Transformasi Hijau Industri Batik, Menperin Agus Gumiwang Targetkan Pasar Global dan Gen Z

Berita GolkarKementerian Perindustrian (Kemenperin) mengakselerasi transformasi di industri batik yang mengedepankan prinsip keberlanjutan (sustainability), seiring meningkatnya kesadaran pelestarian lingkungan dan tuntutan pasar global.

“Industri batik yang berkelanjutan merupakan bentuk kecintaan kita terhadap kekayaan budaya dan alam nusantara. Namun transformasi menuju industri berkelanjutan harus menyentuh segala sisi agar lebih efektif, karena itu kerja sama antarpihak sangat dibutuhkan,” kata Dirjen IKMA Kemenperin Reni Yanita di Jakarta, Senin (11/8/2025), dikutip dari Antara.

Dikatakan Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), salah satu penerapan prinsip keberlanjutan pada industri batik yang diakselerasi yakni dalam hal produksi.

Menurut Reni, transformasi tersebut perlu didukung aspek regulasi atau kebijakan, penggunaan teknologi, standardisasi, pengurangan dampak lingkungan, serta dukungan konsumen dan masyarakat.

Kepala Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BBSPJI) Kerajinan dan Batik Kemenperin Jonni Afrizon menyampaikan pihaknya mengupayakan untuk memacu penerapan prinsip keberlanjutan di level industri kecil menengah (IKM) batik, terutama pada bahan baku dan bahan penolong.

Menurut dia, idealnya bahan yang digunakan dalam produksi batik bersifat alami, mudah terurai (biodegradable), dan menghindari bahan kimia berbahaya.

Jonni menyampaikan, penerapan bahan baku dan penolong tersebut sangat mungkin dilakukan di level IKM, karena didukung oleh sumber daya alam melimpah dari hutan Indonesia.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan nilai ekspor batik pada triwulan pertama tahun 2025 mencapai 7,63 juta dolar AS (sekitar Rp125 miliar).

“Industri batik kita menunjukkan sinyal positif. Berdasarkan data BPS, pada triwulan I 2025, nilai ekspor batik tercatat sebesar 7,63 juta dolar AS, naik 76,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” kata Menperin Agus dalam pembukaan Gelar Batik Nusantara (GBN) 2025 di Jakarta, Rabu (30/7/2025).

Selain pasar ekspor, Menperin mengatakan potensi besar juga ada di pasar dalam negeri, seiring dengan tren di kalangan generasi muda Indonesia yang menunjukkan bahwa batik kini digunakan tidak hanya untuk acara formal, tetapi juga sebagai bagian dari fesyen sehari-hari.

“Ini peluang emas yang harus kita tangkap bersama, dengan inovasi desain, pendekatan pemasaran yang segar dan kualitas produk yang konsisten,” ujar Agus. {}