Berita Golkar – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti berencana menyiapkan skema diskon khusus untuk meredam fenomena ‘rojali’ alias rombongan jarang beli dan ‘rohana’ yang bergentayangan di mal-mal Indonesia.
“Kami di pemerintah di Kementerian Perdagangan juga berupaya untuk menawarkan berbagai macam solusi agar masyarakat masih bisa berbelanja. Dengan berbagai macam skema, entah itu diskon atau apa, kami kerja sama dengan berbagai macam asosiasi,” ujar Roro kepada awak media di Pacific Place, Jakarta, Selasa (12/8/2025).
Roro mengaku telah mengamati dan mempelajari fenomena Rojali dan Rohana secara seksama. Berdasarkan data yang dimilikinya, Roro mendapat gambaran jelas, belakangan ini terjadi pergeseran gaya hidup di kalangan masyarakat Indonesia.
“Bahwasanya masyarakat sekarang ditawarkan dengan beberapa cara untuk bisa berbelanja, entah itu secara fisik langsung ke mall, langsung ke toko, langsung lihat barangnya dan bisa langsung beli barangnya, ataupun secara online,” ucapnya, dikutip dari Inilah.
Menurut Roro pula, masyarakat kini lebih cenderung untuk berbelanja melalui online atau e-commerce. Sehingga, hal inilah yang membuat kesan, pengunjung pusat perbelanjaan atau mal lebih banyak datang untuk sekadar cuci mata, menonton bioskop, atau makan di restoran daripada berbelanja.
“Tapi yang pertama biasanya masyarakat lebih suka datang ke mal untuk nonton film bioskop. Terus yang kedua, mereka suka ke restoran, dan mungkin at the end baru mereka berbelanja. Jadi ini memang ada perubahan gaya hidup, maka dengan perubahan yang terjadi,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan data transaksi online shopping atau belanja daring yang terus meningkat menunjukkan bahwa tidak ada pelemahan daya beli di tengah masyarakat.
Ia menuturkan di Jakarta, Selasa (5/8), bahwa menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), transaksi di online ritel dan marketplace meningkat 7,55 persen secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq) pada triwulan II 2025.
Peningkatan tersebut sejalan dengan kondisi perekonomian Indonesia yang mampu tumbuh 5,12 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada triwulan II 2025. {}