Berita Golkar – Nama Yahya Zaini tidak begitu asing di telinga publik, politisi Partai Golkar yang terbilang senior ini telah malang melintang di kancah perpolitikan nasional sejak lama. Kemampuan Yahya Zaini dalam berpolitik pun sudah tidak diragukan lagi. Sebab ia banyak mengasah kapasitasnya sebagai seorang politisi sedari bangku kuliah.
Lagi-lagi HMI atau Himpunan Mahasiswa Islam yang menjadi bagian penting dari kehidupan para politisi Partai Golkar, tak terkecuali Yahya Zaini hingga ia berada di titik ini. Tentu pilihannya untuk mengasah diri di HMI tidak serta merta hadir begitu saja. Perjalanan panjang hidupnya dari lahir, kecil hingga dewasa juga banyak mewarnai pilihan rasionalnya terhadap masa depan.
Yahya Zaini, lahir di Dusun Teluk Jati (Desa Teluk Jati Dawang, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur), ia adalah putra dari KH Zaini dan Khosniyah pada 24 April 1964.
Dusun tempat tinggal kedua orang tua Yahya Zaini merupakan dusun yang terpencil di Jawa Timur. Letaknya berada di kawasan perbukitan. Kesulitan hidup jelas tergambar saat itu bagi orang tua Yahya Zaini. Meski begitu, agama dan keyakinan membuat keduanya senantiasa tawakal serta istiqomah menjalaninya. Terlebih ketika Yahya Zaini hadir, tentu kebahagiaan tak terhingga menghinggapi mereka.
Ketika berusia tiga tahun, ibu kandung Yahya Zaini meninggal dunia. Karena masih begitu kecil dan sang ayah kurang telaten mengurus, Yahya Zaini kemudian dirawat oleh keluarga pamannya, H. Mukim.
Semenjak kecil, Yahya Zaini sudah dikenal sebagai sosok yang alim dan terpelajar. Sewaktu banyak anak seusianya tidak bersekolah, ia sudah bersekolah dan tergolong murid cerdas. Masa sekolah dasar dijalani Yahya Zaini di SDN Telukjati Bawean pada tahun 1970 sampai 1976.
Lulus SD, Yahya Zaini kemudian melanjutkan bersekolah di SMP Umar Maslud Bawean. Sekolah ini mendasari pendidikannya pada pengajaran berbasis agama selain mengajarkan pendidikan konvensional pada umumnya. Memulai sekolah tingkat SMP-nya pada tahun 1976, Yahya Zaini lulus dengan nilai memuaskan pada tahun 1980.
Masa SMA ia masih jalani di yayasan yang sama yakni Umar Maslud Bawean. Selama tiga tahun ia bersekolah sejak tahun 1980 dan lulus di tahun 1983. Selepas lulus SMA, karena kecerdasannya, Yahya Zaini berhasil menembus perguruan tinggi terkemuka di Jawa Timur, bahkan di Indonesia yaitu Universitas Airlangga, Surabaya di tahun 1983. Yahya Zaini mengambil jurusan hukum saat itu.
Selama berkuliah di Unair, Yahya Zaini tidak berlaku seperti mahasiswa kebanyakan yang menghabiskan waktu belajar lalu kembali ke tempat tinggalnya masing-masing. Ia sangat tertarik dengan dunia organisasi. HMI kemudian menjadi pilihannya. Alasan pernah menimba ilmu di yayasan pendidikan Islam saat masa SMP dan SMA membuatnya memilih HMI.
Pilihannya benar, dirinya tertempa dengan pembinaan kader yang dilakukan di HMI. Yahya Zaini mulai menapaki karir organisasi dari level terendah di komisariat, korkom, hingga HMI Cabang Surabaya. Alasan organisasi bisa jadi alibi mengapa kemudian Yahya Zaini terlambat lulus. Ia baru mendapat gelar sarjana hukum di tahun 1990 atau menghabiskan waktu tujuh tahun kuliah.
Tetapi, setidaknya terlambat lulus dan mengikuti organisasi membuahkan hasil positif bagi hidup Yahya Zaini. Melalui HMI pula ia akhirnya mengenal alumni-alumni yang sudah sukses di bidangnya masing-masing. Salah satunya Akbar Tanjung yang kala itu telah berkiprah di pentas politik nasional, tepatnya di Partai Golkar.
Tahun 1990, begitu ia lulus dari Unair, Akbar Tanjung kemudian langsung memberinya pekerjaan sebagai Staf Khusus Menteri Pemuda dan Olahraga Akbar Tandjung hingga tahun 1993. Periode 1992-1994 atas dedikasinya yang tinggi di HMI, Yahya Zaini kemudian berhasil terpilih sebagai Ketua Umum PB HMI. Sebuah jabatan yang mentereng bagi sebagian aktivis mahasiswa saat itu.
