Berita Golkar – Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, menyatakan dukungannya terhadap langkah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam memberantas masuknya barang ilegal melalui Bea Cukai di pelabuhan dan bandara.
Maman menilai, praktik impor ilegal yang dibekingi oleh oknum aparat Bea Cukai sangat merugikan pelaku UMKM, terutama dalam persaingan pasar domestik.
“Langkah pertamanya adalah salah satunya tadi menutup di Bea Cukai yang kebetulan itu bukan wewenang kami. Dan alhamdulillah sudah direspons oleh Pak Purbaya, ya kita berikan dulu tepuk tangan lah buat Pak Purbaya,” kata Maman dalam rangkaian kegiatan Hari Asuransi Tahun 2025 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (18/10/2025).
Dalam pernyataannya, Maman juga menyampaikan sindiran humoris yang mengundang tawa para hadirin.
“Ya jadi kalau bahasa saya, jangan tanya ke saya, itu tugasnya Pak Purbaya kan. Lalu kalau bercandaan saya, lalu kalau Pak Purbaya nggak bisa nutup itu, apa hebatnya Pak Purbaya,” ucapnya sambil tertawa, dikutip dari Kompas.
UMKM Kian Terdesak Barang Impor Ilegal Menurut Maman, Purbaya Yudhi Sadewa adalah sosok yang tepat untuk melakukan pengawasan dan penindakan terhadap aparat Bea Cukai yang terbukti terlibat dalam membekingi arus masuk barang ilegal.
“Jadi Alhamdulillah Pak Purbaya, saya berterima kasih, beliau sudah melakukan monitoring kepada oknum-oknum Bea Cukai yang menurut kita, dalam tanda kutip, mempersilahkan masuknya barang-barang,” katanya.
Ia menggambarkan upaya pemberantasan barang impor ilegal ini seperti pertarungan kickboxing melawan goliat, yang membutuhkan keberanian, kekuatan hukum, dan tindakan tegas.
Budaya Konsumsi Barang KW Rugikan Produk UMKM Selain persoalan masuknya barang ilegal melalui jalur bea cukai, Maman juga menyoroti budaya masyarakat yang masih mengonsumsi produk palsu atau barang KW, yang turut memperparah kondisi pasar UMKM.
“Di sisi lain ada juga market, itu loh tadi maksud saya. Ada juga kelompok masyarakat yang dia juga meminati barang-barang yang tadi itu, yang nyeleneh, yang mungkin kalau sekarang itu barang-barang KW. Kan ada tuh KW 1, KW 2, KW 3, masuk itu Pak. Itu ngerinsek pasar-pasar konvensional kita,” tambahnya.
Maman berharap, sinergi antara Kementerian Keuangan dan kementerian lainnya dapat segera menciptakan perlindungan nyata bagi UMKM lokal agar mampu bersaing secara sehat di pasar dalam negeri. {}