Mengenal Sosok John Kenedy Azis, Legislator Partai Golkar Asal Sumatera Barat

Berita GolkarJohn Kenedy Azis, nama barat yang tersemat di nama seorang tokoh asal Sumatera Barat. Ya, John Kenedy Azis ternyata memiliki nama yang sama dengan nama seorang mantan Presiden Amerika Serikat. Bukan tanpa alasan orang tuanya memberi ia nama yang tidak lazim bagi masyarakat Sumatera Barat kebanyakan. Sang ayah lah yang menamainya demikian.

Bukan tanpa alasan ayahnya menamai serupa dengan nama mantan Presiden Amerika Serikat. Menurut falasafah masyarakat Indonesia, nama adalah doa. Sang ayah merupakan salah satu pengidola dari Presiden Amerika Serikat yang memang dikenal, pintar, tampan dan fenomenal. Harapannya, kelak sang anak bisa menyamai sifat-sifat baik dari mantan Amerika Serikat tersebut.

Selain mengidolai mantan Presiden Amerika Serikat, sang ayah nyatanya juga mengidolai Bung Karno, Presiden Pertama dan proklamator Indonesia.

“Jadi tanggal saya lahir itu, persis sama dengan tanggal lahir Bung Karno, yaitu 6 Juni. Pada tahun 1959 itu Bung Karno juga bersahabat dengan John Kennedy, yang merupakan Presiden Amerika Serikat. Ayah saya mungkin berharap saya bisa mencontoh kedua tokoh tersebut,” terang John Kenedy Azis dikutip dari ruangpolitik.com. pada pemberitaan 27 November 2021.

Mengemban nama kebaratan nyatanya menjadi beban bagi seorang John Kenedy Azis. Pria yang lahir di Nagari Sungai Garinggiang, Padang Pariaman pada tanggal 6 Juni 1959, dari pasangan orang tua yang merupakan petani sekaligus pedagang kopra seringkali merasa risih atas namanya yang tidak lazim di tengah masyarakat.

Maklum saja, pada tahun tersebut, alat komunikasi dan akses informasi sangatlah minim. Banyak yang tidak tahu bahwa nama John Kenedy Azis terinspirasi dari nama mantan Presiden Amerika Serikat, hingga sering menjadi bahan olokan di lingkungan sosialnya. Karena sering menjadi bahan olokan, John Kenedy Azis bahkan sempat ingin mengganti namanya.

Tetapi keinginannya tersebut ditentang oleh yang memberi nama, kedua orang tua John Kenedy Azis. “Waktu kecil sampai SMA, sering diolok-olok sama teman-teman. Apalagi waktu guru absen, pas pada nama saya selalu menjadi bahan tertawaan,” kenang John sambil mengingat masa lalunya.

“Pernah juga waktu pertama-pertama kuliah, saat nama saya disebut, mungkin kawan-kawan menyangka, saya orangnya tinggi, putih dengan tampang bule. Eh ternyata, orangnya kecil, hitam dan orang kampung lagi,” sambung anggota DPR RI, Dapil Sumatera Barat ini sambil tertawa lepas.

Doa yang tersemat di balik nama John Kenedy Azis perlahan mulai terwujud, walaupun kemahsyurannya belum bisa menyamai mantan Presiden Amerika Serikat, setidaknya, John Kenedy Azis berada di bidang yang sama dengan idola ayahnya itu. Terlebih untuk ukuran Sumatera Barat, John Kenedy Azis terbilang sebagai tokoh publik.

Melalui Partai Golkar ia menjejakkan diri mewujudkan harapan sang ayah. John Kenedy Azis merupakan anggota DPR RI dua periode dari Partai Golkar. Ia terpilih melalui daerah pemilihan (Dapil) Sumatera Barat 1 yang meliputi Padang Pariaman, Agam, Lima Puluh Kota, Pasaman, Pasaman Barat, Kota Bukittinggi, Kota Payakumbuh dan Kota Pariaman.

Pada Pemilu 2019 John Kenedy Azis dipilih oleh 43.540 suara masyarakat Sumbar 1 yang menghendakinya menjadi corong suara bagi mereka.

Amanah yang diberikan oleh masyarakat Sumbar itu terbukti dijalani John Kenedy Azis dengan baik. Kinerjanya di DPR RI pun bisa dibilang mumpuni. Ia pernah terlibat dalam berbagai proyek besar legislasi nasional untuk merumuskan serta mengesahkan perundangan.

Pada masa kerja 2014-2019 John bertugas di Komisi III dan Badan Legislasi. Namun pada masa sidang ke-3 tahun 2015-2016 (Januari 2016), John Kenedy Azis pindah ke Komisi IX yang membidangi tenaga kerja dan transmigrasi, kependudukan, serta kesehatan dan Badan Anggaran DPR-RI. Pada periode 2019-2024 ia ditempatkan Fraksi Golkar di Komisi VIII DPR RI setelah sebelumnya bertugas di Komisi IX DPR-RI. Komisi VIII DPR memiliki lingkup tugas pada bidang agama dan sosial.

