Berita Golkar – Duduk di kursi DPR RI periode 2019-2024 menjadi masa pengabdian keempat Kahar Muzakir sebagai legislator Partai Golkar. Meski begitu, politisi senior ini tidak sedikitpun mengendurkan semangatnya untuk terus bekerja demi daerah pemilihannya di Sumatera Selata (Sumsel) 1 yang meliputi Kota Palembang, Banyuasin, Musi Banyuasin, Lubuk Linggau, Musi Rawas dan Musi Rawas Utara.
Loyalitasnya untuk profesi dan Partai Golkar agaknya sulit tertandingi. Mungkin hal ini pula yang membuat masyarakat Sumatera Selatan menjatuhkan pilihan kepadanya. Berdasarkan data rekapitulasi KPU, Kahar Muzakir mendapatkan 113.014 suara. Raihan suaranya menjadi yang tertinggi kedua setelah Edhy Prabowo dari Partai Gerindra.
Pria kelahiran Kabupaten Muba, Provinsi Sumatera Selatan pada 10 Desember 1946 ini memulai karirnya dari bawah. Ia merajut masa depannya sejak menjadi mahasiswa. Ia menamatkan pendidikan tingginya di IKIP Yogyakarta pada jurusan Tekhnik Mesin pada tahun 1970 sebagai sarjana muda. Kahar Muzakir kemudian melanjutkan jenjang ke yang lebih tinggi sebagai sarjana pada jurusan serta universitas yang sama dan lulus di tahun 1974.
Di sela-sela perkuliahan, organisasi menjadi pengisi waktu luangnya. Ia memutuskan masuk organisasi eksternal kampus, HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) pada tahun 1967-1974. HMI menjadi organisasi pertama yang membuatnya tertarik pada dunia politik. Melalui payung HMI Cabang Yogyakarta, Kahar Muzakir menempa kemampuan diri dan mengembangkan jaringan sampai ia lulus kuliah.
Selepas mendapatkan gelar sarjana tekhnik mesin, Kahar Muzakir sempat berkarir sebagai pegawai swasta di Trakindo sebagai Equipment Operator Training pada tahun 1975. Ia hendak mengaplikasikan ilmunya sebagai sarjana. Namun dalam proses perjalanan waktu, kerinduannya akan organisasi membuatnya harus memilih.
Pada akhirnya ia melabuhkan pilihan untuk berorganisasi. AMPI (Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia) , organisasi sayap Partai Golkar menjadi organisasi politik praktis pertama yang ia tapaki. Pada tahun 1984, pilihannya itu membuahkan hasil, setidaknya ada peningkatan karir berorganisasi setelah Kahar Muzakir ditunjuk sebagai Bendahara DPD AMPI Sulsel untuk periode 1984-1989.
Di tahun 1993, Kahar Muzakir mulai bisa mengimbangi kehidupan. Sembari berorganisasi ia juga mendirikan perusahaan yang ia kelola sendiri sebagai direktur, yakni PT. Helindo Graha. Pun pada tahun 2001, ia kembali mendirikan perusahaan serta memegang kendali langsung PT. Putra Karya Sarana.
Kehidupan profesionalnya berjalan, langkah organisasinya pun semakin berkembang. Pada tahun 1985, Kahar Muzakir melalui organisasi pengusaha konstruksi atau GAPENSI (Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia) terpilih sebagai Ketua 1Gapensi Sumsel. Selepas habis masa periodenya sebagai Ketua Gapensi Sulsel, di tahun 1987 ia langsung mengetuai salah satu bidang kepengurusan di DPD 1 Partai Golkar Sumsel.
Ketika itu, Kahar Muzakir diamanahi jabatan sebagai Kepala Biro Koperasi dan Wiraswasta DPD Partai Golkar Sumsel hingga tahun 1997. Lalu di tahun 1998, dirinya kembali diamanahi jabatan di Partai Golkar sebagai Wakil Ketua DPD 1 Partai Golkar Sumsel hingga tahun 2004. Baru pada tahun 2004, Kahar Muzakir berani melangkah maju dengan mencalonkan diri menjadi Anggota DPR RI.
Di tahun 2004, pertama kalinya ia mencalonkan diri, pertama kalinya pula ia terpilih. Kahar Muzakir menjalani karirnya sebagai anggota legislatif dengan sangat baik. Alhasil, Kahar Muzakir berhasil terpilih kembali untuk empat periode beruntun, yakni periode 2004-2009, periode 2009-2014, periode 2014-2019, dan periode 2019-2024.
Selama 4 periode berada di DPR, Kahar Muzakir aktif dalam berbagai pembahasan legislasi, diantaranya RUU Tax Amnesty, RUU Pesantren, RUU Pengampunan Nasional, RUU MD3 dan lainnya. Ia juga turut aktif dalam Uji Kelayakan dan Kepatuhan Calon Hakim Mahkamah Agung ketika berada di Komisi 3 DPR serta terlibat aktif dalam berbagai panitia kerja (Panja).
Selain itu, ia juga pernah menempati berbagai posisi di antaranya Ketua Banggar DPR RI, pernah pula menjabat sebagai Ketua Komisi 3 DPR dan kini ia didapuk jabatan sebagai Ketua Komisi XI DPR. Di samping menjabat sebagai Ketua Komisi XI DPR, DPP Partai Golkar juga mengamanahi Kahar Muzakir jabatan sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar DPR.
Penunjukkan dan kepercayaan yang diamanahi kepada Kahar Muzakir cukup beralasan. Kahar Muzakir adalah orang yang loyal dan setia terhadap apa yang dikerjakannya. Itu terbukti dari keterpilihannya selama empat periode berturut dari Dapil yang sama dan partai yang sama. Hampir tidak ada yang menyamai jam terbang seorang Kahar Muzakir di Fraksi Golkar DPR.
Jam terbang yang panjang, loyalitas, kesetiaan menjadi jaminan bagi Kahar Muzakir untuk bekerja dengan baik di Fraksi Partai Golkar DPR. Hal itu pada akhirnya akan membuahkan kebijaksanaan, faktor intrinsik terpenting dari sebuah pengambilan keputusan. Jika ingin belajar bagaimana kebijaksanaan dibarengi dengan loyalitas dalam politik, Kahar Muzakir adalah pribadi yang tepat untuk dijadikan teladan. {redaksi}