Berita Golkar – Anggota Komisi XIII DPR RI, Dr. Umbu Rudi Kabunang, mengapresiasi langkah Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai dalam memulihkan hak korban kericuhan demonstrasi di berbagai daerah. Ia menilai, kehadiran negara di tengah masyarakat yang berduka menjadi penting untuk merawat rasa keadilan.
Menurut Umbu Rudi, kunjungan Presiden bersama Ketua DPR RI Puan Maharani ke rumah duka Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang tewas terlindas kendaraan taktis Brimob, menunjukkan kepedulian negara. “Itu bukti negara hadir. Baik masyarakat maupun aparat keamanan yang menjadi korban harus mendapat perlindungan yang sama,” ujarnya, Rabu (3/9/2025).
Politisi Golkar asal NTT itu juga mendukung kebijakan Kementerian HAM yang menyiapkan program pemulihan bagi korban demo ricuh. Ia menegaskan, langkah tersebut sejalan dengan amanat konstitusi. “Komisi XIII mendukung penuh kebijakan pemerintah, baik terkait kerugian material maupun bentuk pemulihan lainnya,” katanya.
Meski demikian, ia menekankan perlunya investigasi menyeluruh terhadap kericuhan yang terjadi.
Sebelumnya, Menteri HAM Natalius Pigai menyatakan pemerintah bertanggung jawab atas pemulihan hak korban. Selain kunjungan Presiden ke keluarga korban, pemerintah juga menyiapkan langkah pemulihan menyeluruh bagi mereka yang terdampak.
“Pemulihan korban pada prinsipnya adalah tanggung jawab negara. Pemerintah tidak tinggal diam,” ujar Pigai di Jakarta, Selasa (2/9/2025).
Umbu Rudi menutup pernyataannya dengan ajakan agar semua pihak menahan diri. “Bangsa ini milik kita bersama. Jangan biarkan perbedaan pandangan memecah belah persaudaraan. Mari kita menjaga Indonesia dengan hati yang sejuk, saling menghormati, dan saling menguatkan demi kedamaian negeri ini,” katanya.
Di balik luka yang ditinggalkan kericuhan, bangsa ini sesungguhnya merindukan kesejukan. Indonesia yang kita cintai bukanlah rumah bagi kebencian, melainkan taman yang rimbun oleh keberagaman. Setiap anak bangsa, baik mereka yang turun ke jalan menyuarakan pendapat maupun aparat yang mengemban tugas menjaga ketertiban, pada hakikatnya adalah bagian dari tubuh yang sama yaitu Indonesia.
Dalam situasi yang menguji kesabaran, marilah kita kembali merajut persaudaraan. Perbedaan sikap dan pandangan tidak seharusnya melahirkan kebencian, melainkan menjadi mozaik yang memperindah wajah bangsa. Hanya dengan hati yang tenang dan pikiran yang jernih, jalan keluar yang adil dan bermartabat dapat ditemukan.
Mari kita saling menjaga, saling menghormati, dan saling mengingatkan dengan kasih. Kekerasan hanya melahirkan luka, sementara kedamaian menumbuhkan harapan. Negeri ini terlalu indah untuk dikoyak kebencian, terlalu berharga untuk dipecah belah. Indonesia membutuhkan kita semua untuk merawatnya dengan cinta, dengan damai, dan dengan tekad bulat: agar merah putih tetap berkibar sebagai lambang persatuan dan harapan bagi generasi yang akan datang.