Berita Golkar – Politikus senior Partai Golkar, Agun Gunandjar Sudarsa berpesan agar mengedepankan hati dibanding materi dalam proses seseorang menjadi wakil rakyat pada kontestasi Pemilu.
Dengan hati menurut Agun Gunandjar, masyarakat bakal lebih mudah menerima dibanding memberi sejumlah materi dengan harapan dipilih sebagai anggota legislatif.
Hal itu dikatakan kang Agun, panggilan akrabnya, di hadapan peserta Sanlat (Pesantren Kilat) Politik Komunitas Golkar Milenial yang dilangsungkan di Rumah Cuklik, Cigombong, 9-10 September 2023 lalu.
“Hati mendidik kita agar bertanggung jawab terhadap konstituen, proses pemilihan serta membangun iklim demokrasi yang ideal.” tutur kang Agun.
Sementara materi, menurut Kang Agun membuat pemilih menjadi pragmatis dan biaya politik yang mahal memunculkan bibit-bibit korupsi di kemudian hari. Proses transaksional ini bagi Wakil Ketua Umum Depinas SOKSI ini benar-benar merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa.
“Maka yang muncul sebagai anggota dewan adalah mereka yang memiliki uang, pengusaha, pebisnis yang mencari keuntungan atas jabatannya. Orang tak lagi menilai dengan kapasitas dan kemampuan. Asal bisa memberi dan membeli, maka mereka bisa dapat suara rakyat. Ini tidak bisa dibenarkan. Pantas saja apabila kinerja parlemen kita buruk,” tutur Agun Gunandjar Sudarsa dikutip redaksi Golkarpedia, pada Sabtu (09/10) di Bogor.
Kang Agun kemudian menceritakan proses dirinya bisa terpilih sebanyak 6 periode masa jabatan di DPR RI di 6 masa kekuasaan Presiden RI yang berbeda. Kang Agun jadi kesayangan masyarakat di Dapilnya.
Kang Agun barangkali adalah satu-satunya anggota DPR RI yang sejak era Reformasi hingga kini masih duduk di kursi DPR RI. Ia menjadi saksi banyak peristiwa politik terjadi dalam sekian dasawarsa.
Enam periode masa jabatan sebagai anggota DPR RI menjadi bukti bagaimana Kang Agun mampu merawat hati para konstituennya di Dapil Jabar X yang meliputi Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Kuningan dan Kota Banjar.
Alih-alih memberi materi, kiat Agun Gunandjar Sudarsa selalu terpilih sebagai anggota DPR RI sejak tahun 1997 hingga sekarang adalah egaliter dan aspiratif.
“Saya tidak umbar materi, saya juga tak umbar janji. Untuk menang saya umbar bukti dan hati. Karena kalau janji, semakin banyak janji semakin banyak bohong, kalau materi setelah makan besok sudah habis lagi. Kalau pakai hati, pakai pikiran, bakal jernih proses demokrasinya,” tutur pria kelahiran 13 November 1958 ini.
Kang Agun juga memaparkan poin-poin apa saja yang diperlukan rakyat agar bisa menggunakan hati dan pikiran dalam memilih para Caleg di Pemilu 2024 hingga nantinya yang terpilih di Pemilu adalah sosok-sosok ideal, memiliki kapasitas dan kapabilitas.
“Satu, milih orang itu pilih yang memang dia punya kemampuan. Mau jadi anggota dewan ya harus memiliki kemampuan, punya ilmu cukup, pengalaman organisasi paling tidak. Kedua, dia harus punya integritas. Korupsi nggak? Jujur nggak? Perilakunya gimana? Lihat itu. Jangan sampai terganggu karena materi, ada yang figur bagus begini datang materi, terus anda pilih materi daripada hati. Ini bencana,” sebut Kang Agun.
Karena persoalan materi ini, Kang Agun bahkan berani mengatakan jangan pilih Agun di Dapilnya. Karena Agun Gunandjar Sudarsa menegaskan tak menggunakan materi dalam setiap kampanyenya. Semuanya menggunakan hati, pendekatan dari pribadi ke pribadi, hati yang disentuh.
“Saya selalu bilang, kalau mau materi jangan pilih Agun. Agun nggak menyediakan materi, apalagi mengumbar janji. Selama 6 periode duduk di DPR RI, Agun selalu memberi bukti melalui hati. Jadi kita tidak membodohi konstituen, tidak berkontribusi memberikan keruntuhan pilar-pilar demokrasi bangsa ini kalau menggunakan hati,” pungkas Agun Gunandjar Sudarsa. {redaksi}