Berita Golkar – Pertumbuhan Industri Logam Dasar dan Industri Barang Logam Bukan Mesin dan Peralatannya di Indonesia mencapai masing-masing sebesar 14,17 persen dan 23,63 persen secara tahunan di 2023.
Di tengah perekonomian global yang masih lesu, industri pengolahan di Indonesia mampu menjaga pertumbuhannya sebesar 4,69 persen year on year di tahun 2023. Pertumbuhan ini ditopang oleh permintaan berbagai sektor industri, satu diantaranya dari industri elektronik dan peralatan rumah tangga.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutan di pameran Kitchen Appliences Expo 2024 yang yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin di Plaza Industri, Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, mengingatkan agar menjaga tren tersebut agar iklim usaha industri semakin kondusif, menarik investasi, serta mendorong substitusi impor.
Melalui kebijakan yang tepat, pihaknya berupaya meningkatkan competitiveness dan revenue growth dari industri logam nasional.
Agus Gumiwang mengatakan, sektor hilir industri logam diharapkan memberikan “added value” serta “multiplier effect” bagi peningkatan daya saing ekonomi bangsa.
Produk-produk kitchen appliances berbasis logam masuk kepada sektor hilir industri logam yang langsung digunakan masyakarat di rumah tangga seperti kompor gas, alat masak dan alat makan dari logam serta bak cuci piring.
“Oleh sebab itu, kami sangat mendukung pengaturan minimum standar akan kualitas dan mutu produk melalui pemberlakuan SNI wajib. Melalui pemberlakuan SNI wajib, industri dalam negeri wajib untuk menyediakan produk yang menjamin keselamatan, kemanan dan kesehatan masyarakat,” ujarnya dikutip Selasa, 2 April 2024.
Dia mengatakan pemain di industri kompor gas di dalam negeri saat ini mencapai 31 perusahaan dengan kapasitas produksi total sebanyak 33,7 juta pieces.
Industri kompor terbagi atas dua jenis yakni kompor gas rumah tangga yang SNI wajibnya sudah berlaku dari tahun 2013 dan tahun 2015 sedangkan untuk kompor gas komersial lagi proses pembahasan Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian pemberlakuan SNI wajib yang menunggu harmonisasi di Kemenkumham sedangkan TKDN untuk kompor gas berkisar antara 21 – 58 persen.
Disamping SNI Wajib dan TKDN Kementerian Perindustrian terus mendorong untuk pengembangan lokal komponen. Sedangkan alat masak dan alat makan lagi pembahasan Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian untuk SNI wajib yang target pemberlakuannya adalah tahun ini dengan TKDN rata-rata 40 – 85 persen.
“Untuk bak cuci piring TKDN berkisar 40 persen. Besar harapan kami dengan penerapan kebijakan yang sangat mendukung industri dalam negeri tersebut iklim usaha dan iklim investasi di dalam negeri bisa terjaga dan terus tumbuh,” ujarnya.
Dia menegaskan, pameran Kitchen Appliences Expo 2024 ini tidak hanya sekedar menampilkan produk-produk unggulan, tetapi juga merupakan kesempatan bagi Pemerintah untuk menunjukkan upaya maupun pencapaian industri dalam negeri dalam menyediakan solusi terbaik bagi kebutuhan masyarakat.
Selain itu pameran ini juga menjadi upaya mendukung program pemerintah utamanya program makan siang gratis yang seluruh peralatan masak mulai dari kompor gas modern hemat energi hingga peralatan makan dari logam yang elegan dan fungsional berasal dari hasil karya industri dalam negeri.
“Kami juga berharap kegiatan ini membantu mempromosikan produksi dalam negeri serta meningkatkan brand awareness atas produk lokal,” ujar Menteri Agus.
“Saya ingin menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada para perusahaan dan asosiasi industri yang menjadi peserta pameran kali ini, serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan acara pameran ini,” imbuhnya.
“Semangat kolaborasi yang ditunjukkan adalah modal berharga untuk mewujudkan industri dalam negeri yang tangguh dan berdaya saing. Mari kita manfaatkan waktu yang kita miliki di pameran ini dengan baik, untuk berinteraksi, berbagi pengetahuan, dan menjelajahi berbagai produk unggulan yang ditawarkan,” katanya. {sumber}