Berita Golkar – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengingatkan masih adanya ancaman yang mengintai industri manufaktur di dalam negeri. Untuk itu, ujarnya, perlu upaya-upaya untuk memacu daya saing industri nasional.
Salah satu upaya tersebut menurut Agus adalah terkait harga gas yang harus ditanggung sektor industri di dalam negeri. Yang ditetapkan dalam kebijakan terkait pemberlakuan harga gas bumi tertentu (HGBT). Dia pun berharap kebijakan itu dapat dimanfaatkan sektor industri secara lebih luas.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan, harga gas untuk sejumlah industri tertentu sebesar US$6 per MMBTU. Harga itu berlaku untuk industri pengguna gas bumi yang bergerak di bidang industri pupuk, industri petrokimia, industri oleochemical, industri baja, industri keramik, industri kaca, dan industri sarung tangan karet. Hal itu diatur dalam Pasal 3 dan 4 Peraturan Presiden No 121/2020 Tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi
“HGBT ini kan program pemerintah, dasarnya Perpres (Peraturan Presiden). Sehingga semua yang terlibat harus melaksanakan Perpres itu. Di mana intinya untuk meningkatkan daya saing industri yang butuh kepastian dan kemudahan bahan baku murah dan sebagainya, termasuk dalam konteks ini, gas bahan baku industri. Jadi harus siap dilaksanakan. Sudah diteken presiden, harus dilaksanakan pembantunya,” kata Agus di Jakarta, Rabu (20/3/2024).
“Soal HGBT ini jangan dilihat sempit, jangan terus lihat keuntungan. Lihat cost dan benefitnya bukan masing-masing lembaga tapi bangsa dan negara. Dan bukan hal instan, tapi lihat pertumbuhan 7 subsektor industri itu yang luar biasa, seluruh kepentingan nasional,” tukasnya.
Karena itu, dia mendukung kebijakan HGBT yang diatur dalam Perpres tersebut bisa dilanjutkan dan diperluas lagi.
“Keinginan saya semua industri di semua sektor harus mendapatkan harga gas yang baik untuk mendukung daya saing. Kami sudah merasakan manfaatnya bagi industri ketika bisa menikmati harga gas yang baik untuk daya saing. Kalau daya saing nggak diciptakan nanti akan sulit berkompetisi,” sebutnya.
“Belum lagi, sekarang kita melihat pasar global masih dalam tekanan. Artinya ini jadi indikator daya beli masyarakat global sedang menurun. Kalau daya saing nggak baik, produk kita nggak bisa masuk dijual di pasar internasional maupun dalam negeri,” tambah Agus.
Penciptaan data saing produk industri nasional adalah mutlak dilakukan. “Negara harus hadir. Industri nggak bisa sendiri, negara harus membina dan melindungi industri menciptakan produk berdaya saing,” katanya. {sumber}