Berita Golkar – Maman Abdurrahman merupakan sosok intelektual muda, segar, penuh visi yang duduk sebagai anggota DPR RI dari Dapil Kalimantan Barat I. Meskipun baru dua periode duduk sebagai anggota DPR RI, Maman Abdurrahman bisa menjadi pembeda. Ketegasan dan kelugasannya dalam berbicara seringkali menjadi perhatian publik. Latar belakangnya sebagai aktivis mahasiswa pun menunjangnya menjadi pribadi penuh pesona seperti itu.
Dalam beberapa kali Golkarpedia mengeluarkan konten terkait Maman Abdurrahman baik di youtube maupun tiktok, sambutan publik cukup antusias terhadapnya. Banyak orang yang suka kepada caranya menyampaikan konteks persoalan. Maman Abdurrahman bisa menjadi figur masa depan Partai Golkar.
Tetapi tentu perjalanan hidupnya hingga mencapai titik ini tidak semudah seperti yang banyak orang kira. Pria kelahiran Pontianak, 10 September 1980 ini merupakan figur yang lahir dari kalangan keluarga biasa. Dengan ibu asal Sanggau, dan bapak asal Tarakan yang tugas pertama kali di Pontianak.
Ekonomi keluarganya memang sedikit di atas orang kebanyakan, tetapi atas kerja keras serta kemauannya lah Maman Abdurrahman bisa menjelma menjadi politikus papan atas tanah air.
Saat memasuki sekolah, oleh orang tuanya Maman Abdurrahman disekolahkan di SDN 1 Kebon Kacang pada tahun 1988 sampai 1994. Lulus SD, Maman Abdurrahman melanjutkan sekolah di SMPN 13 Pontianak dari tahun 1994 sampai 1996. Masa SMA pun ia kembali mengenyam pendidikan di institusi sekolah negeri, yakni di SMAN 3 Pontianak dari tahun 1996 sampai 1998.
Tepat di era reformasi Maman Abdurrahman melanglang buana ke Jakarta. Ia berniat masuk salah satu kampus ternama di Jakarta, Trisakti saat itu. Tetapi karena sejak 1998 dan 1999 banyak tragedi terjadi di Kampus, perkuliahan pun sempat tertunda.
Meski begitu, Maman Abdurrahman sudah terdaftar sebagai mahasiswa di Trisakti. Ia bahkan sempat mengikuti LK I HMI Trisakti di tahun 1998. Di dunia kampus itu, pada awal masa masuk kampus, Maman mulai mengenal dunia pergerakan mahasiswa.
Setelah era reformasi mereda, sekitar tahun 2000, barulah perkuliahan secara efektif berjalan. Hingga data soal Maman Abdurrahman mulai berkuliah dimulai dari tahun 2000, padahal ia sudah resmi jadi mahasiswa di tahun 1998. Atas kiprah dan loyalitasnya pada organisasi, di tahun 2003 Maman Abdurrahman mendapatkan amanah jabatan pertamanya di HMI sebagai Kabid HMI Komisariat Trisakti.
Jabatan di organisasi eksternal seperti HMI membuatnya berani maju dalam pemilihan Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti. Kepiawaiannya dalam menggaet pemilih membuat namanya melambung tinggi dan berhasil terpilih sebagai Presiden BEM Universitas Trisakti di tahun pada periode 2004 sampai demisioner di tahun 2006.
Menurut pengakuannya, Maman adalah anak kampung pertama memimpin mahasiswa kampus besar Trisakti. “Jadi hampir tidak pernah orang di luar Jakarta memimpin Trisakti. Inilah awal karir panggung politik kemahasiswaan di Jakarta,” demikian kata Maman.
Di tahun 2008, Maman Abdurrahman berhasil lulus dengan menggondol gelar ST pada jurusan Teknik Perminyakan. Setelah lulus, Maman Abdurrahman kemudian sempat bekerja sebentar sebagai Insinyur Lapangan di Premier Oil Indonesia dari tahun 2008 sampai tahun 2012.
Karir profesionalnya meningkat dengan pesat, di tahun 2009, Maman Abdurrahman mendirikan perusahaan PT Hasta Mega Persada, dan menjabat sebagai Presiden Direktur sampai dengan tahun 2013. Di tahun 2010, ia juga sempat menjalani pekerjaan lain sebagai Manajer Pengembangan Bisnis di PT Luas Biru Utama.
Di tahun 2010 pula, berbekal latar belakang sebagai Presiden BEM Universitas Trisakti, Maman Abdurrahman mulai dilirik oleh Partai Golkar. Ia pun kemudian masuk ke dalam kepengurusan DPP Partai Golkar di tahun tersebut, sebuah keputusan jitu dari Maman Abdurrahman.
Karir organisasinya terus berkembang hingga sempat menjabat sebagai Ketua DPP AMPI di periode tahun 2011 sampai 2016, lalu Ketua DPP KNPI di tahun 2012 sampai 2015, dan Ketua DPP GM-FKPPI selama dua periode dari tahun 2012-2016 dan 2016-2021. Menjabat sebagai Wasekjen DPP Partai Golkar di periode tahun 2016 sampai 2019 dan terakhir menjabat sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Kalbar pada periode 2020-2025.
