Berita Golkar – Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia bersama jajaran menggelar acara silaturahmi bersama Calon Legislatif Terpilih Anggota DPR RI 2024-2029 di Graha DPP Partai Golkar, Jumat (20/9/2024).
Acara ini turut dihadiri oleh Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo dan para Caleg terpilih dari seluruh perwakilan di Indonesia yakni DPR RI Dapil Pulau Sumatera, DPR RI Dapil Pulau Jawa, DPR RI Dapil Pulau Bali Nusa, DPR RI Dapil Pulau Kalimantan, DPR RI Dapil Pulau Sulawesi, DPR RI Maluku Utara dan Papua.
“Malam hari ini kami DPP Partai Golkar melakukan silaturahmi bersama dengan seluruh kader Partai Golkar yang menjadi Anggota DPR RI periode 2024-2029,” kata Bahlil, dalam sambutannya dikutip dari TVOne News.
Bahlil menuturkan pertemuan ini tentunya juga dalam rangka memperlihatkan wajah-wajah baru yang akan menjadi putusan Partai Golkar.
“Sesungguhnya malam ini acaranya santai aja pengen kenalan aja semua ingin silaturahmi aja. Karena sebagai ketua umum yang baru dipilih belum sampai sebulan, sudah tentu untuk ingin untuk bersilaturahmi ketemu sama Bapak Ibu semua yang ini sebagian senior-senior saya, teman-teman saya, dan ada juga sebagian junior,” jelas Bahlil.
Dalam sambutannya, Bahlil juga menuturkan bahwa proses selanjutnya karena Partai Golkar sudah sepakat mendukung Presiden Republik Indonesia terpilih, Prabowo Subianto dan Wakil Presiden RI terpilih, Gibran Rakabuming Raka, maka diperlukan adaptasi dukungan dalam program mendukung kebijakan pemerintah yang akan terjadi di depan.
“Sudah tentu dari proses-proses itu pasti ada yang mungkin harus kita koreksi. Tapi kita harus lakukan dengan sebaik-baiknya, dalam konteks itu saya pikir ada tiga fungsi. Selain fungsi legislasi, pasti ada fungsi anggaran dan pengawasan,” jelasnya.
Sementara itu, Bahlil menuturkan bahwa suatu fraksi harus memainkan peran penting dalam mewarnai dinamika perpolitikan di parlemen. Partai Golkar itu menjadi lokomotif dari sebuah kebaruan gagasan.
“Jadi kita boleh setuju, tapi juga kita harus bisa memberikan masukan-masukan yang konstruktif. Ini saya pikir bagian daripada apa yang harus kita lakukan. Sudah barang tentu kita harus berlandaskan pada aturan-aturan 1945, Pancasila, dan lebih khusus adalah pada doktrin karya-kekaryaan,” imbuhnya. {}