dia menyampaikan bahwa Indonesia mencatat penjualan kendaraan domestik tertinggi di ASEAN. Namun, rasio kepemilikan mobil di Indonesia masih rendah, yakni 99 unit per 1.000 penduduk, jauh di bawah Malaysia (490), Thailand (275) dan Singapura (211).
“Ini justru menunjukkan adanya ruang pertumbuhan yang besar bagi industri otomotif nasional,” kata Agus.
Dia juga menegaskan bahwa struktur industri otomotif Indonesia telah terintegrasi dari hulu ke hilir. Sektor ini memberi efek berantai besar terhadap perekonomian nasional, baik dari sisi backward linkage ke industri bahan baku seperti logam, karet, dan elektronik, maupun forward linkage ke sektor perdagangan, transportasi, logistik, keuangan, dan asuransi.
“Koefisien backward linkage mencapai 0,975. Sementara forward linkage 0,835, ini menandakan kekuatan efek multiplikasi sektor otomotif,” jelasnya.
Menghadapi penurunan penjualan otomotif ASEAN sebesar 5,4 persen pada 2024, termasuk di Indonesia (-12,8 persen) dan Thailand (-24,7 persen), Agus menyebut pentingnya benchmarking dengan negara lain. Salah satunya, China berhasil meningkatkan produksi otomotif sebesar 10,9 persen dan penjualan domestik 9,6 persen, berkat subsidi tukar tambah dan strategi harga yang tepat.
Ekspor otomotif China juga tumbuh 7,9 persen dan kini berkontribusi 20 persen terhadap total produksinya. Strategi pemilihan pasar ekspor seperti Meksiko, Australia dan Timur Tengah, dinilai efektif menghindari beban tarif tinggi dari AS. “Ini contoh bagaimana kebijakan tepat bisa mengakselerasi daya saing industri,” jelas Agus.
Di tengah tantangan seperti kenaikan harga bahan baku, disrupsi rantai pasok dan fluktuasi kurs, Agus menegaskan bahwa Pemerintah fokus menjaga daya beli dan ketahanan industri. “Kami meminta pelaku industri tidak melakukan pemutusan hubungan kerja. Ini perintah Pemerintah,” tegasnya.
Agus optimistis masa transisi industri ini bersifat sementara. Dia meyakini pemulihan pasar akan segera terjadi, dan saat momentum itu tiba, industri otomotif Indonesia akan mampu melesat lebih tinggi dengan struktur yang semakin efisien dan kompetitif.
Dalam kesempatan itu, Kementerian Perindustrian juga memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan GIIAS 2025.
Agus mengatakan, pameran ini bukan hanya etalase teknologi otomotif terbaru, tetapi juga katalisator kolaborasi strategis antara pemerintah, pelaku industri, dan mitra internasional.
“Kami mengapresiasi seluruh pihak yang telah mendukung GIIAS 2025, khususnya para produsen yang memperkenalkan kendaraan ramah lingkungan seperti eXtended Electric Vehicle (xEV), sebagai bagian dari komitmen Indonesia menurunkan emisi gas rumah kaca,” pungkasnya. {}