Berita Golkar – Darul Siska merupakan anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sumatera Barat 1 (Sumbar 1) yang terdiri dari 11 kabupaten/kota yakni Padang, Padang Panjang, Tanahdatar, Sawahlunto, Sinjunjung, Dharmasraya, Kota Solok, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Pada Pemilu 2019 ia terpilih dengan meraih 26.920 suara.
Darul Siska merupakan politisi kawakan yang sudah mencicipi berbagai era periode kepemimpinan di Indonesia. Dirinya bahkan telah menjadi politisi Senayan sejak medio era 1997 sampai dengan 2009. Setelah sebelumnya gagal pada Pemilu tahun 1987 dan 1992, Darul Siska seolah ingin membuktikan bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.
Pasca Pemilu 1997 ia terpilih sebagai anggota DPR RI, Darul Siska melanjutkan keterpilihannya pada dua periode berikutnya pada Pemilu 1999 dan Pemilu 2004 hingga genap ia menjadi anggota DPR RI sebanyak tiga periode berturut.
Pria yang lahir pada 23 Februari 1954 dari pasangan H.M. Said Karim dan Sarunah ini mengawali karir politiknya dari bawah. Mungkin bakat organisasinya diturunkan dari sang ayah H.M. Said Karim yang pernah diamanahi jabatan sebagai Ketua Muhammadiyah kecamatan Talawi, Sawahlunto.
Terlepas dari bakat organisasi dari ayahanda Darul Siska, tanpa kerja keras dan tekad, ia mustahil mencapai titik seperti hari ini, apalagi sebagai anak dari seorang guru, Darul Siska dibesarkan dalam kondisi yang penuh dengan keprihatinan di Talawi, Sawahlunto bersama saudara-saudaranya.
Keprihatinan pula yang kemudian memotivasi Darul Siska untuk memperbaiki taraf kehidupannya dengan mencoba merantau ke perkotaan. Jakarta menjadi pilihan paling logis baginya saat itu.
Selepas lulus SD, Darul Siska langsung dibawa merantau ke Jakarta dan tinggal bersama kakak tertuanya. Hingga ia mengenyam pendidikan tinggi dan berkuliah di Universitas Jayabaya Jakarta. Darul Siska mengambil jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Sosial Politik, Universitas Jayabaya pada rentang waktu 1975-1982.
Di Universitas Jayabaya, sama seperti latar belakang politisi lain yang biasanya lahir dari dunia organisasi, Darul Siska juga membangun karir politik hingga menjadi seperti sekarang dengan mengikuti berbagai organisasi kemahasiswaan di kampusnya.
Tercatat, Darul Siska pernah didapuk jabatan sebagai Sekretaris Senat Universitas Jayabaya pada tahun 1976. Pada tahun 1981, satu tahun sebelum dirinya lulus kuliah, Darul Siska mengambil langkah besar dengan mendaftar keanggotaan Partai Golkar. Untuk langkah satu ini, Darul Siska bisa dikatakan visioner. Dirinya mampu melihat celah di mana ia bisa belajar politik praktis menuruti kegemarannya berorganisasi sebagai penunjang.
Bersamaan dengan langkah besar yang ia ambil pada tahun 1981 sebagai kader Partai Golkar, Darul Siska di tahun yang sama juga aktif di DPP KNPI sebagai pengurus. Kelihaiannya berdiplomasi dan kemampuan berbahasa yang baik membuat Darul Siska berkali-kali dipercaya menjadi delegasi pertemuan pemuda taraf internasional waktu itu.
Sebut saja, Peserta Friendship Program Indonesia – Jepang di Jepang pada tahun 1984, Delegasi Indonesia pada AYC General Asembly di Kuala Lumpur pada 1987, Peserta Inter Regional Consultative Meeting on Youth Policies di Beijing pada 1988, Peserta Seminar On Youth and Health di India di tahun 1989, dan Delegasi Pemuda Indonesia ke Australia pada tahun 1992.
Selama berkarir di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Darul Siska juga memiliki banyak pengalaman mengisi di berbagai komisi. Saat pertama kali terpilih sebagai anggota DPR pada tahun 1997, ia ditempatkan Fraksi Golkar DPR di Komisi Pertahanan dan Luar Negeri sekarang menjadi Komisi 1 DPR. Komisi ini agaknya sesuai dengan latar belakang Darul Siska yang mengenyam pendidikan di jurusan Hubungan Luar Negeri.
