Menperin Agus Gumiwang Siapkan Generasi Muda Jadi Penggerak Industri Hijau Nasional

Berita GolkarKementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah menyiapkan green jobs atau lapangan kerja hijau untuk mendukung industri ramah lingkungan. Dalam program ini, generasi muda, khususnya milenial dan Gen Z, menjadi sasaran utama.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan, telah menyiapkan berbagai strategi agar talenta muda Indonesia bisa ikut berpartisipasi dalam program green jobs. Menurutnya, generasi muda punya peranan penting untuk mempercepat transformasi menuju industri hijau.

Sebab, implementasi industri hijau bukan sekadar urusan teknologi dan regulasi, namun juga menyangkut peran generasi muda.

“Oleh karena itu, melalui program AIGIS Goes to Campus, kami aktif menjalin kolaborasi dengan akademisi, khususnya para mahasiswa,” ujar Agus melalui keterangan pers, Kamis (31/7/2025), dikutip dari Kompas.

“Generasi muda tidak hanya kami ajak sebagai peserta simbolik, melainkan sebagai penggerak utama transisi menuju industri rendah karbon,” paparnya.

Kemenperin sendiri tengah mengembangkan kurikulum berbasis green competencies seperti efisiensi energi, teknologi rendah emisi, dan praktik daur ulang. Hal ini dikembangkan di Balai Diklat Industri dan Sekolah Vokasi di bawah naungan Kemenperin.

Tak hanya itu, program Startup4Industry untuk mendorong wirausaha muda di sektor energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, dan ekonomi sirkular juga menjadi inisiatif lainnya.

”Melalui program ini, kami mendorong kolaborasi antara startup teknologi dengan industri kecil dan menengah (IKM), serta membuka jalan bagi mereka masuk dalam rantai pasok industri besar,” beber Agus.

Untuk memperkuat ekosistem, Menperin mendorong kolaborasi lintas sektor melalui tiga pilar utama, yakni kebijakan inklusif, ekosistem inovatif, dan partisipasi aktif pemuda.

“Pilar-pilar ini menjadi landasan Kemenperin untuk menyusun regulasi ramah lingkungan, membangun kerja sama dengan universitas sebagai inkubator ide keberlanjutan, serta melibatkan pemuda sebagai mitra strategis,” imbuhnya.

Lebih jauh, melalui gelaran Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) dan forum industri hijau, Kemenperin mempertemukan pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan komunitas untuk memperkuat ekosistem industri hijau.

Pemerintah, lanjut Agus, tidak mengabaikan komunitas di daerah terpencil dalam menerapkan kebijakan industri hijau. Inisiatif yang dilakukan diantaranya pengembangan industri hijau berbasis potensi lokal, menyediakan pelatihan dan teknologi tepat guna bagi IKM, serta mentransformasi unit layanan daerah menjadi Badan Layanan Umum (BLU) yang lebih responsif terhadap kebutuhan wilayah.

Untuk pemanfaatan teknologi digital, Kemenperin mendorong penggunaan Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), dan big data untuk efisiensi energi dan pengurangan emisi. Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) juga dikembangkan untuk memonitor emisi gas rumah kaca dan polutan secara digital.

“Harapan kami, AIGIS menjadi platform terintegrasi yang mendorong transformasi industri hijau di Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, pelaku industri, media, dan generasi muda sangat krusial untuk mewujudkan masa depan hijau yang inklusif dan berdaya saing global,” katanya.

Pada gelaran AIGIS Youth Green Forum yang mengusung tema “Future Green Begins”, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Eko S.A. Cahyanto menyebut Kemenperin gencar menjalin kedekatan dengan civitas akademika untuk membangun keterikatan emosional dan intelektual terhadap upaya penumbuhan dan penguatan di sektor industri nasional.

Langkah ini merupakan bagian dari upaya mengembangkan ekosistem industri yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus mempersiapkan generasi muda agar lebih siap menjadi penggerak industri masa depan Indonesia.

“Penerapan industri hijau tentunya akan menumbuhkan proses bisnis baru, yang membutuhkan dukungan teknologi dan sumber daya manusia. Kami telah memiliki konsep pengembangan talenta industri hijau, yang juga perlu disesuaikan oleh pihak-pihak kampus, misal dari kurikulumnya, sehingga akan tercipta inovasi dan sistem baru dalam menopang implementasi industri hijau,” tuturnya. {}