Berita Golkar – Hijrah dan mendapatkan balasan yang lebih baik, begitu kira-kira gambaran sosok Ilham Pangestu, Anggota DPR RI Fraksi Golkar asal Aceh. Ia terpilih menjadi anggota DPR RI dari Dapil Aceh 2 melalui Partai Golkar setelah sebelumnya Ilham Pangestu menjabat sebagai anggota DPRK Kota Langsa dari Partai Gerindra.
Ilham Pangestu mengundurkan diri dari jabatannya sebagai anggota DPRK Kota Langsa dari Partai Gerindra dan pindah ke Partai Golkar pada tahun 2017. Soal kepindahannya ke Partai Golkar, tidak banyak yang terekam dan dikatakan oleh Ilham Pangestu. Hanya sebuah SK pemberhentian dari DPP Partai Gerindra nomor : 04-0065/Kpts/DPP-Gerindra/2017 tanggal 3 April 2017 yang berhasil ditemukan.
Selepas pindah partai, Ilham Pangestu langsung tancap gas, tidak butuh waktu lama di tahun yang sama, ia didapuk jabatan sebagai Ketua Partai Golkar Kota Langsa.
Terlepas dari hijrahnya seorang Ilham Pangestu, ia kini sepenuhnya mengabdikan diri menjadi Kader Partai Golkar. Pengabdian Ilham Pangestu di Partai Golkar ia buktikan dengan terpilihnya ia sebagai anggota DPR RI dari Dapil Aceh 2, yang meliputi Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Bireuen, Kota Langsa, dan Kota Lhokseumawe dengan raihan suara sebanyak 39.719 suara.
Keterpilihannya sebagai anggota DPR RI dari Partai Golkar menambah keyakinan bahwa jalan hijrah dengan berpindah partai merupakan pilihan yang terbaik bagi Ilham Pangestu. Di DPR RI, kiprahnya cukup mudah diketahui. Gairah muda seorang Ilham Pangestu membuatnya banyak tersorot media sebagai politisi yang konsen terhadap persoalan dunia digital.
Sewaktu ia ditempatkan di Komisi 1 DPR, Ilham Pangestu banyak menyoroti masalah penyalahgunaan instrumen digital yang merugikan masyarakat seperti judi online, investasi bodong, termasuk perilaku netizen Indonesia yang menurutnya masih kurang baik di dunia digital.
Mitra kerja Komisi 1 DPR, Kemenkominfo pun sering ia kritisi ketika berada dalam agenda rapat di DPR. Bukan tanpa alasan Ilham Pangestu senang mengkritisi kinerja kementerian Kominfo. Baginya, informasi dan komunikasi merupakan jalan masuk yang cukup penting dalam membangun generasi bangsa.
Pasalnya, di era globalisasi tekhnologi seperti saat ini, peran penting dari Kementerian Kominfo patut diawasi secara ketat. Jika tidak, maka ada potensi ancaman tergerusnya nilai kebangsaan serta moral anak bangsa akibat akulturasi budaya dari luar.
Hal ini yang membuat seorang Ilham Pangestu khawatir. Seperti saat ia menyampaikan hal ini kepada khalayak ketika berada di Dapilnya di Lhokseumawe, Aceh 8 Maret 2020 silam.
“Kami minta Kominfo supaya memblokir situs perjudian online di Indonesia umumnya dan Aceh khususnya, mengingat situs tersebut kian menjamur,” katanya di Lhokseumawe, Aceh pada 8 Maret 2020.
Dengan adanya upaya pembekuan situs-situs judi online, Ilham Pangestu berharap dapat menyelamatkan moral generasi bangsa. Karena ia banyak mendapat aduan masyarakat mengenai dampak negatif dari perjudian online ini, terutama oleh masyarakat Aceh yang menjadi konstituennya.
