Berita Golkar – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Wihaji akan memperkuat program pengentasan angka stunting (gagal tumbuh). Hal itu menjadi prioritas sebagai upaya mewujudkan pembangunan generasi Indonesia Emas di 2045.
Seperti diketahui, BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
“Program utama ke depan tentu saja soal pengentasan stunting, sebagai upaya mewujudkan Generasi Indonesia Emas di 2045,” ujar Wihaji, dalam kegiatan pisah sambut dengan plt Kepala BKKBN, Sundoyo, Selasa (22/10/2024), dikutip dari Waspada.
Wihaji didampingi Wakil Menteri KPK/KaBKKBN, Ratu Isyana Bagoes Oka. Bahkan Wihaji, mengaku telah menamai programnya dengan nama ‘war of stunting’.
“Upaya penurunan angka stunting harus dengan fokus daerah mana, provinsi mana, wilayah mana, caranya seperti apa, siapa yang bergerak, siapa yang menangani, kementerian apa yang nanti kita bekerja sama. Insha Allah nanti saya diskusikan, saya programkan dan tentu (bersama) dengan Wamen saya,” pungkasnya, di kesempatan yang berbeda.
Stunting di Indonesia ditargetkan turun menjadi 14 persen. Tetapi pada 2023, tercatat angka stunting masih di 21,5 persen. Selain tujuan pembangunan SDM berkualitas, penguatan pada stunting, ditegaskan Wihaji, untuk mencegah lost generation.
“Goal-nya BKKBN yang diminta oleh bapak Presiden Prabowo adalah jangan sampai kita terlalu banyak loss generation, kehilangan generasi dan itu tanggung jawab kita,” ujar Wihaji pada sambutannya.
“Nanti kita bikin program War of Stunting, di mana lokasinya, siapa targetnya, siapa petugasnya, caranya apa, biayanya berapa, alatnya apa, fokus, kelihatan dan di publish,” tambahnya.
Ia optimis di bawah kepemimpinannya BKKBN yang kini menyatu dengan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga akan tercipta banyak kebaruan.
“Kita bikin novelty, state of the art, keterbaruan dengan cara modernisasi. Termasuk modernisasi organisasi, modernisasi informasi, gunakan teknologi yang lebih manfaat, gampang, sederhana seperti media single data system,” ujar Bupati Batang periode 2017-2022 ini.
Sementara itu, mantan Plt. Kepala BKKBN, Sundoyo, berharap, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga bisa mengakomodir pekerjaan BKKBN yang luar biasa sangat besar untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
“Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sangat-sangat strategis. Untuk mencapai Indonesia Emas salah satu yang harus diperbaiki dan didorong adalah SDM (Sumber Daya Manusia) yang unggul,” ujarnya.
“Ketika kita bicara soal SDM yang unggul, tidak terlepas dari bagaimana keluarga yang berkualitas. Itu adalah core business -nya Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Maka, berulang kali kami sampaikan posisinya akan sangat strategis,” jelas Sundoyo pada kesempatan yang sama.
Sundoyo juga berharap dengan Menteri dan Wakil Menteri yang telah dilantik, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN bisa membaca peluang dan harus merubah budaya kerjanya untuk berlari cepat.
Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN juga memberikan sambutan, dengan mengatakan tantangan yang dihadapi kini sangat banyak, karena dunia berubah dan era digitalisasi harus dihadapi.
“Kita harus bisa mengikuti bagaimana perubahan ini. Saya sebagai seorang ibu, dan keluarga sebagai salah satu hal yang sangat dekat di hati saya. Saya yakin keluarga merupakan garda terdepan untuk bisa menghasilkan anak-anak yang cerdas, sehat, berkualitas untuk nantinya bisa membawa Indonesia menuju Indonesia Emas 2045,” tutupnya.
Dr. Wihaji sebelumnya pernah menjabat Bupati Batang periode 2017 – 2022. Lahir pada 22 Agustus 1976 di Sragen, Wihaji menikah dengan Uni Kuslantasi dan memiliki tiga orang anak.
Ia merupakan lulusan S3 Manajemen Lingkungan, Universitas Negeri Jakarta. S2 Universitas Negeri Jakarta. S1 di IAIN Salatiga. MAN 01 Surakarta. MTSn Plupuh Sragen, dan SDN 02 Sragen. {}