Berita Golkar – Anggota Komisi VIII DPR Atalia Praratya mendorong adanya pendampingan terhadap korban selamat dari ambruknya bangunan musala tiga lantai di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Menurutnya, aspek kemanusiaan juga harus menjadi perhatian penting dalam penanganan insiden Ponpes Al Khoziny.
“Memastikan seluruh korban mendapatkan pendampingan, kompensasi, dan dukungan psikologis yang memadai,” ujar Atalia dalam keterangannya, Senin (6/10/2025), dikutip dari Kompas.
Tegasnya, puluhan santri yang meninggal dunia akibat insiden tersebut jangan hanya dianggap sebagai angka semata. Sebab, para korban meninggal dunia memiliki keluarga yang menantikan masa depannya dan berduka karena kehilangan anaknya dalam sekejap.
“Jangan sampai keluarga korban berjuang sendiri di tengah duka yang sedalam ini,” ujar Atalia.
Di samping itu, ia mendorong adanya pengusutan secara hukum jika ditemukan adanya kelalaian dari peristiwa ambruknya Ponpes Al Khoziny.
Politikus Partai Golkar itu mengatakan, sudah selayaknya terdapat pihak yang dimintai pertanggungjawaban jika terbukti insiden itu salah satunya karena kelalaian. “Jika memang terbukti seluruh dugaan kelalaian tersebut, maka sudah selayaknya ada pertanggungjawaban hukum yang tegas,” ujar Atalia.
Salah satu hal yang penting diperhatikan saat ini adalah memastikan insiden serupa tidak terjadi di pesantren-pesantren lain. Oleh karena itu, ia mendukung penuh Kementerian Agama (Kemenag) turun langsung menyusun panduan teknis pembangunan pesantren.
“Kami mendukung penuh langkah Kementerian Agama yang sudah turun langsung, menyalurkan bantuan, dan berencana membuat panduan teknis pembangunan pesantren,” ujar Atalia.
61 Jenazah
Ditemukan Tim gabungan search and rescue (SAR) telah menemukan semua jenazah yang tertimbun dalam insiden robohnya musala Ponpes Al Khoziny. Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Budi Irawan menyebut ada 61 jenazah yang ditemukan dalam kondisi utuh, sedangkan sisanya adalah tujuh bagian tubuh.
“Alhamdulillah kita telah temukan seluruh jenazah yang hilang. Walaupun ini baru bersifat perkiraan,” ujar Budi dalam jumpa pers virtual, Selasa (7/10/2025).
“Yang diketemukan adalah 61 jenazah dalam bentuk yang utuh, kemudian ada 7 body part. Dari perkiraan kita 63, dimungkinkan nanti kepastiannya kita akan menunggu dari DVI, yang 7 body part itu merupakan milik siapa, atau mungkin berdiri sendiri, atau lebih dari 63. Ini semuanya baru perkiraan,” sambungnya.
Budi menjelaskan, area yang runtuh tersebut kini sudah rata dengan tanah. Saat ini sangat kecil kemungkinan masih ada jenazah yang tertinggal, mengingat seluruh reruntuhan telah diangkat.
Temuan potongan tubuh tidak bisa disebut sebagai jenazah. Tujuh potongan tubuh ini diperkirakan adalah bagian dari dua jenazah lain. Namun, Budi menegaskan hal ini baru perkiraan.
“Sehingga praktis kalau yang body part itu menurut teknis dari Basarnas tidak bisa disebut jenazah, berarti kita masih ada 2. Tapi kami yakin, bukan berdasarkan ilmu pengetahuan dari Basarnas, bahwa 2 ini adalah bagian dari 7 yang diketemukan,” sambung Budi. {}