“Kita juga tidak dapat memungkiri bahwa susah membasmi situs-situs tersebut, meskipun telah banyak situs perjudian yang diblokir, namun situs perjudian online tetap saja menggurita dan menggerogoti moral anak bangsa. Kita juga tidak dapat memungkiri bahwa susah membasmi situs-situs tersebut, meskipun telah banyak situs perjudian yang diblokir, namun situs perjudian online tetap saja menggurita dan menggerogoti moral anak bangsa,” katanya.
Masih dalam konteks dunia digital, Ilham juga seringkali mengingatkan mengenai pentingnya menyaring pemberitaan agar mendapatkan kebenaran yang hakiki. Dewasa ini, berita hoaks tersebar di mana-mana, menjadi hal lumrah dan hampir dianggap biasa. Ilham Pangestu justru mencoba melawan anggapan lumrah masyarakat.
Ia memahami dampak dari penyebaran berita hoaks yang bisa berakibat buruk pada lingkungan sosial masyarakat. Dunia digital memang berkutat di media sosial dan sebagainya, tetapi jika kabar hoaks ini menyerempet sensitifitas sosial, bukan tak mungkin akan terjadi pergesekan horizontal terhadap sesama masyarakat Indonesia.
“Jangan sampai kita juga menjadi bagian dari penyebaran (sharing) berita hoaks itu yang akhirnya dapat merugikan diri sendiri dan masyarakat umumnya. Dan, gunakan nalar dalam memahami pesan, selalu skeptis jangan buru-buru percaya dengan pesan-pesan medsos,” imbuh Ilham Pangestu.
Seluruh perjuangan dan kata-kata Ilham Pangestu tersebut terekam jelas di berbagai pemberitaan. Kini ia tidak lagi duduk di Komisi 1 DPR. Terhitung 21 Maret 2022 Fraksi Golkar DPR merotasi Ilham Pangestu dan menempatkannya di Komisi V DPR dengan lingkup tugas di bidang infrastruktur dan perhubungan.
Maka tugas besar menantinya kembali, baru saja masuk Komisi V DPR, Ilham Pangestu kemudian diamanahi tugas menjadi anggota Pansus RUU IKN Nusantara sebagai proyek mercusuar pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Bersama 55 anggota Pansus IKN Nusantara lainnya, tugas berat merumuskan perundangan IKN Nusantara, termasuk unsur pemerintahan, pendapatan daerah dan sebagainya menanti dirinya.
Di daerah pemilihannya, Aceh 2, Ilham Pangestu terkenal sebagai orang yang dermawan. Tak heran jika kemudian masyarakat memilihnya sebagai anggota DPR RI, sebagai corong suara bagi mereka. Ilham Pangestu rajin berbagi, ia bahkan secara sengaja dan rutin menyisihkan gajinya untuk berderma sosial kepada masyarakat yang membutuhkan di Aceh.
Melalui kelompok relawan Sahabat Ilham Pangestu (SIP), ia seringkali membantu masyarakat seperti santunan yang diberikannya kepada sepasang Lansia. Sepasang lansia itu sebatang kara dan sering sakit-sakitan. Bantuan sembako dan obat-obatan pun diberikan oleh relawan Sahabat Ilham Pangestu sebagai upaya menjaga kehidupan dan membangun kepedulian terhadap sesama.
“Kita tetap berusaha berbagi dengan sesama, apalagi dimasa pandemi ini. Tujuannya sebagai rasa tanggung jawab moral kemanusiaan selaku wakil rakyat,” ungkap Ilham Pangestu pada 30 Desember 2021 lalu.
DPR RI dan Partai Golkar membutuhkan banyak sosok seperti Ilham Pangestu, muda, cerdas, progresif, berani dan perduli. Ia adalah cerminan orang Aceh yang agamis, nasionalis sekaligus moderat. Jika ada sepuluh saja sosok Ilham Pangestu di Aceh, maka masyarakat Serambi Mekah akan sejahtera, berkeadilan dan sentosa kehidupannya. {redaksi}