Berita Golkar – Wakil Ketua DPR RI, Adies Kadir, menyampaikan pesan reflektif dalam rangka menyambut Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah. Melalui momen ini, dirinya menekankan pentingnya meneladani semangat pengorbanan yang ditunjukkan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS, sebagai esensi utama dari perayaan Iduladha.
“Iduladha adalah hari raya pengorbanan, di mana kita mengenang peristiwa luar biasa ketika Nabi Ibrahim diperintahkan Allah untuk mengorbankan putranya, Nabi Ismail karena ketaatan dan keberanian keduanya, Allah menggantinya dengan domba,” ujar Adies kepada Parlementaria di Padang Arafah, Makkah, Arab Saudi, Kamis (5/6/2025).
Baginya, nilai-nilai pengorbanan dan keikhlasan tersebut patut menjadi teladan seluruh masyarakat Indonesia, terlebih dalam membangun bangsa yang lebih kuat dan beradab. Ia juga menggarisbawahi bahwa momentum Iduladha bukan hanya sekadar ritual penyembelihan hewan kurban, tetapi momen memperdalam makna ketaatan, kepedulian sosial, dan semangat berbagi.
“Atas nama Pimpinan DPR RI, saya mengucapkan selamat merayakan Hari Raya Iduladha atau Idul Qurban kepada seluruh rakyat Indonesia, baik yang sedang menjalankan ibadah haji di Tanah Suci, maupun masyarakat yang merayakannya di tanah air,” ucapnya.
Politisi Fraksi Partai Golkar itu pun berharap perayaan Iduladha kali ini menjadi titik awal tercurahnya keberkahan dan kenikmatan bagi seluruh bangsa. Di mana, ia juga menyampaikan optimisme terhadap arah pembangunan nasional di bawah pemerintahan saat ini.
“Semoga dengan Idul Qurban ini, bangsa kita semakin diberkahi dan menjadi bangsa yang besar, di bawah kepemimpinan Bapak Prabowo Subianto,” imbuhnya.
Kondisi Terkini Jemaah Haji Indonesia
Lebih dari 200 ribu jemaah haji Indonesia telah melaksanakan wukuf di Arafah pada Kamis, 5 Juni 2025, yang merupakan puncak dari ibadah haji. Setelah wukuf, jemaah bergerak menuju Muzdalifah untuk mabit (bermalam) sebelum melanjutkan perjalanan ke Mina guna melaksanakan prosesi lontar jumrah.
Namun, sejumlah kendala dihadapi oleh jemaah selama perjalanan. Beberapa jemaah mengalami keterlambatan dalam transportasi dari Arafah ke Muzdalifah, menyebabkan mereka harus menunggu berjam-jam tanpa arahan yang jelas. Akibatnya, sebagian jemaah, seperti yang berasal dari Cirebon, memutuskan untuk berjalan kaki menuju Mina setelah antre selama tiga jam di Muzdalifah.
Hingga hari ke-35 operasional haji, tercatat sebanyak 150 jemaah haji Indonesia meninggal dunia, mayoritas berusia lanjut. Di sisi lain, Pemerintah Indonesia telah menyiapkan berbagai skema pergerakan jemaah untuk mengurai kepadatan dan memastikan kelancaran ibadah, termasuk skema reguler, murur, dan tanazul.
Menteri Agama Nasaruddin Umar memastikan bahwa tidak ada jemaah yang tertinggal dalam pelaksanaan wukuf di Arafah, meskipun sebelumnya sempat terjadi kebingungan di kalangan jemaah. Selain itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga mengimbau kepada seluruh jemaah haji Indonesia untuk mematuhi jadwal resmi lempar jumrah yang telah ditetapkan oleh Kementerian Agama, guna menghindari kepadatan dan memastikan keselamatan selama prosesi ibadah.
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, Timwas DPR RI akan selalu memantau kerja pemerintah dan pihak terkait guna mewujudkan pelayanan terbaik bagi jemaah haji Indonesia. Harapannya, para jemaah haji dapat menunaikan ibadah dengan khusyuk dan kembali ke tanah air sebagai haji yang mabrur. {}