Mengenal Sosok Arsyadjuliandi Rachman, Legislator Partai Golkar Asal Riau

Berita GolkarSosok satu ini merupakan nama yang dikenal baik oleh masyarakat Riau. Arsyadjuliandi Rachman atau Andi Rachman merupakan mantan Wakil Gubernur yang lalu menjabat sebagai Gubernur Provinsi Riau pada tahun 2013 sampai 2018.

Dalam Pemilu Gubernur Riau 2013, ia berpasangan dengan Annas Maamun sebagai calon Gubernur Riau sedangkan Arsyadjuliandi Rachman menjabat wakil gubernur. Keduanya lantas terpilih sebagai memimpin Riau untuk periode 2013-2018, dan resmi dilantik pada tanggal 19 Februari oleh Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi.

Tahun 2016, Arsyadjuliandi Rachman menjabat sebagai Gubernur Riau menggantikan Annas Maamun yang tersangkut kasus korupsi alih fungsi hutan.

Selama lima tahun menjadi Wakil Gubernur dan Gubernur Riau, Andi Rachman lebih menonjol dalam menata manajemen pemerintahan di Riau. Di tangannya, administrasi pemerintah Riau lebih terbuka, terorganisir dan lebih apik.

Bahkan semua sistem administrasi sudah online dan bisa diakses dimana saja. Selain itu, Andi juga merupakan gubernur yang terlepas dari ikatan emosional gubernur-gubernur sebelumnya, sehingga ia lebih bisa melanjutkan program yang sudah ada dan juga membuat program baru.

Selama menjadi gubernur menggantikan Annas Maamun, Andi Rachman berhasil merampungkan pekerjaan ”terbengkalai” seperti pembayaran utang Stadion Utama Riau, menyelesaikan hutang piutang Pemprov Riau kepada kontraktor pekerjaan jembatan dan jalan dan juga berhasil memfungsikan seluruh fasilitas yang menjadi aset Pemprov Riau yang sebelumnya bermasalah hukum.

Andi Rachman tidak menghabiskan masa jabatannya sebagai gubernur Riau. Pada penghujung tahun 2018 atau tepatnya pada September 2018, Arsyadjuliandi Rachman mengundurkan diri sebagai Gubernur Riau dengan alasan hendak mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari Partai Golkar.

Keputusan Arsyadjuliandi Rachman tersebut bukan tanpa sebab. Ia terbentur undang-undang Pasal 12 huruf k, Pasal 68 ayat (2) huruf h UU Pemilu DPR, DPD, dan DPRD yang mengharuskan seorang kepala daerah atau PNS aktif mundur dari jabatan apabila hendak mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.

Kepatuhan Arsyadjuliandi Rachman tersebut memberi pelajaran sekaligus teladan yang baik bagi masyarakat. Ia pun terpilih dari Dapil Riau 1 yang meliputi Pekanbaru, Siak, Rohul, Rohil, Kepulauan Meranti, Bengkalis dan Dumai dengan raihan sebesar 32.511 suara.

Sebelum masuk ke dunia politik praktis, pria yang ahir di Pekanbaru, Riau, 8 Juli 1960 dari pasangan H. Abdul Rachman Syafei dan Hj. Asma Hasan asal Minangkabau ini merupakan seorang pengusaha. Ia meneruskan bisnis sang ayah yang merupakan pengusaha bidang transportasi asal Riau. Ayahnya H. Abdul Rachman Syafei merupakan perintis moda transportasi antar kota antar provinsi dengan nama PO Sinar Riau.

Selain transportasi, Andi Rachman juga berkecimpung di berbagai bisnis usaha yang ia dirikan tanpa bantuan sang ayah. Di bawah Group Riau Muda, Andi menguasai bisnis transportasi, SPBU, pertambangan, dan perkebunan. Perlahan tapi pasti, dirinya mewujud sebagai seorang pengusaha sukses di berbagai bidang, mengikuti jejak sang ayah.

