Menperin Agus Gumiwang: RI Harus Miliki Kemampuan Membuat Mesin Industri

Berita GolkarMenteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan kehadiran Indonesia Manufacturing Center (IMC) harus mampu meningkatkan daya saing dan kemandirian industri nasional melalui pengembangan dan peningkatan penguasaan teknologi industri termasuk memproduksi mesin industri.

Industri dalam negeri masih banyak yang bergantung pada impor barang modal dan bahan baku penolong dari luar negeri.

“Masih banyak industri dalam negeri yang tergantung pada importasi. Indonesia harus mulai memiliki kemampuan membuat mesin atau machine making machine (3M) tadi,” ujar Menperin dalam Topping Off Ceremony IMC di Purwakarta, Jawa Barat dikutip Antara, Selasa (19/9/2023).

Berdasarkan data impor nasional periode Januari – Juli 2023, impor barang modal mencapai 22,45 miliar dolar AS atau sekitar 17,5% dari total impor nasional, sedangkan impor bahan baku mencapai 93,97 miliar dolar AS atau 73,25% dari total impor nasional.

Agus juga telah memastikan mesin yang digunakan dalam industri manufaktur berbagai sektor belum ada yang sepenuhnya buatan dalam negeri.

“Saya sebagai Menperin sudah keliling ke pabrik-pabrik, fasilitas, produk-produk, saya cek, saya tanya, TKDN-nya berapa? 50% pak. Alhamdulilah. Tapi pas ditanya mesin dari mana tidak ada satupun yang menjawab buatan Indonesia. Mesin semua harus diimpor,” imbuhnya.

Dengan hadirnya IMC, ia berharap kemampuan industri bidang teknologi untuk mendukung program substitusi impor termasuk membantu industri kecil menengah mengembangkan produk.

Dalam proses mengembangkan dan meningkatkan penguasaan teknologi, diperlukan kolaborasi antar pemangku kepentingan yang mempunyai peran dalam pengembangan teknologi industri, di antaranya perguruan tinggi, lembaga penelitian swasta maupun negeri, pelaku usaha, masyarakat atau komunitas dan pemerintah atau yang kerap disebut konsep kolaborasi Penta-Helix.

Ke depan, lanjut dia, pihaknya memandang perlu melembagakan IMC dalam suatu wadah yang dilengkapi sarana pra sarana.

IMC yang saat ini progres pembangunannya memasuki tahap penutupan bagian teratas gedung/pemasangan atap (topping off) akan menghadirkan layanan pengembangan produk-produk industri, layanan hilirisasi dari riset dan pengembangan, pengembangan talent tenaga kerja industri, serta memfasilitasi jejaring kerja sama di antara para pemangku kepentingan.

Pembangunan yang telah berjalan selama sembilan bulan sejak Desember 2022 ini sejalan dengan program peningkatan produk dalam negeri (P3DN). “P3DN diwujudkan dalam pemenuhan TKDN barang dan jasa mencapai 71,39 persen,” katanya.

Pembangunan IMC juga melibatkan tenaga kerja dari penduduk setempat serta menggunakan material yang diproduksi di wilayah Purwakarta.

Menperin juga mengapresiasi pembangunan proyek ini telah sesuai standar Bangunan Gedung Hijau (Green Building) yang ditetapkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR). {sumber}