Berita Golkar – Capres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo kompak menyerang capres Prabowo Subianto selama Debat Ketiga Capres Pemilu 2024 terkait kinerjanya sebagai Menteri Pertahanan.
Menanggapi itu, Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar (FPG) Dave Laksono berpendapat penilaian keduanya terhadap kinerja Kementerian Pertahanan (Kemenhan) bentuk kontradiksi politik.
“Saya kira Pak Anies dan Mas Ganjar tidak fair dalam memberikan penilaian terhadap kinerja Pak Prabowo sebagai Menhan,” ujar Dave saat dihubungi Kontan, Senin (8/1).
Pasalnya, partai-partai politik pendukung Anies-Ganjar selama ini memberikan dukungan sekaligus penilaian yang sangat baik terhadap kinerja Menhan Prabowo.
“Faktanya di DPR, partai-partai pendukung Pak Anies dan Mas Ganjar itu semuanya memberikan penilaian yang sangat bagus,” ungkapnya.
“Tapi di acara debat tiba-tiba dibilang jelek. Ini aneh dan kontras aja, semua partainya pada bilang bagus kok capresnya bilang jelek,” jelas dia.
Ia bahkan menyinggung sikap Anies-Ganjar meminta tranparansi data terkait pertahanan dan keamanan. Kata dia, data pertahanan merupakan informasi yang bersifat rahasia dan memiliki risiko bagi kedaulatan negara jika menyampaikannya secara terbuka di hadapan publik.
“Bahwa dalam berbagai macam isu pertahanan, ada hal-hal yang memang sensitif tidak bisa dibuka. Tentang kekuatan, pesawat tempur, alutsista pertahanan, akan membuka rahasia negara, karena isu pertahanan sensitif,” pungkasnya.
Sebelumnya, Sebelumnya, dalam debat ketiga, Ganjar Pranowo mengkritik Prabowo Subianto karena dinilai hanya membeli alutsista bekas dan sudah tua.
Anies dan Ganjar juga menganggap banyak program kerja yang tidak berjalan maksimal di Kementerian Pertahanan selama Prabowo menjabat. Atas kinerja Prabowo di Kemhan, Ganjar memberikan nilai lima, sedangkan Anies Baswedan memberi nilai 11 dari 100. {sumber}