Berita Golkar – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar Lodewijk F Paulus membantah pernyataan Wakil Presiden ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) yang menyebut Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memang sulit menjadi capres. Lodewijk mengatakan, Airlangga tidak maju sebagai capres karena melihat realita politik yang ada saat ini. Adapun Golkar kini telah menjatuhkan pilihannya untuk mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.
“Ya bukan masalah itu ya, bukan masalah Pak Airlangga sulit atau tidaknya menjadi Presiden. Tentunya ada realita politik yang harus kita perhitungkan kemarin, sampai akhirnya mengambil keputusan seperti itu,” ujar Lodewijk saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (15/8/2023).
Lodewijk mengaku Golkar juga belum membahas perihal kans Airlangga maju sebagai cawapres Prabowo. Sebab, berdasarkan keputusan Musyawarah Nasional (Munas) Golkar, Airlangga diberi mandat untuk menentukan siapa capres dan cawapres yang akan didukung.
“Kita tunggu saja,” ucapnya. Terkait banyaknya usulan cawapres dalam koalisi pendukung Prabowo, Lodewijk menganggap itu hanya masalah teknis yang perlu dibahas. Pasalnya, PKB ingin mengusung Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai cawapres, sementara PAN juga mendorong Erick Thohir yang mendampingi Prabowo.
“Tentunya kalau kita berbicara, sudah berkoalisi, hal-hal seperti itu kan harus dibicarakan dengan para ketua umum yang bergabung dalam koalisi tersebut,” imbuh Lodewijk.
Sebelumnya, Jusuf Kalla merespons Partai Golkar yang tidak mendukung Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto sebagai calon presiden 2024. Jusuf Kalla menilai, Golkar pasti melihat kenyataan yang ada sehingga pada akhirnya memilih Prabowo ketimbang Airlangga.
“Ya kalau sulit kan, orang Golkar-nya juga itu melihat kenyataan yang ada,” ujar Jusuf Kalla saat ditemui di Markas PMI Pusat, Jakarta, Senin (14/8/2023). Jusuf Kalla mengaku tetap mendukung keputusan Golkar yang memilih Prabowo sebagai capres.
Sebab, dia memahami kondisi politik saat ini tidak berpihak kepada Golkar. “Kondisi politik yang ada kan sulit, (Golkar) harus kerja sama,” ucap mantan Ketum Golkar tersebut. Sementara itu, Jusuf Kalla ogah memberikan pandangan pribadinya mengenai cawapres yang harus dipilih Prabowo. {sumber}