Airlangga Hartarto Laporkan Anjloknya IHSG Ke Presiden, Singgung Soal FOMC Meeting Hingga Trading Halt

Berita Golkar – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menemui Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, (18/3/2025). Salah satu yang dibahas adalah regulasi penghentian sementara aktivitas perdagangan (trading halt), yang telah berlaku sejak awal pandemi Covid-19.

Berdasarkan pantauan jurnalis B-Universe, Airlangga tiba sekitar pukul 15.46 WIB. Ia mengatakan kedatangannya untuk melaporkan kondisi perekonomian terkini, khususnya soal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat anjlok 6%, sehingga alarm trading halt diberlakukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Ya tentu perkembangan perekonomian akan dilaporkan ke Bapak Presiden,” kata Airlangga setibanya di Istana, dikutip dari Investor.

Airlangga menjelaskan bahwa sejatinya banyak faktor yang mempengaruhi anjloknya IHSG. Menurut dia, banyak faktor yang memengaruhi anjloknya IHSG. Ia pun meminta agar publik menunggu rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Rabu (19/3/2025). Termasuk mendengar hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang digelar pada Selasa-Rabu, 18-19 Maret 2025.

“Kita lihat secara global kan besok ada FOMC meeting. Nah tentu market masih menunggu. Yang kedua juga rapat Gubernur BI tentu juga akan ditunggu oleh publik,” urai dia.

Di samping itu, Airlangga juga menyatakan faktor lain yang membuat IHSG turun dalam pada perdagangan Selasa (18/3/2025). Meski tidak secara spesifik, dia menyebut ada satu grup besar yang mengalami penurunan harga saham, yang pada gilirannya ikut memengaruhi pergerakan IHSG.

“Ketika ada saham-saham yang turun akibat mungkin laporan keuangannya atau informasinya keluar, ini ada satu grup lah yang turunnya cukup dalam,” jelas Airlangga.

Airlangga juga menyampaikan akan membahas mengenai regulasi penghentian sementara aktivitas perdagangan saham atau yang dikenal dengan trading halt di Bursa Efek Indonesia, dengan Prabowo Subianto. Menurut dia, aturan yang sudah berlaku sejak pandemi Covid-19 itu perlu diulas kembali.

“Kemudian tentu kita melihat juga karena regulasi (tradinghalt yang 5% itu kan kemarin diberlakukan saat Covid, tentu ini perlu ada review juga mengenai regulasi tersebut,” beber Airlangga.

Airlangga meyakini bahwa anjloknya IHSG bukan cerminan perekonomian secara keseluruhan. Dia mengklaim fundamental ekonomi Indonesia masih kuat. Apalagi menurutnya, penurunan IHSG juga terjadi di berbagai negara.

“Ini terjadi di berbagai negara. Saham naik turun itu biasa dan saham-saham negara lain minggu lalu turun cukup dalam dan sekarang mungkin kita, yang kemarin belum terlalu kena. Namun sekarang kena imbas satu dua hari,” tandas Airlangga.

BEI sempat menghentikan sementara aktivitas perdagangan (trading halt) pada pukul 11.19 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) karena IHSG anjlok lebih dari 5%. Perdagangan saham akhirnya dibuka kembali pada pukul 11.49 waktu JATS, tetapi semakin anjlok hingga lebih dari 6%.

Setelah jeda, IHSG secara perlahan mulai bergerak naik, meskipun masih anjlok cukup dalam. IHSG ditutup turun 3,84% di posisi 6.233,38 pada perdagangan Selasa (18/3/2025). {}