Berita Golkar – Robert Joppy Kardinal atau Robert J. Kardinal adalah anggota DPR RI terakhir yang akan dibahas. Ia adalah penutup dari pembahasan mengenai 85 anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI periode masa jabatan 2019-2024. Pria yang terpilih dari Daerah Pemilihan (Dapil) Papua Barat ini adalah satu dari dua perwakilan Partai Golkar asal tanah Papua.
Bagi dunia politik tanah air, nama Robert J. Kardinal bukanlah figur yang asing. Bagaimana tidak? Ia telah duduk di kursi DPR RI selama 4 periode berturut-turut tanpa jeda. Robert J. Kardinal sudah menjadi anggota DPR RI dari Partai Golkar sejak periode 2004-2009, berlanjut di 2009-2014, lalu 2014-2019, dan kini menjabat di periode 2019-2024.
Pria kelahiran Sorong, Irian Barat pada 7 April 1960 ini lahir, tumbuh dan besar di tanah Papua. Hingga tak heran ia mendapat kepercayaan berulang kali dari masyarakat Papua untuk menjadi penyambung lidah mereka. Meski begitu, hampir tak ada yang spesial dari masa kecil seorang Robert J. Kardinal.
Di masa kecil, ketika memasuki usia sekolah, oleh orang tuanya Robert J. Kardinal disekolahkan di Sekolah Dasar Stella Maris Sorong pada tahun 1969 dan lulus di tahun 1975. Pendidikannya berlanjut ke SMP Don Bosco Sorong di tahun 1975 sampai 1978 dan SMA Don Bosco pada tahun 1978 lalu lulus di tahun 1981. Karena keterbatasan ekonomi, Robert J. Kardinal memutuskan untuk tak melanjutkan pendidikannya dan memilih bekerja.
Robert J. Kardinal mengawali karirnya sebagai karyawan di PT Kasira Raya Drill mulai tahun 1982 hingga tahun 1988, kemudian pindah ke PT Diploma Indo Mega dari tahun 1988 hingga 1993. Robert J. Kardinal kemudian menikah dan berkeluarga dengan Wiwik Ariyani dan dikaruniai 4 orang anak.
Setelah menikah, rezeki terbuka begitu lebar untuk ayahanda dari Rob Clinton Kardinal ini. Dengan banyaknya pengalaman kerja yang dimiliki Robert, mengantarkan dia menjadi Direktur di PT. Sumber Karunia Maha Luhur mulai tahun 1994 hingga 1998.
Kemudian pada tahun 1998 berpindah perusahaan di posisi yang sama sebagai Direktur PT. Papua Timberland Indonesia. Selain itu, Robert J. Kardinal juga sempat menjalani karir sebagai Asisten Direktur di PT. Seriatama Indoreka, lalu PT. Benteng Tangguh Asl juga sebagai Asisten Direktur. Ia juga pernah duduki jabatan Direktur Utama di PT. Megah Pesona Indo dan PT. Prima Karya Semesta.
Tak ingin berpuas diri dengan hanya menyelesaikan kewajiban hingga SMA, Robert J. Kardinal melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Jurusan Administrasi Bisnis di Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta menjadi tujuannya. Robert J. Kardinal memulai studi meraih gelar sarjana di tahun 2008 dan mampu menyelesaikannya di tahun 2012.
Disamping karir profesional sebagai pebisnis, Robert J. Kardinal juga berpengalaman dalam memegang tampuk jabatan di berbagai organisasi antara lain sebagai Ketua bidang Pengerahan Massa Pemuda Pancasila pada tahun 1990 hingga 1995. Ketua Harian DPW Pemuda Pancasila DKI Jakarta, Pengurus DPP KNPI mulai tahun 1996 hingga 1999 dan Barisan Inti AMPG dari tahun 2003.
