Berita Golkar – Wakil Ketua Fraksi Golkar Bidang Industri dan Pembangunan (Inbang) DPR RI Mukhtarudin mendorong Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang telah melakukan pembahasan kerja sama pengembangan industri pengolahan (manufaktur) dengan Negara Turki.
Mengingat, Politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini bilang potensi pasar dan nilai tambah sektor pengolahan di masing-masing negara cukup besar.
“Kita tahu Turki memiliki model pengembangan kawasan industri yang baik dan semoga dapat ditiru oleh operator kawasan industri di Indonesia,” tandas Mukhtarudin, Senin 10 Juni 2024.
Sebagai ekonomi terbesar di masing-masing wilayahnya dan sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim di dunia, Mukhtarudin pun berharap pentingnya persaudaraan Indonesia-Turki yang akan bermanfaat ke depannya.
“Dengan harapan untuk memajukan perekonomian Indonesia dan Turki, serta mempromosikan perdamaian dan kesejahteraan global,” beber Mukhtarudin.
Saat ini, pemerintah Indonesia mendorong pemanfaatan teknologi untuk hilirisasi komoditas, termasuk di antaranya komoditas berbasis mineral dan logam seperti bauksit, timah, tembaga, dan nikel.
Anggota Komisi VII DPR RI ini pun berharap dengan Turki, Indonesia akan mengembangkan kerja sama untuk pengembangan industri baterai dan industri otomotif kedua negara tersebut.
Mengingat, lanjut Mukhtarudin, Turki telah sukses mengembangkan industri otomotif, terutama kendaraan listrik nasionalnya. “DPR RI berharap komitmen Indonesia dalam menjalankan kebijakan hilirisasi untuk industri pengolahan dalam rantai pasok global,” pungkas Mukhtarudin.
Untuk diketahui, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan Indonesia dan Turki memiliki sektor industri manufaktur yang berkembang pesat dan menawarkan banyak potensi untuk kerja sama.
“Indonesia dan Turki memiliki pandangan yang sama bahwa masih banyak ruang bagi kedua negara untuk bekerja sama, khususnya di subsektor baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV), produk halal, serta industri pertahanan,” imbuh Menperin.
Agus mengatakan, dalam peningkatan kerja sama industri baterai berbahan baku nikel untuk kendaraan listrik, pihaknya juga telah mengundang produsen EV Turki untuk bermitra dan berinvestasi di Indonesia dengan menawarkan berbagai insentif.
“Seperti halnya pembebasan tarif Bea Masuk dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk impor mobil listrik dalam jumlah tertentu,” kata Agus.
Sedangkan, lanjut Agus, kerja sama di sektor produk halal dilakukan melalui pemberian dukungan untuk Turki agar bisa menjadi penghubung produksi (production hub) ke seluruh dunia.
“Turki memiliki kapabilitas industri makanan dan minuman yang cukup baik, dan dapat menjadi production hub bagi produk-produk halal ke seluruh dunia. Indonesia akan mendukung Turki untuk meningkatkan investasi di bidang industri halal,” pungkas Menperin. {sumber}