Berita Golkar – Firman Soebagyo adalah anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI yang telah duduk sebagai legislator selama tiga periode berturut sejak 2009–2014, 2014–2019, dan periode 2019–2024. Sebelumnya di era reformasi atau pada periode 1997-1999, Firman Soebagyo juga pernah duduk di MPR RI.
Firman Soebagyo lahir di Pati, Jawa Tengah pada tanggal 2 April 1953. Politisi senior Partai Golkar ini dibesarkan di lingkungan keluarga petani. Ayahnya, selain bertani juga merupakan kepala desa di kabupaten Pati sedangkan ibunya, hanya seorang ibu rumah tangga biasa.
Kepala desa di era Orde Baru dengan jaman sekarang jelas berbeda. Dahulu, kala jabatan kepala desa merupakan sebuah posisi yang terhormat, posisi yang bergengsi. Sebab seorang kepala desa adalah perpanjangan tangan pemerintah pusat di tingkatan desa.
Firman Soebagyo semasa kecilnya tumbuh dan besar dalam lingkungan kultur Jawa yang cukup kental. Tradisi Jawa itu diwariskan secara turun temurun dari kedua orang tuanya, terutama sekali dari ayah. Hingga kini, sangat terasa kental kultur Jawa yang terlihat dari seorang Firman Soebagyo, utamanya kebijaksanaan di gurat wajahnya.
Begitupun lingkungan pendidikan formalnya di masyarakat tempo dulu, yang seiring sejalan dengan kehidupannya selalu memberikan pengaruh yang tidak kecil bagi perkembangan kejiwaannya.
Setelah tamat SMA, Firman kemudian melanjutkan studinya di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Firman yang sebelumnya kental dengan identitas Jawa dari tempat tinggalnya di Jawa Tengah, perlahan mengalami perubahan.
Firman mulai mengenal identitas yang sangat beragam dengan berbagai latar belakang, meski begitu adanya akulturasi kebudayaan di perjalanan hidup seorang Firman Soebagyo tidak melunturkan kultur Jawa yang menjadi kesejatian dirinya.
Selain itu, di sanalah, di masa ia mengenyam pendidikan tinggi, Firman mulai mengenal dunia organisasi yang akan menuntunnya untuk terjun ke kancah politik. Firman lantas bergabung dengan Partai Golkar. Dia terus berkarya di partai beringin rindang hingga akhirnya dia menjabat amanat pertamanya yakni sebagai Ketua Korwil II DPP Partai Golkar untuk Riau dan Kepri.
Di bawah kepemimpinannya, kedua provinsi tersebut dalam Pilkada meraih kemenangan di atas 80% melampaui kemenangan kemenangan lain pilkada di seluruh Indonesia. Firman Soebagyo ingin menjadikan partai politik sebagai kendaraan untuk memberdayakan kesejahteraan rakyat. UKM menjadi basis utama implementasi dari rasionalitas politik mantan anggota MPR RI periode 1997-2002 ini.
Selaras dengan slogannya “Membangun Indonesia dari Desa” tidak lain bertujuan untuk memberdayakan masyarakat pedesaan yang pada umumnya petani, nelayan dan berorientasi pada UKM.
Bersamaan dengan misinya ini, Firman kemudian dipercaya menjadi Vice President Direktur Lembaga Pusat Pengembangan UKM, kerjasama Kadin Indonesia, BRI dan PT. Telkom. Selain itu, karir profesional seorang Firman Soebagyo juga tercatat pernah menjadi Komisaris Utama, PT. Merlina Paluansa Line pada tahun 2013-2014.
Firman sendiri oleh teman-temannya dikenal sebagai sosok politisi santun yang selalu mengedepankan rasional dalam berpolitik. Artinya setiap keputusan dalam politik, harus terlebih dahulu melalui pertimbangan yang matang.
Logika politik baginya tidak cukup didasarkan pada rasa suka atau tidak suka. Politik harus melampaui itu. Melampaui sentimen-sentimen parokial dan komunal, bahkan melampaui kepentingan-kepentingan pragmatis.
Atas dasar nilai politiknya Firman Soebagyo kemudian dipercaya untuk menduduki jabatan sebagai Ketua DPP Bidang Kesejahteraan pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2009. Lalu dilanjutkan dengan jabatan Ketua DPP Partai Golkar Bidang Usaha Kecil Menengah dan Koperasi dan Ketua DPP Partai Golkar Bidang Pemilu di tahun 2010 sampai 2015.
Pada periode 2009-2014 melalui daerah pemilihan Jawa Tengah III Firman Soebagyo maju sebagai calon anggota legislatif dan berhasil terpilih pertama kali melalui jalur kepartaian untuk duduk sebagai anggota legislatif di Gedung Senayan.