Ia juga pernah menjabat sebagai penasehat PP AMPG DKI Jakarta di tahun 2004, lalu MPO Pemuda Pancasila di tahun 2007 sampai 2012, Ketua PPK Kosgoro 1957 Jakarta di tahun 2008 sampai 2013, Wakil Bendahara Depinas SOKSI di tahun 2010 sampai 2020, Bendahara Umum Depinas SOKSI di periode 2020 sampai 2025, dan di periode kepengurusan DPP Partai Golkar 2019-2024 Robert J. Kardinal memegang jabatan Ketua Bidang Pertanahan dan Reforma Agraria.
Di Pemilu 2004 Robert J. Kardinal untuk kali pertama terpilih sebagai anggota DPR RI dari Dapil Irian Jaya Barat (kini Papua Barat) yang terdiri dari Kabupaten Fak Fak, Kaimana, Kota Sorong, Manokwari, Maybrat, Raja Ampat, Sorong, Sorong Selatan, Tambrauw, Teluk Bintuni, Teluk Wondama. Ia pun berhasil terpilih sebagai anggota DPR RI untuk pertama kalinya.
Pada Pemilu 2019 Robert Joppy Kardinal mencalonkan kembali sebagai Calon Anggota DPR RI dari Partai Golkar untuk Daerah Pemilihan Papua Barat. Ia menggenapi jumlah keterpilihannya untuk yang keempat kali secara berturut setelah memperoleh sebanyak 62.303 suara di Pemilu 2019. Oleh Fraksi Partai Golkar DPR RI, Robert J. Kardinal kemudian pernah ditempatkan di berbagai komisi, seperti Komisi X dan IV DPR RI.
Selama menjadi anggota DPR RI Robert J. Kardinal pernah berkontribusi dalam berbagai kegiatan dan kerja-kerja politik seperti menjadi Anggota Kaukus DPR RI yang merupakan gabungan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia asal Provinsi Papua dan Papua Barat yang mana membahas masalah lingkungan hidup atas perusahaan PT. Freeport Indonesia di Timika, Papua.
Adapun pembahasan permasalahan tersebut di antaranya mengenai Limbah dan ancaman dari aktivitas perusahaan pertambangan emas PT. Freeport Indonesia terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya, kerusakan lingkungan akibat pembangunan infrastruktur, pembukaan perkebunan kelapa sawit dalam skala besar.
Selain Robert, anggota Kaukus DPR RI tersebut di antaranya adalah Paskalis Kossay, Yorrys Raweyai, Agustina Basik, Diaz Gwijangge, Etha Bullo, Milton Pakpahan, Jamaluddin Jafar, Ali Kastela, Manuel Kaisiepo, Irene Manibuy, dan Michael Wattimena.
Sebagai bentuk kepedulian kepada tanah Papua, Robert J. Kardinal dahulu juga senantiasa memperjuangkan agar PT Freeport Indonesia membangun Pabrik Smelter (pemurnian) di Papua. Ia menilai, Undang-Undang Otonomi Khusus bisa jadi salah satu celah untuk tetap membuka peluang PT Freeport ekspor keluar negeri. Namun dengan satu syarat, PT Freeport bangun pabrik smelter alias pemurnian di Papua. Kini usahanya itu berbuah hasil dengan terbangunnya pabrik smelter PT. Freeport Indonesia di daerah Gresik, Jawa Timur.
Dalam kerja legislasi, Robert J. Kardinal pernah berkontribusi secara aktif dalam perumusan, pembahasan dan pengesahan RUU Perlindungan, Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan serta Petambak Garam hingga menjadi UU. Lalu ia juga terlibat aktif dalam perumusan, pembahasan hingga pengesahan RUU Pengampunan Nasional.
Robert J. Kardinal di Partai Golkar dan parlemen merupakan tokoh yang terbilang senior. Ia sudah melewati berbagai ombak politik di Partai Golkar dan DPR RI tempat berbagai substansi keputusan politik yang dituliskan dalam bentuk perundangan dituliskan. 4 periode adalah waktu yang sudah lebih dari cukup untuk membuat sebuah prasasti tentang prestasi, ambisi dan citra seorang pengabdi bagi seorang Robert J. Kardinal. {redaksi}