Kemudian pada periode 1999-2002, Darul Siska menempati komisi Perindustrian dan Perdagangan. Lalu pada periode 2002-2009, Darul Siska diminta untuk masuk ke komisi perhubungan. Karakternya yang cepat beradaptasi membuat ia dengan baik menjalankan segala tugas di manapun ia ditempatkan oleh Fraksi Golkar DPR.
Pada periode 2002-2009, Darul Siska terlibat dalam banyak kerja-kerja legislasi parlemen, di antaranya penyusunan hingga pengesahan berbagai UU mulai dari UU lalu lintas, UU MD3, UU Penerbangan, UU Kereta Api, hingga UU Pelayaran. Selain itu dalam periode ini pula Darul aktif menjadi anggota tim peningkatan kinerja DPR dan menjadi ketua tim Grand Design kompleks DPR-RI.
Pada periode 2019-2024 Darul Siska ditempatkan Fraksi Golkar DPR di Komisi 9 DPR. Komisi 9 DPR memiliki lingkup tugas di bidang kesehatan dan ketenagakerjaan, sebuah bidang baru lagi bagi Darul Siska.
Di komisi ini, Darul Siska aktif dalam berbagai rapat dengar pendapat dengan mitra kerja, seperti BPJS Kesehatan guna menyoroti terjaminnya kesehatan masyarakat Indonesia terutama yang telah menjadi anggota BPJS Kesehatan.
Selain itu, Darul Siska juga turut aktif dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan melakukan upaya edukasi dan promosi hidup sehat ke berbagai pelosok daerah di Sumatera Barat.
Di masa Pandemi Covid-19, dalam laporan kerjanya, Darul Siska mengatakan bahwa dirinya telah berkontribusi menyalurkan 32.000 paket sembako untuk masyarakat terdampak pandemi Covid-19. Tidak hanya penyaluran bantuan, Darul Siska juga turut berupaya membantu pemerintah dengan melakukan vaksinasi massal.
Bekerjasama dengan kementerian dan lembaga pemerintahan yang menjadi mitra kerja Komisi IX DPR RI, seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Ketenagakerjaan, BKKBN, BPOM, BP2MI, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, serta Polda Sumbar Darul Siska mengatakan telah menjangkau lebih dari 13.000 masyarakat Sumbar untuk gerakan vaksinasi Covid-19 ini.
Selama masa Pandemi Covid-19 di tahun 2021 silam, Darul Siska juga telah melakukan edukasi kepada sekitar 1.700 tokoh masyarakat tentang penerapan pola hidup sehat termasuk menjaga kesehatan di tengah pandemi Covid-19.
Untuk sektor tenaga kerja, Darul Siska bergerak aktif dalam menciptakan pengusaha-pengusaha UMKM baru di Sumbar. Tahun 2021, Darul Siska mengklaim telah membentuk 73 kelompok usaha ultra mikro dengan modal kerja yang dikucurkan mencapai Rp. 1.752.000.000.
Di samping itu ada 14 kelompok Tenaga Kerja Mandiri (TKM) yang terbentuk dan bergerak di sektor usaha mikro dengan total anggaran yang dikucurkan Rp. 920,000.000.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil, siap pakai dan berdaya saing di masa yang akan datang, Darul Siska bekerjasama dengan Kementerian Ketenagakerjaan berikhtiar menghadirkan sarana dan prasarana tempat pembentukan tenaga kerja kompeten di Sumatera Barat dengan pembangunan Balai Latihan Kerja Komunitas (BLK Komunitas).
Tahun 2020 lalu, Darul Siska telah menghadirkan 7 BLK Komunitas dengan anggarans ebesar Rp.5,6 miliar. Tahun 2021 ia juga membangun 7 BLK Komunitas di 7 pondok pasantren di Sumatera Barat dengan anggaran sebesar Rp 7 miliar.
Darul Siska adalah sosok yang patut diteladani, disiplin, komitmen serta tegak lurusnya ia terhadap pengabdian bagi masyarakat bisa menjadi preseden baik untuk politisi yang selama ini dianggap kurang memperhatikan masyarakat. Untuk generasi muda, Darul Siska telah menjalankan tugasnya, memberi contoh yang baik untuk penerusnya kelak. {redaksi}