Selama bergelut di dunia usaha, Andi memimpin berbagai organisasi kewirausahaan, seperti menjadi Ketua Hiswana Migas Riau, Ketua Hipmi Riau, dan Ketua Kadin Riau. Prestasinya yang cukup gemilang, telah mengantarkannya sebagai wakil ketua Kadin Indonesia pada tahun 2009.

Kesuksesan Andi Rachman sebagai seorang pengusaha pun tercermin dari pengumunan KPU Riau pada periode 2014 yang menyatakan Andi sebagai Wakil Gubernur Riau terkaya dengan total kekayaan sebanyak Rp. 132 milliar rupiah.

Selain bakat dagang dan berbisnis yang diwariskan sang ayah, kesuksesan Andi Rachman juga ditopang oleh latar belakang pendidikannya yang mentereng. Andi Rachman merupakan jebolan MBA Marketing Track, Oklahoma City University, USA (1986-1987). Sebelumnya ia menamatkan gelar sarjananya di Universitas Sebelas Maret mengambil jurusan Ekonomi Pertanian pada rentang tahun 1981-1985.

Di dunia politik, sosok Arsyadjuliandi Rachman meniti karirnya di Partai Golkar mulai dari Wakil Bendahara Golkar Riau (1998-2003), Bendahara Umum Golkar Riau (1998-2003), Wakil Sekjen DPP Golkar 2010 hingga 2014, Plt Ketua DPD Golkar Riau (2014-2016) dan akhirnya menjadi Ketua DPD Golkar mulai 2016.

Kini ia mengemban amanah jabatan sebagai anggota Komisi 2 DPR RI dengan lingkup tugas di bidang dalam negeri, sekretariat negara, dan pemilu.

Selama di DPR RI Andi Rachman turut aktif dalam melakukan fungsi pengawasan DPR terhadap Pergeseran Anggaran Kementerian Dalam Negeri, Program Prioritas Pembangunan yang juga bermitra dengan Kemendagri, membahas mengenai persiapan Pilkada serentak 2020 dan Pemilu 2024, serta membahas persoalan aset negara dengan Kementerian Sekretariat Negara dan Sekretaris Kabinet.

Ia juga aktif turun ke masyarakat dalam rangka melakukan sosialisasi Pemilu Serentak yang akan dihelat pada tahun 2024.

Ia juga dikenal sebagai pribadi yang dermawan. Andi Rachman tercatat pernah memborong beras petani Riau sebanyak tiga ton untuk dibagikan kepada masyarakat Riau secara cuma-cuma. Anggota Fraksi Golkar tersebut mengatakan, memborong beras itu sebagai bentuk membantu petani agar mendapat keuntungan lebih saat panen tiba di masa pandemi ini.

Selain itu, niatnya membagikan beras secara gratis kepada masyarakat juga mulia. Ia hendak membantu masyarakat Riau yang terdampak Pandemi Covid-19, di mana saat itu, perekonomian masyarakat mandeg.

Tindakan memborong beras itu merupakan tindak lanjut dari kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Kecamatan Bunga Raya, Siak, pada akhir Mei 2021 lalu. Pada kegiatan itu, sejumlah petani menyampaikan aspirasinya terkait harga jual gabah dan beras mereka.

Petani mengeluhkan bahwa pada saat panen, harga ditekan oleh tengkulak. Harga gabah kering hanya dibeli Rp 3.700 per kilogram. Atas keluhan petani, Andi Rachman pun bersimpati. Ia langsung mengeluarkan uang untuk memborong beras petani.

Andi Rachman adalah contoh yang tidak kurang satu apapun, hampir paripurna. Meski terlahir di keluarga berada, dirinya lantas tidak memanfaatkan kekayaan orangtuanya hanya untuk berfoya-foya. Andi Rachman bahkan meniti karir dan kemampuan akademisnya secara alami dari bawah. Andi Rachman mengajarkan bahwa proses itu sangatlah penting dalam kehidupan. {redaksi}