Airlangga Hartarto: Diplomasi Ekonomi Prabowo-Trump Berbuah ‘Historical Deal’

Berita Golkar – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan perjalanan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menempuh berbagai diplomasi ekonomi. Diplomasi itu diharapkan membuka lembaran baru bagi kerja sama ekonomi yang lebih erat dengan negara-negara maju dan berkembang, sekaligus memperluas peluang perdagangan dan investasi global.

Hal tersebut disampaikan oleh Airlangga dalam dialog bersama Executive Chairman B-Universe Enggartiasto Lukita, dalam acara Investor Daily Round Table (IDRT) bertajuk “Diplomasi Ekonomi: Menavigasi Tantangan Global Menuju Kemitraan Ekonomi Baru” di Hotel Mulia, Jakarta, Senin (28/7/2025), dikutip dari BeritaSatu.

Pertama, Airlangga menyampaikan, perjalanan panjang diplomasi tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) akhirnya membuahkan hasil, yakni pemangkasan tarif dari sebesar 32% menjadi 19%.

Menurutnya, hasil diplomasi ini menjadi kesepakatan bersejarah (historical deal) karena diputuskan secara langsung oleh kedua pemimpin negara, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Prabowo.

“Kalau tarifnya 32%, sementara negara lain dapat di bawah 20% atau 20%, maka terjadi shifting produk dari Indonesia ke negara lain. Artinya, Indonesia no trade, tidak ada perdagangan dengan AS karena produk kita menjadi tidak kompetitif. Namun, dengan turunnya tarif menjadi 19%, maka ini adalah deal yang dilakukan oleh Presiden Trump dan Presiden Prabowo sendiri. Pada saat negosiasi, White House mengatakan ini sebagai historical deal,” ungkap Airlangga.

Kedua, Airlangga mengatakan, Indonesia akhirnya menyepakati political agreement dengan Uni Eropa (UE) untuk menyelesaikan segera perjanjian dagang bebas Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Negosiasi IEU-CEPA berlangsung selama 10 tahun dalam 20 putaran.

“Dengan itu, dinyatakan secara politik, seluruh perundingan selesai dan kita akan ada jadwal berikutnya, yaitu penyelesaian dari segi hukum, targetnya legal scrubbing itu selesai atau perjanjian intinya itu September selesai. Kemudian akan diterjemahkan ke dalam 24 bahasa, dari situ akan dibawa ke Parlemen EU,” ujarnya.

Menurut Airlangga, melalui IEU-CEPA akan banyak produk Indonesia yang bisa diekspor ke negara-negara anggota Uni Eropa tanpa dikenai bea masuk.

“Kalau ini selesai, maka tahun depan diharapkan bisa berjalan. Nah kalau dengan ini berjalan, maka bea masuk Indonesia dengan EU, statusnya kita kosong juga. Tidak bayar apapun,” tuturnya.

“Dan kedua, saya tambahkan, kelapa sawit masuk di dalam EU dan kelapa sawit akan diberikan juga bea masuk 0% sampai 3%,  tergantung Indonesia memberikan kuota berapa banyak untuk ekspor kelapa sawit,” pungkasnya. {}