Kinerjanya selama dua periode keanggotaan di DPR pun terdokumentasi dengan baik, John Kenedy Azis tercatat turut berkontribusi aktif dalam persoalan legislasi seperti RUU Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, RUU Pengampunan Nasional, RUU Program Pembangunan Daerah Pemilihan (Dana Aspirasi), dan RUU Larangan Minuman Beralkohol.

Ia juga sempat menjadi anggota Pansus KPK. Ia juga pernah mempersoalkan KPK atas tes TWK yang tidak meluluskan pegawainya seperti Novel Baswedan dan lainnya. Menurutnya keputusan tersebut tidak berdasar karena belum ada perundangan dan alas hukum yang mengaturnya.

Ia pun meminta KPK objektif dan transparan terhadap hasil TWK. Terlebih, publik butuh mengetahui siapa saja penyidik atau pegawai KPK yang terbukti berkontribusi dan tidak berkontribusi terhadap pencegahan, penanggulangan, dan penindakan kasus korupsi.

Meski fokus pada kinerja pemerintahan di pusat, John Kenedy Azis tidak pernah lupa asal. Di masa reses ia selalu membawa pulang “oleh-oleh” dari Jakarta ke daerah pemilihannya. Yayasan Yatim Piatu, rumah ibadah dan pondok pesantren selalu menjadi sasaran dari bantuan yang diberikannya.

John Kenedy Azis tidak sendiri, ia melibatkan berbagai pihak untuk menyalurkan bantuan terutama mitra kerjanya seperti, Kementerian Agama, Kementerian Sosial, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Badan Amil Zakat Nasional dan Badan Wakaf Indonesia, Komisi Perlindungan Anak Indonesia dan Badan Pengelola Keuangan Haji.

Atas kinerja yang membanggakan tersebut, John Kenedy Azis pun menurut hasil survei yang diadakan Lembaga Survey Indonesia (LSI) untuk Caleg Dapil Sumbar termasuk dalam jajaran lima besar anggota legislatif yang akan kembali dipilih oleh masyarakat.

Rezki Pratama dari Partai Gerindra berada di urutan pertama. Disusul Guspardi Gaus 13,0% dari PAN, John Kenedy Azis 9,1% dari Golkar, Nevi Zuairina 7,3% dari PKS, Rezka Oktoberia 4,7% dari Partai Demokrat.

Tidak hanya itu, atas dedikasinya terhadap Sumbar dan Padang Pariaman khususnya, John Kenedy Azis sempat diminta untuk pulang ke kampung halamannya, berkiprah di sana untuk menjadi Bupati Padang Pariaman.

Permintaan itu datang dari tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat Kabupaten Padang Pariaman saat menghadiri undangan buka puasa bersama di kediaman H. Tuangku Sidi Azwar, di Sintuak, Kecamatan Sintuak Toboh Gadang pada 9 April 2022 lalu.

Tidak main-main, dalam jamuan buka puasa tersebut, hadir berbagai tokoh masyarakat seperti Ali Mukhni dan Damsuar, mantan Bupati dan Wakil Bupati Padang Pariaman. Kemudaian, Ketua LKAAM Padang Pariaman, Zainir Koto Dt. Rangkayo Mulie bersama M.Z. Dt.Bungsu Rky Rj Mangkuto.

Tetapi jawaban John Kenedy Azis menyikapi permintaan tokoh tersebut sangat diplomatis. Ia merasa harus berfokus terlebih dahulu pada tugasnya sekarang sebagai anggota DPR RI. Terlebih pemerintahan Kabupaten Pariaman sekarang di bawah Suhatri Bur barulah berjalan satu tahun. Rasanya tidak elok jika sudah membicarakan pergantian kepemimpinan di usia yang baru seumur jagung kepemimpinan saat ini berjalan.

“Maafkan, saya. Saya belum berfikir untuk jadi bupati. Saya ingin fokus dulu sebagai Anggota DPR. Jadi, saya rasa ada baiknya kita dukung dululah pemerintahan Suhatri Bur dalam membangun Padang Pariaman menjadi lebih baik,” ujar John Kenedy Azis.

Namun dirinya tidak menutup kemungkinan ke depan. Politik itu sungguh dinamis, tergantung arah angin dan dukungan. Karenanya John Kenedy Azis tidak ingin terlalu jumawa dan sesumbar. Ia juga butuh restu dari keluarga besarnya, saudara, teman-teman dan partai.

Apapun dan di manapun John Kenedy Azis berkiprah, ia memiliki potensi untuk menyejahterakan dan perduli sepenuhnya kepada masyarakat. Dasar pengabdian sudah ada pada dirinya, ditambah doa dari orang tua yang senantiasa tersemat pada namanya, maka segalanya akan menjadi sempurna. {redaksi}