Berita Golkar – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji mengajak para anggota Asosiasi DPRD Kabupaten Seluruh Indonesia (Adkasi) turut mengawal program-program kependudukan dan pembangunan keluarga yang diselenggarakan pemerintah daerah.
“Pelayanan wajib berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Kenapa perlu saya sampaikan, karena saya ingin bahwa dalam pengawasan tolong diingatkan para kepala daerah jangan digunakan untuk yang lain-lain,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Sabtu, dikutip dari AntaraNews.
Ia menegaskan tiga tugas DPRD, yakni pengawasan, penganggaran, dan peraturan daerah. Oleh karena itu, ia berharap, DPRD juga bisa mengawal para kepala daerah membuat Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK).
Dia menjelaskan GDPK menjadi pedoman dalam jangka waktu 20 tahun bagi kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk merumuskan serta menetapkan kebijakan sektoral, pelaksanaan program pembangunan, dan tindak lanjut sesuai dengan kewenangan sebagaimana tertuang dalam dokumen perencanaan pembangunan.
“GDPK mestinya diketahui semua daerah, misalnya jumlah penduduknya berapa, luas wilayahnya sekian ribu, maka yang dibutuhkan tempat sampahnya berapa, rumah sakitnya berapa, sekolahnya berapa, semua fasilitas publiknya berapa, itu yang saya sebut dengan framework. Frame-nya adalah desain, map-nya adalah peta jalannya,” katanya.
Kemendukbangga/BKKBN juga telah mengundang seluruh kepala dinas terkait kependudukan dan KB seluruh Indonesia untuk membuat GDPK.
“Tujuannya agar penduduk Indonesia baik-baik saja, menjadi generasi yang baik, walaupun kompleks, termasuk tentang pembangunan keluarga,” ujarnya.
Selain GDPK, ia juga menyampaikan data dana alokasi khusus (DAK) per kabupaten/kota tahun anggaran 2025.
“Angka-angka yang saya cantumkan tadi, itu bagian dari cara kita mengendalikan penduduk sekaligus membuat program pembangunan keluarga. Panjang urusannya, karena mengurus keluarga sesuai siklus kehidupan, semua kita urus,” kata Wihaji. {}