Berita Golkar – Indonesia dan Peru telah merampungkan perjanjian dagang Indonesia–Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (IP-CEPA).
IP-CEPA adalah singkatan dari Indonesia–Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement, yaitu perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Peru yang resmi ditandatangani pada 11 Agustus 2025 di Istana Merdeka, Jakarta.
IP-CEPA mencakup penghapusan tarif signifikan di kedua belah pihak. Indonesia akan membebaskan tarif sekitar 85 persen dari lebih dari 9.700 pos tarif produk Peru.
Sementara itu, Peru menghapus tarif sekitar 87 persen dari lebih dari 6.900 produk Indonesia. Fokus utama kerja sama ini meliputi peningkatan akses pasar, kemudahan prosedur bea cukai, serta pengurangan hambatan perdagangan.
Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menegaskan IP-CEPA menjadi tonggak penting dalam memperkuat hubungan ekonomi kedua negara. Perjanjian itu diharapkan tidak hanya mendorong kinerja perdagangan.
Namun, juga mempererat hubungan antarpelaku usaha dan masyarakat Indonesia–Peru dengan landasan people-to-people relations.
Pernyataan tersebut disampaikan Wamendag Roro dalam Indonesia–Peru Business Forum 2025 bertema “Unlocking Bilateral Growth: Strengthening Indonesia–Peru Partnership Through CEPA” yang berlangsung di Jakarta.
Acara itu dihadiri oleh Presiden Republik Peru Dina Boluarte Zegarra, Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Pariwisata Peru Desilu Leon, Duta Besar Peru untuk Indonesia Luis Tsuboyama, serta Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie.
“IP-CEPA ini merupakan perjanjian perdagangan kedua Indonesia dengan negara di kawasan Amerika Latin, menegaskan posisi penting Peru dalam hubungan ekonomi Indonesia di wilayah tersebut,” kata Roro dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (13/8/2025), dikutip dari Tribunnews.
“Dua tahun setelah implementasi, kami akan melanjutkan perundingan untuk sektor investasi dan jasa guna memperdalam kerja sama bilateral,” lanjutnya.
IP-CEPA Diharapkan Bisa Tak Hanya Sebatas Angka
Sebelumnya, sebagai seorang anggota parlemen, Roro pernah menjadi ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) dari Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) ke Lima, Peru.
Ia menyatakan bahwa sejak dirinya menjadi anggota parlemen telah banyak korespondensi yang dibahas dan dikerjasamakan dengan Peru di ranah legislatif.
Beberapa fokus utama dalam kesempatan tersebut mengangkat sektor energi hijau, ekonomi digital, dan infrastruktur.
Hubungan diplomatik yang telah berjalan hampir 50 tahun diharapkan menjadi fondasi yang kokoh bagi hubungan kedua negara ke depannya. Roro menambahkan, keberhasilan implementasi IP-CEPA memerlukan strategi lanjutan.
Contohnya seperti peningkatan volume perdagangan, transfer teknologi, serta pembangunan kerangka kerja ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
“Semoga IP-CEPA tidak hanya memberi hasil pada angka-angka perdagangan, tetapi juga menciptakan pertukaran budaya, pengetahuan, dan pengalaman yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat,” ucap Roro.
Perdagangan Kedua Negara
Pada 2024, total perdagangan kedua negara mencapai 479 juta dolar AS dengan pertumbuhan rata-rata 15,08 persen per tahun sepanjang 2020–2024.
Ekspor Indonesia tercatat USD 329,4 juta, didominasi oleh kendaraan bermotor, alas kaki, minyak sawit, dan lemari pendingin. Impor Indonesia dari Peru senilai 149,6 juta dolar AS meliputi biji cokelat, batu bara briket, pupuk, anggur, dan seng mentah.
Potensi pasar Indonesia yang besar, dengan populasi 280 juta jiwa, menjadi peluang signifikan bagi ekspor produk pertanian Peru. Bagi Indonesia, penghapusan 87 persen tarif oleh Peru menciptakan peluang ekspor yang lebih besar. Khususnya untuk produk seperti alas kaki, tekstil, minyak nabati, serta baterai.
Sebaliknya, Peru berpeluang mengembangkan pasar di Indonesia untuk produk seperti cokelat, anggur, dan tara, yang kini akan menikmati tarif nol. Perjanjian ini juga membuka akses strategis Peru ke pasar Asia Tenggara melalui Indonesia.
Presiden Peru Dina Boluarte mengajak pelaku usaha Indonesia untuk memperluas investasi di sektor strategis seperti infrastruktur, energi terbarukan, dan ketahanan pangan.
Ia menilai kesamaan pandangan kedua negara dalam perdagangan bebas, investasi, serta prinsip-prinsip hukum dan politik internasional menjadi modal penting mempererat kemitraan.
Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie turut menyatakan dukungan penuh terhadap perjanjian ini. Menurutnya, pelaku usaha Indonesia optimistis memanfaatkan peluang yang ditawarkan IP-CEPA, mengingat Peru memiliki stabilitas dan prospek ekonomi yang positif. {}