Ekspansi ke Eropa, Wamendag Dyah Roro Bidik Pasar Jasa Horeka, TI, dan Konstruksi

Berita Golkar – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri menyebutkan Indonesia terus mendorong ekspansi pasar jasa profesional ke Eropa.

Menurut dia, Indonesia berkomitmen meningkatkan hubungan dagang, baik bilateral maupun regional dengan mitra bisnis di Eropa, khususnya di sektor jasa profesional.

“Kami mendorong promosi serta peningkatan kapasitas pelaku jasa profesional Indonesia di berbagai sektor strategis, seperti hotel, restoran, dan kafe (horeka), konstruksi, serta teknologi informasi melalui misi dagang ini,” ujar Wamendag Roro, dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (28/9/2025), dikutip dari Antaranews.

Pada 15-16 September 2025, berlangsung Forum Bisnis Misi Dagang Jasa Profesional Indonesia ke Eropa di Berlin, Jerman.

Forum bisnis ini merupakan bagian dari misi dagang yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan RI bekerja sama dengan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) dan seluruh Kantor Perwakilan Pemerintah RI di Jerman.

Misi dagang yang bertujuan memperluas akses pasar global bagi tenaga kerja terampil dan meningkatkan daya saing jasa profesional Indonesia, diikuti delapan perusahaan penempatan pekerja migran Indonesia (P3MI), yang hadir secara langsung dan dua perusahaan secara daring.

Mereka menawarkan tenaga kerja terampil di berbagai sektor, antara lain horeka, kesehatan dan perawatan, konstruksi dan teknik sipil, minyak dan gas, teknologi informasi dan komunikasi, logistik, spa, kuliner, hingga manufaktur.

Misi dagang ini juga menghadirkan tujuh agensi Eropa secara langsung yang berasal dari Jerman dan Belanda, serta satu agensi dari Italia yang berpartisipasi secara daring.

Melalui misi dagang ini, para pelaku usaha berkesempatan menjalin kemitraan dengan perusahaan dan lembaga di Eropa yang membutuhkan sumber daya manusia berkualitas.

Wamendag menambahkan selain memperluas peluang kerja bagi tenaga profesional Indonesia, misi dagang ini diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap peningkatan devisa negara melalui remitansi, mendorong transfer pengetahuan dan keterampilan, serta memperkuat hubungan bilateral dengan negara mitra.

Sejalan dengan itu, misi dagang ini berhasil mencatatkan potensi transaksi sebesar 33,01 juta dolar AS atau setara Rp540 miliar yang berasal dari sektor teknologi informasi, konstruksi, dan horeka.

“Dengan langkah strategis ini, Indonesia makin siap menghadapi tantangan global sekaligus memastikan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya melalui pembukaan peluang kerja yang lebih baik di luar negeri,” sebut Wamendag Roro saat membuka forum bisnis di Berlin, Jerman, Senin (15/9/2025).

Forum bisnis di Berlin juga dihadiri Wakil Menteri KP2MI Christina Aryani, Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) Kedutaan Besar RI (KBRI) Berlin Fajar Wirawan Harijo, Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kemendag Ari Satria, Direktur Pembinaan Kelembagaan dan Vokasi Pekerja Migran Indonesia Abri Danar Prabawa, serta Fungsional Diplomat Ahli Madya Kementerian Luar Negeri Ary Raharjo.

Selain itu, partisipasi sejumlah perwakilan perdagangan (perwadag) RI di Eropa turut melengkapi penyelenggaraan forum bisnis dan misi dagang ini.

Christina Aryani menekankan pentingnya misi dagang ini untuk memperkuat kompetensi sekaligus melindungi pekerja migran Indonesia.

Menurutnya, kehadiran pekerja profesional Indonesia di Eropa tidak hanya menunjukkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, tetapi juga menjadi bentuk diplomasi ekonomi sekaligus bukti komitmen pemerintah dalam memberikan perlindungan yang komprehensif bagi pekerja migran.

Dalam kesempatan yang sama, KUAI KBRI Berlin Fajar Wirawan Harijo mengutarakan bahwa Indonesia membangun kemitraan yang bertanggung jawab dan profesional dengan Eropa, termasuk Jerman.

Ia juga menyoroti keunggulan demografi Indonesia, kompetensi generasi muda, serta kontribusi mahasiswa dan pekerja Indonesia di Jerman.

Melalui misi dagang ini, para pelaku usaha berkesempatan menjalin kemitraan dengan perusahaan dan lembaga di Eropa yang membutuhkan sumber daya manusia berkualitas.

Wamendag menambahkan selain memperluas peluang kerja bagi tenaga profesional Indonesia, misi dagang ini diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap peningkatan devisa negara melalui remitansi, mendorong transfer pengetahuan dan keterampilan, serta memperkuat hubungan bilateral dengan negara mitra.

Sejalan dengan itu, misi dagang ini berhasil mencatatkan potensi transaksi sebesar 33,01 juta dolar AS atau setara Rp540 miliar yang berasal dari sektor teknologi informasi, konstruksi, dan horeka.

“Dengan langkah strategis ini, Indonesia makin siap menghadapi tantangan global sekaligus memastikan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya melalui pembukaan peluang kerja yang lebih baik di luar negeri,” sebut Wamendag Roro saat membuka forum bisnis di Berlin, Jerman, Senin (15/9/2025).

Forum bisnis di Berlin juga dihadiri Wakil Menteri KP2MI Christina Aryani, Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) Kedutaan Besar RI (KBRI) Berlin Fajar Wirawan Harijo, Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kemendag Ari Satria, Direktur Pembinaan Kelembagaan dan Vokasi Pekerja Migran Indonesia Abri Danar Prabawa, serta Fungsional Diplomat Ahli Madya Kementerian Luar Negeri Ary Raharjo.

Selain itu, partisipasi sejumlah perwakilan perdagangan (perwadag) RI di Eropa turut melengkapi penyelenggaraan forum bisnis dan misi dagang ini.

Christina Aryani menekankan pentingnya misi dagang ini untuk memperkuat kompetensi sekaligus melindungi pekerja migran Indonesia.

Menurutnya, kehadiran pekerja profesional Indonesia di Eropa tidak hanya menunjukkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, tetapi juga menjadi bentuk diplomasi ekonomi sekaligus bukti komitmen pemerintah dalam memberikan perlindungan yang komprehensif bagi pekerja migran.

Dalam kesempatan yang sama, KUAI KBRI Berlin Fajar Wirawan Harijo mengutarakan bahwa Indonesia membangun kemitraan yang bertanggung jawab dan profesional dengan Eropa, termasuk Jerman.

Ia juga menyoroti keunggulan demografi Indonesia, kompetensi generasi muda, serta kontribusi mahasiswa dan pekerja Indonesia di Jerman. {}