Gabung BRICS, Airlangga Hartarto: Bukti RI Non Blok

Berita GolkarPemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto tengah gencar melakukan aksesi terhadap sejumlah organisasi internasional dan kerja sama multilateral terkait ekonomi.

Setelah secara resmi mengikuti proses akses Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), pemerintah belum ini menyampaikan minatnya untuk bergabung ke dalam organisasi kerja sama multilateral, BRICS.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, langkah untuk bergabung ke dalam OECD yang identik dengan “negara barat” dan BRICS yang diprakrasai oleh Rusia hingga China menunjukan, Indonesia merupakan negara yang berpegangan pada prinsip politik luar negeri non-blok.

“Kita juga melakukan aksesi terhadap BRICS. Dengan ini kita menunjukan kita adalah negara non-blok,” kata dia, dalam acara Bisnis Indonesia Economy Outlook 2025, di Jakarta, Selasa (10/12/2024), dikutip dari Kompas.

Lebih lanjut Airlangga bilang, langkah pemerintah untuk secara aktif melakukan aksesi terhadap organisasi atau kerja sama multilateral menjadi penting bagi perekonomian Indonesia.

Pasalnya, Indonesia saat ini masih menjadi negara dengan volume ekspor yang lebih rendah dibanding dengan negara Asia Tenggara lain, seperti Vietnam. “Oleh karena itu, kita perlu genjot ekspor kita untuk lebih tinggi lagi,” ujar Airlangga.

Selain itu, Airlangga menyadari, saat ini sejumlah negara mulai berfokus untuk memperkuat kerja sama perdagangannya secara bilateral, alih-alih secara multilateral.

Akan tetapi, Indonesia, sebagai negara yang tergabung ke dalam ASEAN mempercayai kerja sama yang melibatkan lebih dari dua negara akan memberikan dampak lebih baik. “Negara-negara ASEAN percaya multilateral akan membawa kesejahteraan bersama,” tuturnya.

Sebelumnya, residen Prabowo Subianto mengungkapkan Indonesia bakal mencari peluang untuk bergabung dalam sejumlah organisasi internasional di bidang ekonomi. Hal ini dikatakannya menjawab kemungkinan posisi Indonesia bergabung BRICS saat tengah menjalani aksesi menjadi anggota penuh OECD. Menurut Prabowo, hal itu tak masalah.

“Saya kira enggak ada masalah. Kita juga ikut IPEF (Indo-Pacific Economic Framework), kita juga ikut CPTPP (Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik). Ya kita ikut beberapa kelompok,” ungkap Prabowo usai bertemu Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin yang diunggah YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (14/11/2024).

Menurut Kepala Negara, jalan itu diperlukan karena Indonesia ingin mengambil peluang yang ada untuk ekonomi dan kesejahteraan rakyat. “Untuk ekonomi kita ingin mencari yang terbaik, peluang-peluang untuk ekonomi kita. Kita harus memikirkan kesejahteraan rakyat kita kan,” bebernya. {}