DPD 1  

Sang Peternak, Singgih Januratmoko Terpilih Secara Aklamasi Pimpin Partai Golkar DIY

Berita Golkar – Nama Singgih Januratmoko tidak mendapat halangan berarti menjadi ketua DPD Partai Golkar DIY.

Bos Toserba Pasar Raya Janu Putra itu menjadi calon tunggal. Singgih terpilih secara aklamasi. Proses terpilIhnya anggota Komisi VI DPR RI itu berlangsung dalam sidang Musda XI Partai Golkar DIY di Hotel New Saphir, Jogja, Minggu malam (18/5/2025).

Singgih mengantongi dukungan dari mayoritas pemilik suara musda. Di antaranya dari unsur DPP, lima DPD kabupaten/kota, organisasi sayap partai AMPG dan KPPG serta ormas yang mendirikan dan dirikan Partai Golkar seperti MKGR, Soksi, Kosgoro dan AMPI.

Jalan mulus Singgih sebenarnya sudah terbaca saat pembukaan Musda XI Partai Golkar DIY di Hotel Royal Ambarrukmo, Sleman, Minggu (18/5/2025) siang.

Saat memberikan sambutan, Ketua DPD Partai Golkar DIY Gandung Pardiman memberikan sinyal Singgih menjadi calon penggantinya. Gandung secara terbuka mengenalkan sosok Singgih

Itu dilalukan di depan Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia, Gubernur DIY Hamengku Buwono X, dan  jajaran pengurus DPP. Plus lebih dari 1000 kader dan pengurus Partai Golkar DIY. “Mohon kepada Pak Singgih untuk berdiri,” pinta Gandung, dikutip dari RadarJogja.

Tak lama kemudian Singgih yang duduk di barisan depan langsung berdiri. Spontan tepuk tangan riuh terdengar. “Tugas kita memberikan semangat kepada ketua baru nanti,” ujarnya.

Menurut Gandung, Singgih merupakan kader lama Partai Golkar. “Tapi dapil di Solo. Mudah mudahan nanti menjadi kekasih (pasangan antara ketua umum Partai Golkar dan ketua DPD Partai Golkar DIY. Red),” kelakar Gandung.

Dalam pidatonya, pria kelahiran Imogiri Bantul 25 Februari 1953 itu juga menyinggung posisinya. Meski tak lagi menjadi ketua DPD, dia tetap komitmen memajukan partai.

“Hari ini mungkin saya tidak dibebani (lagi) menjadi ketua DPD Partai Golkar DIY. Namun kami berusaha bagaimana Golkar DIY tetap maju,” tegas anggota Komisi XII DPR RI ini.

Gandung cukup lama berkiprah di beringin. Dia menjabat ketua DPD Partai Gilkar DIY selama tiga periode. Mulai 2004-2009 dan 2009-2014 serta 2020-2025.

Rekor terlama setelah reformasi usai Golkar berubah dari organisasi sosial politik (orsospol) menjadi parpol.

Rekor tiga periode itu sama dengan Sultan Hamengku Buwono X yang menjadi ketua DPD Golkar DIY sejak 1982-1988, 1988-192 dan 1992-1998. “Kami siap menerima apa yang menjadi keputusan semua, dalam rangka memperbesar semangat kita tanpa harus merasa kecil. Karena kita adalah partai besar di Indonesia,” tandas Gandung.

Sebelum mengenalkan Singgih, Gandung lebih dulu menyapa Bahlil. Dia memohon agar Bahlil berdiri dari tempat duduknya. Riuh tepuk tangan kembali menggema.

Sama seperti Gandung, saat memberikan pengarahan, Bahli juga menyinggung nama Singgih. Saat jajaran DPP Partai Golkar yang hadir, dia  juga memperkenalkan Singgih. “Kenal Pak Singgih tidak bapak ibu semua,” tanya ketua umum partai yang juga menteri ESDM ini.

Bahlil melanjutkan soal pencalonan ketua DPD Partai Golkar DIJ. Dia menanyakan ke Singgih. “Sudah clear kan tadi malam, mungkin belum ini Pak Singgih,” sentilnya.

Setelah itu, Bahlil gantian mengungkapkan penilaiannya terhadap Gandung. Dia mengaku mengenal Gandung sejak 11 tahun silam semasa masih menjabat bendahara DPD Partai Golkar Provinsi Papua.

Di mata Bahlil, Gandung merupakan aktor penggerak ketua Golkar di seluruh Indonesia. Bahkan dari dulu, ide dan usulan Gandung selalu diterima oleh Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie.

Dia sebenarnya punya niat untuk kembali mendukung Gandung menjadi ketua DPD Partai Golkar untuk masa jabatan empat periode. Sekalipun harus melanggar anggaran dasar partai, Bahlil siap melakukannya.

“Andaikan Pak Gandung dalam kondisi seperti lima tahun lalu, masih berdiri gagah di panggung ini, saya akan tetap usulkan beliau menjadi ketua DPD Partai Golkar DIY,” ucap Bahlil.

Namun rencana itu harus dipertimbangkan ulang setelah melihat kondisi kesehatan seniornya tersebut. Gandung cocok diposisikan di tempat yang terhormat. Hal tersebut demi kebaikan Partai Golkar DIY di masa depan.

“Tapi kita tahu semua, kita sayang senior kita, maka kita harus memberikan tempat yang jauh lebih terhormat,” tandas mantan aktivis HMI ini.

Bahlil juga menyinggung kehadiran Gubernur DIY Hamengku Buwono X. Di mata Bahlil, Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat itu juga tokoh senior partainya. Maklum, HB X juga pernah menjadi ketua Golkar DIY semasa belum menjadi partai selama tiga periode berturut-turut dari 1982-1998.

Jabatan itu diemban sejak HB X belum bertakhta sebagai sultan. Sejak masih bernama dengan gelar KGPH Mangkubumi dan belum menjadi gubernur DIY. “Ketua DPD Golkar DIY tetap Ngarsa Dalem, dan yang lain hanya penggantinya,” ucap Bahlil.

Mengawali sambutan, HB X menyebut kehadirannya di tengah Musda XI Partai Golkar DIY itu seperti reuni.

Nostalgia dengan masa lalu. Namun kebersamaannya dengan partai beringin itu tak bisa berlanjut. Setelah  lahirnya UU No. 13 Tahun 2012 tentang Keistmewaan DIY, dia tak lagi lagi menjadi anggota maupun pengurus partai politik.

“Konsekuensinya harus mengembalikan NKG (Nomor Keanggotaan Golkar, Red),” ucapnya. {}