Berita Golkar – Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Nurdin Halid, menyambut baik keberhasilan diplomasi Presiden Prabowo Subianto yang mampu menurunkan tarif impor produk Indonesia ke Amerika Serikat (AS) menjadi 19 persen. Langkah ini dinilai sebagai wujud kepemimpinan strategis di tengah tantangan ekonomi global.
“Setidaknya, keberhasilan diplomasi itu menunjukkan kepemimpinan Pak Prabowo dan strategi Pemerintah di tengah dinamika ekonomi global yang lesu dan penuh ketidakpastian akibat perang, ketegangan regional, dan perang tarif,” kata Nurdin Halid kepada wartawan, Minggu (20/7/2025), JawaPos.
Legislator Fraksi Partai Golkar itu menyatakan, keberhasilan ini juga diharapkan dapat memperkuat harapan terhadap terwujudnya kemandirian ekonomi nasional. Hal tersebut dinilai sejalan dengan visi besar Presiden Prabowo yang berlandaskan pada Ekonomi Konstitusi Pasal 33 UUD 1945 dan ideologi Pancasila.
“Rakyat Indonesia bersyukur karena lahir pemimpin nasional yang memiliki visi dan komitmen kuat menjalankan Ekonomi Konstitusi yang tergambar dalam Asta Cita. Pak Prabowo selalu menegaskan visinya tentang ketahanan pangan dan energi yang bermuara pada kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.
Menurut Nurdin, kebijakan strategis seperti hilirisasi kekayaan alam dan pembentukan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara sebagai super holding BUMN, menunjukkan arah pembangunan ekonomi yang berorientasi pada nilai tambah nasional.
“Dengan hilirisasi, Indonesia tidak lagi bergantung pada ekspor bahan mentah. Transformasi BUMN pun dipercepat agar lebih efektif dalam mendukung pembangunan nasional,” ucapnya.
Nurdin juga menyoroti inisiatif pembentukan 80 ribu Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih yang digagas Presiden Prabowo. Ia menyebut, koperasi tersebut menjadi solusi konkret untuk penguatan ekonomi rakyat di tingkat akar rumput, mulai dari petani, peternak, nelayan, pengrajin hingga pedagang kecil.
Ia berharap, dengan berbagai inisiatif tersebut, perekonomian Indonesia tidak hanya tumbuh tetapi juga merata dan berkeadilan, sesuai dengan cita-cita pembangunan yang inklusif.
“Sebanyak 62 juta pelaku UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional akan sangat terbantu dengan kehadiran Kopdeskel MP, terutama untuk akses permodalan, teknologi, hingga pasar,” pungkasnya. {}