Berita Golkar – Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir meminta pemerintah segera mengantisipasi masuknya produk asing secara besar-besaran ke Indonesia, menyusul kebijakan tarif impor baru yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada 2 April 2025.
Adies menilai, kebijakan tarif baru yang diterapkan Pemerintahan Donald Trump tersebut dapat memicu babak baru perang dagang global, dan Indonesia termasuk salah satu dari 180 negara yang berpotensi terdampak.
“Pemerintah perlu merumuskan langkah antisipatif jangka pendek untuk mencegah terjadinya spill over atau membanjirnya berbagai produk-produk asing ke Indonesia dari negara-negara yang terdampak kebijakan tarif resiprokal AS,” ujar Adies dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (7/4/2025).
Politikus Partai Golkar itu menjelaskan, Indonesia dikenai tarif tambahan sebesar 32 persen oleh Amerika. Hal ini berpotensi membuat daya saing produk ekspor nasional, misalnya elektronik, tekstil, alas kaki, minyak kelapa sawit, karet, furniture, hingga produk perikanan, terancam menurun drastis.
Oleh karena itu, menurut Adies, pemerintah perlu segera menyiapkan langkah-langkah untuk mengatasi dampak dari kebijakan AS tersebut.
Dia pun menyarankan pemerintah segera melakukan negosiasi dengan Amerika atau mencari pasar alternatif untuk menjaga kelangsungan usaha para eksportir.
“Hal ini diperlukan agar keberlanjutan produksi dan kapasitas produksi produsen ekspor tidak terdampak secara signifikan, termasuk mitigasi terhadap implikasi PHK (pemutusan hubungan kerja) karena menurunnya volume penjualan sebagai akibat kebijakan tarif AS,” katanya.
Lebih lanjut, Adies juga menyoroti potensi dampak dari kebijakan tarif tersebut terhadap stabilitas keuangan nasional. Dia meminta pemerintah menjaga komunikasi publik dan menyampaikan narasi kebijakan secara konsisten untuk menghindari gejolak pasar.
“Misalnya, perlunya narasi dan komunikasi atas kebijakan yang sedang ditempuh pemerintah untuk menjaga stabilitas keuangan, untuk memitigasi dan mengurangi reaksi ataupun sentimen negatif yang dapat menekan pelemahan pasar modal, pasar uang, pasar valuta asing, dan pasar utang surat berharga negara,” ujar Adies.
Adies pun menegaskan bahwa DPR RI mendukung setiap langkah cepat pemerintah dalam merespons dinamika akibat kebijakan tarif impor terbaru AS. Salah satunya dengan terus berusaha menjaga hubungan baik dengan negara mitra dagang, termasuk Amerika.
“Misalnya, tepat kiranya pemerintah menempuh penguatan kerja sama dagang dan investasi antarnegara ASEAN, dan kiranya dapat diperluas lagi pada grup atau kelompok negara di mana Indonesia menjadi anggota seperti BRICS, OECD, dan yang lainnya,” kata Adies.
Sebagai informasi, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif terbaru pada 2 April 2025. Trump menerapkan tarif minimal 10 persen terhadap semua impor barang dari seluruh dunia, dan Indonesia dikenakan tarif impor sebesar 32 persen.
Sementara itu, tarif resiprokal yang dikenakan AS terhadap negara-negara ASEAN bervariasi, yakni Malaysia dan Brunei Darussalam 24 persen, Filipina 17 persen, Singapura 10 persen, Kamboja 49 persen, Laos 48 persen, Vietnam 46 persen, Myanmar 44 persen, dan Thailand 36 persen. {}