Berita Golkar – Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, Muhidin M Said mengapresiasi pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) pada 2024, melampaui capaian nasional. Bahkan yang tertinggi di Pulau Sulawesi.
“Kita patut bersyukur melihat perkembangan ekonomi Sulteng sepanjang 2024. Khususnya di triwulan III-2024 yang meroket 9,08 persen. Tingkat inflasi terjaga di kisaran 1,71 persen,” papar Muhidin, Jakarta, Senin (31/12/2024), dikutip dari Inilah.
Pencapaian ekonomi Sulteng ini, menurut anggota Fraksi Partai Golkar di DPR ini, lebih tinggi ketimbang pertumbuhan ekonomi nasional yang bertengger di level 4,95 persen. Alhasil, pertumbuhan ekonomi Sulteng menjadi yang tertinggi di kawasan Sulawesi sepanjang 2024.
Tak hanya itu, perekonomian Sulteng adalah yang tertinggi kedua secara nasional setelah Papua Barat yang mencapai 19,56 persen di triwulan III-2024. Diprediksi, hingga akhir 2024, pertumbuhan ekonomi Sulteng terus meningkat.
Lantaran adanya libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang mendorong aktivitas ekonomi sektor transportasi, makanan dan minuman serta pariwisata dan lain-lain. “Libur Nataru berpotensi menyumbang pertumbuhan ekonomi sulteng lebih tinggi dari periode sebelumnya,” beber politikus Dapil Sulteng itu.
“Tidak bisa kita pungkiri, anugerah kekayaan alam mineral dan bahan tambang melimpah yang dimiliki Sulteng, seperti: nikel, emas, tembaga, besi, dan bauksit, menjadi penopang perekonomian Sulteng selama ini,” imbuhnya.
Selama ini, kata dia, pemerintah Sulteng secara masif berhasil menjalankan rogrm hilirisasi atas kekayaan mineral dan tambang yang dimiliki. Pembangunan industri pengolahan atau smelter menghasilkan nilai tambah (added value) lebih besar bagi perekonomian.
Selain itu, posisi strategis Sulteng sebagai daerah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim), sangat mendorong pesatnya pertumbuhan ekonomi Sulteng di masa depan.
“Ini membuktikan bahwa Kebijakan hilirisasi industri pengolahan dan pertambangan serta pembangunan IKN, sudah sangat tepat dan menguntungkan Sulteng. Tinggal bagaimana Pemda mampu memanfaatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut untuk meningkatkan infrastruktur publik dan kesejahteraan secara merata diseluruh wilayah Sulteng,” jelasnya.
Pertumbuhan ekonomi tinggi di Sulteng sepanjang 2024, kata Muhidin, layak mendapat apresiasi. Tetapi, jangan cepat berpuas diri dan merasa sudah meraih puncak prestasi bagi Sulteng. “Justru sebaliknya, kita harus tetap waspada dan mawas diri untuk menghadapi tantangan pada 2025 yang jauh lebih lebih berat dan kompleks,” kata Muhidin.
Dia pun mengingatkan seluruh pihak agar mencermati dari dekat, dinamika perekonomian global dan kondisi perekonomian nasional. Penting untuk memperkuat perekonomi Sulteng yang berujung epada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Proyeksi IMF menunjukkan pertumbuhan ekonomi dunia akan stagnan di 3,2 persen pada 2025. Sejalan itu, IMF dalam rilis World Economic Outlook (WEO) terbaru memperkirakan PDB global berkisar 3,2 persen pada tahun depan,” imbuhnya.
Hal itu berdampak di dalam negeri, menurut Muhidin, target pertumbuhan ekonomi 2025 sebesar 5,2 persen, perlu kerja lebih keras untuk meraihnya.
“Terkait PPN 12 persen per 1 Januari 2025, pemerintah sudah mengantisipasi untuk menjaga daya beli dan tingkat kesejahteraan masyarakat dengan berbagai paket insentif. Sudahdipikirkan solusinya, tinggal jalan,” pungkasnya. {}