Airin Rachmi Diany Siapkan SMK Link And Match Dengan Kebutuhan Lapangan Kerja di Banten

Berita Golkar – Dua pasangan calon Gubernur Banten memilki strategi yang berbeda dalam meningkatkan sumber daya manusia di Provinsi Banten.

Calon nomor urut 01, Airin Rachmi Diany, menyebut SMK harus link and match dengan kebutuhan lapangan kerja, sementara cagub nomor urut 02, Andra Soni bicara sekolah gratis.

Dalam sesi tanya-jawab calon Gubernur Banten, Andra menanyakan pandangan Airin terkait lama sekolah di Banten yang hanya 9,15 tahun, tingkat pengangguran di urutan kedua, dan tingkat kemiskinan di urutan kelima di Pulau Jawa.

Andra kemudian bertanya strategi konkret Airin dalam mengatasi persoalan yang ada dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia.

“Dari data kita temukan salah satu penyebab angka pengangguran karena SMK tidak sesuai lapangan kerja. Maka sebagai tugas Gubernur, SMK akan dievaluasi. SMK di Banten harus disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja yang kita disebut link and match,” kata Airin dalam sesi tanya jawab debat Pilkada 2024, Rabu (20/11/2024), dikutip dari Detik.

Menurut Airin, jumlah SMA dan SMK negeri di Banten masih kurang. Jika terpilih, Airin berjanji akan membangun sekolah, khususnya SMA dan SMK.

“SMA/K negeri di Banten sudah gratis, berapa rupiahnya sedang kita hitung. Apa yang didapat sekolah negeri harus didapat anak-anak Banten yang bersekolah di sekolah swasta,” tuturnya.

Airin juga akan mendorong siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Serta memaksimalkan balai latihan kerja yang sudah ada di Banten.

“Kita banyak perguruan tinggi, gabungkan, sandingkan. BLK kita sudah punya di Tangsel sampai hari ini belum maksimal dan akan dimaksimalkan. Tentang training mobile senter, akan kita lakukan. Dorong training senter perusahaan karena ini kewajiban CSR. Keterbukaan lapangan kerja menggunakan digitalisasi, agar pencaloan yang hari ini marak terjadi bisa ditekan,” jelasnya.

Sementara itu, Andra Soni akan membuat sekolah gratis untuk meningkatkan sumber daya manusia. Lalu akan membuat pelatihan vokasi agar keterampilan siswa bisa sesuai dengan kebutuhan industri.

“Gratiskan sekolah agar menembus angka lulusan wajib belajar 12 tahun. Setelah itu program plat A, pelatihan vokasi sesuai kebutuhan industri,” kata Andra.

Andra kemudian memaparkan persoalan penyerapan tenaga kerja lokal di perusahaan di Banten yang belum maksimal. Menurutnya, warga lokal belum menjadi pekerja di perusahaan di Banten.

“Zona sharelok penyerapan tenaga kerja lokal. Warga yang tinggal di situ, industri di situ juga harus bekerja di situ. Sehingga pengangguran bisa kita tekan, ini yang dinamakan adil, merata, dan menjadi kesejahteraan rakyat,” jelasnya. {}