Di Pemilu 2014 Maman Abdurrahman sempat memutuskan maju sebagai calon anggota legislatif DPR RI, tetapi ia gagal melaju karena kalah raihan suara dari Zulfadhli. Maman Abdurrahman hanya menempati posisi kedua saat itu. Pada tahun 2018, Maman Abdurrahman sempat pula menempati posisi sebagai Tenaga Ahli Kemensos RI selama satu tahun.
Tahun 2018 pula Maman Abdurrahman kemudian mendapatkan jabatan PAW Anggota DPR RI dari Zulfadhli lantaran tersangkut kasus hukum. Maman Abdurrahman hanya satu tahun menjabat sebagai anggota DPR RI.
Di Pemilu 2019 ia kembali maju sebagai anggota DPR RI dari Dapil Kalbar I yang meliputi, Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kota Singkawang, Kabupaten Landak, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Ketapang, Kota Pontianak, Kabupaten Mempawah, dan Kabupaten Kubu Raya.
Dari Dapil tersebut Maman Abdurrahman terpilih sebagai anggota DPR RI Periode 2019-2024 setelah memperoleh 108,520 suara. Oleh Fraksi Partai Golkar DPR RI, Maman Abdurrahman kemudian ditempatkan di Komisi VII DPR RI yang mengurusi bidang energi, riset dan teknologi.
Selama duduk di DPR RI, Maman Abdurrahman sangat aktif berkontribusi dalam berbagai persoalan mulai dari perumusan, pembahasan, hingga pengesahan RUU Mineral dan Batubara (Minerba). Rapat bersama mitra kerja mengenai penerapan dan pelaporan penggunaan kompor induksi.
Lalu ada pula pembahasan penanganan Kebocoran Gas PT Sorik Marapi Geothermal Power. Selanjutnya mengenai RDP dengan Dirjen Agro Kementerian Perindustrian, Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APAKSINDO) Perjuangan, Ketua Umum Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), dan Asosiasi Eksportir Minyak Jelantah Indonesia (AEMJI) tentang tata kelola industri minyak goreng.
Maman Abdurrahman juga turut berkontribusi aktif dalam RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan SKK Migas terkait Strategi dalam menahan penurunan alamiah Produksi Migas di Blok Cepu, Mahakam dan Blok lainnya.
Ia juga turut aktif dalam Raker dengan Menteri ESDM mengenai rencana tindak lanjut UU Cipta Kerja Sektor ESDM, kebijakan pemanfaatan batubara, dan progres serta proyeksi pembangunan smelter di Indonesia untuk realisasi hilirisasi mineral.
Dirinya termasuk yang paling muda di DPP Partai Golkar, terutama pada jajaran pengurus harian bersama Jerry Sambuaga. Tapi di sisi lain, Maman pun mengakui bahwa keberhasilannya meniti karir di Partai Golkar karena dorongan dan dukungan dari kawan dan senior Partai Golkar di Kalbar, terutama pengurus DPD II dan DPD I.
“Artinya Partai Golkar Kalbar telah membangun sebuah semangat kebersamaan untuk mendorong kader yang berpotensi dari Kalimantan Barat untuk tampil di panggung politik nasional. Berangkat dari sebuah semangat ini, yang akhirnya membuat saya bisa bertahan dan mencoba survive,” jelasnya dikutip dari pemberitaan Kumparan.com berjudul Maman Abdurrahman, Tokoh Muda Kader Partai Golkar Asal Kalimantan Barat.
Sosok yang tampil ‘gaul’, cenderung nyentrik dan penampilan jaman now ini bersyukur karena kedua orang tuanya memberikan dukungan dan restu secara penuh untuk tampil di panggung politik, termasuk dukungan dari istri tercinta.
Sosok ayah dari dua anak ini pun mengakui jika menoleh ke belakang, perjalanan politik yang telah dilaluinya itu pun sebenarnya hampir tidak terpikir olehnya, bahkan untuk sekedar masuk panggung politik. Hal tersebut lantaran pasca didunia gerakan dan kemahasiswaan Maman Abdurrahman mengambil pilihan yang berbeda dengan orang kebanyakan.
Membahas penampilannya yang cenderung ‘gaul’ dan nyentrik, Maman pun mengaku ia bukanlah orang yang formal. “Saya besar didunia lapangan dan latar belakang orang perminyakan membentuk karakteristik dan jati diri, akhirnya gaya pun bukan orang yang sangat formal, saya jadinya santai dan lebih nyaman,” katanya.
Mungkin karena penampilan dan pembawaannya yang jauh dari kesan formal, Maman Abdurrahman pun banyak disukai oleh publik Kalimantan Barat dan nasional. Ia adalah tokoh muda potensial nan inspiratif yang bisa dijadikan contoh baik bagaimana membangun keberhasilan dari titik paling bawah. {redaksi}