Refleksi Akhir 2025, Firman Soebagyo Nilai Pemberantasan Narkotika Mulai Menunjukkan Hasil Nyata

Berita GolkarMenutup tahun 2025, anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI sekaligus Sekretaris Jenderal Gerakan Nasional Anti Narkotika (GRANAT), Firman Soebagyo menilai upaya pemberantasan dan pengendalian peredaran narkotika di Indonesia mulai menunjukkan hasil yang signifikan. Ia menegaskan, capaian tersebut harus menjadi pijakan kuat untuk memperkuat langkah di tahun 2026.

Firman menyampaikan, kerja keras Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama Direktorat Jenderal Bea dan Cukai patut diapresiasi. Sepanjang 2025, kedua institusi tersebut berhasil menggagalkan 172 kasus penyelundupan narkoba dengan total barang bukti mencapai 683.885,79 gram, terdiri dari sabu, ganja, ekstasi, dan berbagai jenis narkotika lainnya.

“Angka ini bukan statistik biasa, tapi cerminan dari ribuan bahkan jutaan jiwa yang berhasil diselamatkan dari ancaman narkotika. Negara hadir dan mulai menunjukkan ketegasan,” ujar Firman dalam refleksi akhir tahun 2025.

Menurutnya, keberhasilan tersebut tidak terlepas dari penguatan koordinasi lintas lembaga, khususnya antara BNN dan Bea Cukai, dalam memutus jalur peredaran narkotika lintas wilayah dan lintas negara. Namun Firman mengingatkan, capaian ini tidak boleh membuat semua pihak lengah.

“Peredaran narkoba adalah kejahatan terorganisir yang terus beradaptasi. Karena itu, pemberantasan narkotika tidak boleh berjalan biasa-biasa saja. Harus ada konsistensi, keberanian, dan pembaharuan strategi,” tegas Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI ini.

Firman menilai, tahun 2026 harus menjadi fase penguatan sistem, bukan hanya penindakan. Ia mendukung rencana BNN untuk meningkatkan kapasitas fasilitas rehabilitasi serta memperbarui sistem informasi rehabilitasi agar penanganan korban penyalahgunaan narkoba lebih terintegrasi dan berbasis data.

“Penindakan penting, tapi rehabilitasi juga krusial. Negara tidak boleh hanya hadir dengan tangan hukum, tetapi juga dengan tangan kemanusiaan bagi para korban,” kata Firman yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini.

Selain itu, Firman menyoroti pentingnya peningkatan kerja sama internasional. Ia menilai Indonesia tidak bisa berdiri sendiri menghadapi jaringan narkotika global yang semakin kompleks.

“Peredaran narkoba ini lintas negara. Maka penguatan kerja sama internasional adalah keniscayaan, bukan pilihan,” ujarnya.

Sebagai Sekjen GRANAT, Firman juga menegaskan komitmen organisasi masyarakat sipil dalam mendukung agenda nasional pemberantasan narkotika. GRANAT, menurutnya, akan terus fokus pada peningkatan kesadaran publik, pencegahan sejak dini, serta perluasan akses rehabilitasi.

“GRANAT bergerak dari hulu ke hilir. Edukasi, pencegahan, dan rehabilitasi harus berjalan beriringan. Terutama di kalangan remaja, karena mereka adalah kelompok paling rentan sekaligus aset masa depan bangsa,” ungkap legislator asal Pati, Jawa Tengah ini.

Firman menegaskan, perang melawan narkotika bukan hanya tanggung jawab aparat penegak hukum, melainkan tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa. Ia mengajak masyarakat menjadikan refleksi akhir tahun sebagai momentum memperkuat komitmen kolektif.

“Narkotika adalah ancaman serius bagi masa depan bangsa. Tahun 2026 harus menjadi tahun penguatan, bukan hanya seremonial. Kalau negara dan masyarakat bergerak bersama, saya yakin Indonesia bisa lebih tegas dan lebih berdaulat menghadapi bahaya narkoba,” pungkas Firman.