Yahya terus mengikuti kesuksesan Akbar Tanjung sebagai mentornya. Selain HMI jabatan kepemudaan yang pernah ia geluti adalah KNPI, Yahya Zaini juga pernah menduduki posisi Ketua Bidang di KNPI periode kepemimpinan Maulana Isman pada tahun 1996 sampai 1999. Aktivitasnya di HMI dan Komite Nasional Pemuda Indonesia serta kedekatannya dengan Akbar Tanjung mendorongnya masuk ke gedung parlemen pada periode 1997-1999.
Tentu saat itu Yahya Zaini melenggang ke Senayan melalui Partai Golkar. Dalam kabinet pengurus pusat Golkar periode 1998-2004 yang dipimpin Akbar Tandjung, ia menjadi Wakil Ketua Departemen Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan.
Kariernya di parlemen berlanjut setelah Golkar menjadi pemenang Pemilihan Umum 2004. Setelah melalui KNPI, karir Yahya Zaini di bidang politik semakin bersinar hingga menjadi Anggota DPR-RI pada periode 2004-2009.
Nasib baik Yahya memang tak bisa dilepaskan dari campur tangan Akbar Tanjung, seniornya di HMI. Tapi, pada Musyawarah Nasional Golkar 2004, Yahya mengambil peranan dalam menggagalkan ambisi Akbar mempertahankan kursi ketua umum. Ia berpihak ke kubu lawan, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ketua DPR-RI Agung Laksono. Sepertinya Akbar Tanjung berhasil mengkader Yahya Zaini, hingga dirinya berani berseberangan.
Kerja kerasnya menggolkan Jusuf Kalla berbuah jabatan baru di Golkar sebagai koordinator bidang agama dan Sekretaris Fraksi Partai Golkar di Dewan Perwakilan Rakyat.
Selain aktif di dunia organisasi dan politik, nyatanya Yahya Zaini juga terlibat aktif dalam berbagai bidang profesional usaha. Seperti pada tahun 1995 sampai tahun 1997, Yahya Zaini mendirikan PT. Intelegensia Graha Pratama, saat itu ia memimpin langsung perusahaan tersebut dengan memegang jabatan sebagai Direktur Utama.
Lalu pada tahun 2019 Yahya Zaini bertindak sebagai Komisaris Utama dari PT. Savindo Karya Perdana. Dan di tahun 2010 sampai tahun 2019 juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT. Jaya Abadi Sukses.
Karir politiknya terbilang lebih baik dibanding karir profesional di bidang bisnis. Karena memang di situlah bakat dan kapasitas seorang Yahya Zaini sesungguhnya. Terbukti, sejak tahun 1997 ketika ia pertama menjejakkan kakinya di gedung Senayan, Yahya Zaini telah terpilih kembali sebanyak tiga periode lagi, yakni di masa jabatan 1999 sampai 2004, 2004 sampai 2009, dan terakhir di periode 2019 sampai 2024.
Pada Pemilu 2019, Yahya Zaini berhasil memperoleh 73.600 suara dari Dapil Jawa Timur VIII yang meliputi Jombang, Nganjuk, Kabupaten, Kota Mojokerto, dan Kota Madiun. Yahya Zaini lantas ditempatkan oleh Fraksi Partai Golkar di Komisi IX DPR RI dengan ruang lingkup bidang Kesehatan, Ketenagakerjaan, dan Kependudukan.
Selama berada di Komisi IX DPR RI, banyak hal telah dilakukan oleh Yahya Zaini, di antaranya adalah rapat kerja Komisi IX dengan Menteri Kesehatan, Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), Dewan Pengawas BPJS Kesehatan, Direktur Utama BPJS Kesehatan menyoal kenaikan iuran BPJS bagi masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut Yahya Zaini mengatakan masih banyak data yang tidak valid terkait orang miskin, menurut pengalaman bahwa verifikasi data tidak benar dan mungkin terjadi dimana-mana, jika hal ini tidak diselesaikan maka hilirnya pun tidak akan terselesaikan. Yahya mengatakan orang miskin wajib ditangani oleh negara, jika mungkin Kelas III bisa digratiskan.
Selain itu masih banyak lagi kontribusi positif seorang Yahya Zaini selama duduk di kursi empuk Anggota DPR RI. Yang patut diteladani dari seorang Yahya Zaini adalah konsistensinya dalam berkarir serta memiliki prinsip yang tegas terhadap apa yang dipandangnya sebagai sebuah kebenaran. Terlepas dari bagaimana pro kontra seorang Yahya Zaini, namanya tidak bisa dipinggirkan dari perjalanan politik HMI dan Partai Golkar. {redaksi}