Berita Golkar – Meutya Hafidz menjawab isu yang menilai bahwa Menteri Luar Negeri (Menlu) sesungguhnya di kabinet baru nanti adalah Prabowo Subianto yang merupakan presiden terpilih.
Sebagai mantan Ketua Komisi I DPR yang turut membidangi isu-isu luar negeri, Meutya mengaku akan mendukung penuh bila Prabowo sebagai presiden terpilih akan serius menggarap isu-isu luar negeri.
Meutya menilai, bila pemerintahan yang akan datang menggarap diplomasi luar negeri secara serius, maka Indonesia akan mendapatkan keuntungan besar, khususnya dalam bidang investasi.
“Jadi kalau kita di luar kuat akan berpengaruh masuk ke dalam, investasi, kemudian keamanan terutama di dunia yang sedang tidak pasti ini. Saya akan mendukung itu,” kata Meutya dalam Real Talk With Uni Lubis, Jakarta, Senin (6/10/2024), dikutip dari IDN Times.
Meutya belum bisa menebak apakah Prabowo Subianto sebagai kepala negara nantinya juga akan bersikap sebagai seorang menteri luar yang bertugas sebagai diplomat di luar negeri. Namun, ia menduga bahwa Prabowo memang akan lebih aktif untuk hadir di pentas-pentas dunia.
Dia mengatakan, banyak kepala negara di dunia yang lebih aktif ketimbang menteri luar negerinya. Menurut dia, langkah seperti ini juga bagus untuk dilakukan. “Beliau itu, gimana ya, memang saya tahu sekali waktu ke Australia dia itu seperti lahirnya memang sudah diplomat,” kata dia.
Ia mencontohkan, gaya bicara hingga substansi pidato Prabowo sangat tertata baik. Menurut dia, pidatonya tidak harus keras tapi tetap tegas.”Ngomongnya, bicaranya, substansinya tanpa harus keras sebetulnya yang dia sampaikan itu tegas gitu dan dia amat dihormati,” kata dia.
Meutya bahkan mengakui bahwa banyak pejabat di luar negeri yang begitu semangat mendengar pidato Prabowo Subianto. Ia mencontohkan ketika ikut dalam kunjungan kerja di Australia kala itu.Ia mengatakan, Prabowo saat itu disambut oleh delapan menteri strategis, padahal total menteri di kabinet di Australia hanya sekitar 23 orang.
“Saya ingat sekali waktu ke Australia kami diterima perdana menteri ditemani 8 menterinya padahal menteri mereka ada 23 hampir setengah kabinet itu menerima, pengen dengar, sangat bahagia semua menteri strategisnya ikut,” kata politisi Partai Golkar ini.
Meutya juga mengakui bahwa pemilihan diksi salam pidato kenegaraan Prabowo di luar negeri itu sangat baik.Ia bahkan menilai bahwa pemilihan diksi yang digunakan oleh Ketua Umum Partai Gerindra itu menunjukkan kelasnya. Ia pun merasa bangga dengan hal tersebut.
“Jadi saya mikir dari lahir sudah diplomat. Pemilihan bahasa bahasanya menunjukkan kelas. Kita baangga,” kata dia. {}