Oleh fraksi Partai Golkar, Pada periode itu, Firman Soebagyo kemudian dipercaya untuk menjadi Wakil Ketua Komisi IV DPR RI yang membidangi masalah Pertanian, Kelautan, Bulog dan Kehutanan.
Firman Soebagyo berhasil terpilih kembali menjadi Anggota DPR-RI periode 2014-2019 dari Partai Golongan Karya (Golkar) dari Dapil Jawa Tengah III setelah memperoleh 90.757 suara. Dapil Jawa Tengah III meliputi daerah Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, dan Kabupaten Pati yang merupakan tanah tempat kelahirannya.
Pada masa kerja 2014-2019 Firman bertugas di Komisi 4 yang membidangi pertanian, kelautan dan pangan. Firman juga sekaligus merangkap sebagai Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg). Di Maret 2018 terjadi mutasi internal di Partai Golkar dan Firman berpindah tugas ke Komisi 2 yang membidangi reformasi aparatur negara, kepemiluan dan otonomi daerah.
Selain menduduki jabatan di DPR RI, pada periode 2014, di DPP Partai Golkar Firman Soebagyo juga mendapat amanah jabatan sebagai Ketua Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Jawa II Partai Golkar.
Kembali ke DPR RI, terhitung sejak 2 April 2018, Firman Soebagyo tidak lagi menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR-RI pasalnya Fraksi Golkar memutuskan jabatan tersebut digantikan oleh Sarmuji.
Firman Soebagyo pada periode 2019-2024, kembali terpilih menjadi anggota DPR dari Partai Golkar untuk mewakili Dapil Jateng III dengan perolehan suara 110.097. Ia kemudian ditempatkan oleh Fraksi Partai Golkar untuk bertugas di Komisi 10 dan Bamus DPR RI.
Selama duduk di DPR RI, kinerja Firman Soebagyo patut diteladani. Sebab ia merupakan salah seorang legislator yang cukup disiplin dan rajin dalam bekerja. Banyak aturan perundang-undangan yang telah lahir dari tangan dinginnya di antaranya adalah penyusunan dan pembahasan RUU Larangan Minuman Beralkohol (Minol).
Lalu harmonisasi RUU tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (KSDAHE), pembahasan RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS), pembahasan terhadap Harmonisasi RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak, RUU Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh, RUU Pemberdayaan Budidaya Perikanan, RUU Pertanahan.
Dan kemudian, pembahasan harmonisasi RUU Disabilitas, RUU Sistem Perbukuan, RUU Jabatan Hakim, RUU tentang Karantina Kesehatan, RUU Perkelapasawitan, RUU Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, harmonisasi atas revisi Undang-Undang tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).
Selanjutnya ikut berkontribusi aktif dalam RUU Penyiaran, pengayaan terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem, terlibat pula dalam rancangan Undang-Undang Pertembakauan, RUU Permusikan, RUU Cipta Kerja, kemudian RUU Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan, dan Rancangan Undang-Undang tentang Masyarakat Hukum Adat.
Ada pula kontribusi aktifnya dalam rancangan Undang-Undang Migas, RUU Sumber Daya Air, Panja peraturan DPR dan pengesahan RUU POM serta pandangan mini fraksi, RUU Minerba, pembahasan RUU tentang Pembentukan Kabupaten Tomini Raya, RUU tentang Pembentukan Kabupaten Parigi, dan RUU tentang Pembentukan Kabupaten Moutong di Provinsi Sulawesi Tengah.
Pengambilan Keputusan atas Harmonisasi Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Maluku, dan Kalimantan Selatan. Kemudian, Harmonisasi RUU tentang Provinsi Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan Tengah.
Harmonisasi Rancangan Undang Undang (RUU) tentang Energi Baru dan Terbarukan (EBT), pembahasan RUU Arsitek, pembahasan RUU Penjaminan, RUU Larangan Praktik Monopoli dan Usaha Tidak Sehat, RUU Pendidikan Kedokteran, RUU tentang Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), revisi Undang-Undang Narkoba, RUU Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya, RUU Konsultan Pajak dan masih banyak lagi kinerja legislasi lainnya.
Sebagai anggota DPR RI dan seorang politisi, Firman Soebagyo memang layak dijadikan sebagai teladan dan contoh tentang bagaimana profesionalnya politisi dalam bekerja. Kebijaksanaannya dan kecerdasannya menjadi salah satu yang menonjol di antara politisi lainnya.
Selain itu, Firman Soebagyo juga merupakan figur yang loyal terhadap konstituen. Setiap kali masa reses, Firman Soebagyo selalu memberikan yang terbaik bagi para konstituen, baik berupa aspirasi ataupun materi pembekalan sosialisasi mengenai produk perundang-undangan yang sedang dibuatnya. Partai Golkar beruntung memiliki seorang Firman Soebagyo, kini tinggal bagaimana ia mendidik generasi muda Partai Golkar agar bisa meregenerasi dirinya di kemudian hari. {redaksi}